Sukses

Bukit Asam Perkuat Efisiensi Demi Pertahankan Kinerja Positif

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memperkuat efisiensi di bidang operasi dan produksi dalam rangka mempertahankan kinerja positif.

Liputan6.com, Jakarta PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memperkuat efisiensi di bidang operasi dan produksi dalam rangka mempertahankan kinerja positif. Berbagai langkah telah dilakukan untuk membuat Bukit Asam semakin efektif.

Pada kuartal I 2024, realisasi rasio nisbah kupas (Stripping Ratio) terjaga pada tingkat 6,3x. Sebagai pembanding, rasio nisbah kupas pada periode yang sama tahun 2023 sebesar 7,1x. Perusahaan juga memangkas jarak angkut tanah dan batu bara, salah satunya dengan penggunaan conveyor.

PTBA mengoptimalkan peran anak usaha yang bergerak di sektor jasa penambangan, yaitu PT Satria Bahana Sarana (SBS).

Sepanjang Januari-Maret 2024, kontribusi PT SBS mencapai 1,5 juta ton atau 21 persen dari total produksi. Jumlah tersebut meningkat 29 persen secara tahunan.

"Upaya-upaya efisiensi ini menciptakan ruang untuk peningkatan profitabilitas, serta membuat perusahaan semakin agile dalam menghadapi berbagai tantangan industri pertambangan batu bara ke depan," kata Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk, Niko Chandra dikutip Jumat (28/6/2024).

Niko menambahkan, PTBA juga memiliki Program Eco Mechanized Mining alias mengganti peralatan pertambangan yang menggunakan bahan bakar fosil menjadi elektrik. Beberapa alat berbasis listrik yang telah digunakan PTBA, di antaranya 7 Ekskavator Listrik berjenis Shovel PC-3000, 40 Dump Truck sekelas 100 Ton hybrid (Diesel dan Listrik), dan 6 Pompa Tambang berbasis Listrik.

Dari Program Eco Mechanized Mining tersebut, perusahaan dapat menghemat menghemat penggunaan bahan bakar minyak (BBM) jenis diesel serta mereduksi emisi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Laporan Produksi Real Time

Selain itu, ada Program E-Mining Reporting System, yaitu sistem pelaporan produksi secara real time dan daring sehingga mampu meminimalkan pemantauan konvensional yang menggunakan bahan bakar.

Berkat upaya-upaya efisiensi ini, biaya tunai (cash cost) PTBA pada kuartal I 2024 turun sebesar 10 persen menjadi Rp 867 ribu per ton. Untuk pembanding, biaya tunai pada kuartal I 2023 sebesar Rp 965 ribu per ton.

"Perusahaan fokus dalam menjalankan praktik penambangan berkelanjutan, sesuai dengan visi perusahaan yaitu perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan. Kami optimistis dapat menjaga kinerja baik dan sejalan dengan target hingga akhir tahun 2024," tutup Niko.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini