Liputan6.com, Jakarta - PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Jumat, 28 Juni 2024 menyetujui untuk merombak jajaran direksi.
Direktur Lotte Chemical Titan, Calvin Wiryapranata mengungkapkan, agenda RUPST menyetujui pengunduran diri Jojok Hadrijanto dan digantikan oleh Rudi Repelita.
Baca Juga
"Mengenai pergantian direksi, betul pada RUPS hari ini, ada pergantian direksi yaitu bapak Rudi Repelita Direktur baru menggantikan bapak Jojok Hadrijanto, itu perubahan pengurus," kata Calvin pada Public Expose FPNI, Jumat (28/6/2024).
Advertisement
Adapun berikut jajaran komisaris dan direksi terbaru PT Lotte Chemical Titan Tbk:
Komisaris
Komisaris Utama: Park Hyun Chul
Komisaris Independen: Hendang Tanusdjaja
Direksi
Direktur Utama: Jang Seon Pyo
Direktur: Rudi Repelita
Direktur: Calvin Wiryapranata
Melansir situs Lotte Chemical Titan, Rudi Repelita meraih gelar Magister Manajemen Teknik, jurusan Manajemen Teknik Kimia dari Sekolah Manajemen IMNI di 2007-2010. Rudi sempat menjabat sebagai Manajer Produksi di Lotte Chemical Titan Nusantara pada 2013.
Kemudian posisinya meningkat sebagai General Manajer Produksi di Lotte Chemical Titan Nusantara pada 2017. Karirnya berlanjut sebagai Senior General Manajer Layanan dan Dukungan Lotte Chemical Titan Nusantara 2020. Sebelum akhirnya menjadi Direktur Manufaktur Lotte Chemical Titan Nusantara pada 2024.
Pada penutupan perdagangan Jumat, 28 Juni 2024, harga saham FPNI naik 4,49 persen ke posisi Rp 163 per saham. Harga saham FPNI dibuka naik dua poin ke posisi Rp 158 per saham. Harga saham FPNI berada di level tertinggi Rp 163 dan terendah Rp 156 per saham. Total frekuensi perdagangan 55 kali dengan volume perdagangan 1.154 saham. Nilai transaksi Rp 18,4 juta.
Belanja Modal pada Kuartal I 2024
Sebelumnya, PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI), emiten Petrokimia anggarkan dana belanja modal atau Capital Expenditure (Capex) pada 2024 sebanyak USD 9 juta atau setara Rp 147,5 miliar (asumsi kurs Rp 16.389 per dolar AS).
Direktur Lotte Chemical Titan, Calvin Wiryapranata menjelaskan realisasi belanja modal hingga kuartal pertama 2024 sebesar 30 persen dari total Capex USD 9 juta. Adapun untuk penggunaan Capex, perseroan menggunakan untuk melakukan turnaround atau peremajaan fasilitas pabrik.
"Capex estimasi USD 9 juta, total sebagian atau sekitar USD 4 juta terkait turnaround. Sedangkan Capex normal sebesar USD 5 juta. Estimasi ini tentu saja bergeser, sedangkan kuartal satu 2024 sudah spend sekitar 30 persen dari total USD 9 juta,” kata Calvin pada Public Expose FPNI, Jumat (28/6/2024).
Pada kesempatan yang sama, Calvin mengungkapkan kinerja perseroan sepanjang 2023 mengalami penurunan. Pendapatan pada 2023 tercatat sebesar 376,2 juta menurun 21 persen dibandingkan 2022 sebesar USD 473,9 juta.
Calvin menyebut penurunan ini disebabkan oleh volume penjualan dan harga rata-rata penjualan untuk produk yang diproduksi sendiri mengalami penurunan selama 2023, masing-masing sebesar 5,7 persen dan 15,8 persen.
Advertisement
Dampak Rupiah Melemah
Sedangkan untuk laba usaha mengalami penurunan sebesar 325 persen pada 2023 dibandingkan 2022. Perseroan mencatatkan kerugian USD 5,2 juta dibandingkan 2022 yang mencapai laba USD 2,3 juta.
"Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan signifikan rata-rata margin spread antara harga jual polyethylene (PE) dan bahan baku utama sebesar USD 22 per metrik ton,” jelas Calvin.
Selain itu Calvin menambahkan penyebab lainnya adalah adanya penurunan permintaan akibat perlambatan ekonomi global disertai inflasi yang tinggi menyebabkan pasar PE tertekan. Adapun, pelemahan rupiah juga turut mempengaruhi kinerja perseroan.
"Pelemahan rupiah pasti ada pengaruh ke kita karena penjualan kita mayoritas domestik kita menerima pembayaran Rupiah, sedangkan kita bayar bahan baku dengan USD itu menekan kita punya keuangan jadi kita tetap hati-hati mengatur kondisi risiko perubahan kurs ini,” pungkasnya.
Pasar Petrokimia Masih Lesu
Sebelumnya, emiten Petrokimia, PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) mengungkapkan kondisi pasar Petrokimia masih lesu yang mendorong kinerja perseroan mengalami penurunan sepanjang 2023.
Direktur anak perusahaan, Robin menuturkan, lesunya pasar Petrokimia disebabkan oleh ekonomi global yang saat ini masih lesu yang membuat produk Petrokimia salah satu komoditi yang terimbas karena ekonomi global.
"Ini juga karena mahalnya harga minyak bumi. Dibandingkan ketika 3-4 tahun lalu ketika harga minyak bumi masih di sekitar level USD 40 per barel. Ini membuat berat untuk industri,” kata Robin pada Public Expose FPNI, Jumat (28/6/2024).
Robin menambahkan, harga minyak naik disebabkan oleh perang antara Rusia dan Ukraina yang di mana berdampak pada pasokan rantai karena Rusia salah satu suplier minyak. Harga minyak yang masih mahal ini, menurut Robin mempersulit pemulihan secara global.
"Karena ekonomi susah, negara barat juga susah, negara timur yang menjadi suplier barang jadinya juga susah. Kondisi ini tidak akan kembali normal dalam waktu dekat,” jelas Robin.
Strategi Perseroan
Akibat lesunya kondisi pasar Petrokimia ini, Robin menjelaskan ada beberapa strategi perseroan yaitu mulai dari efisiensi dari segala lini bisnis dan mengoptimalkan volume penjualan. Selain itu, strategi pemilihan produk juga menjadi salah satu strategi perseroan.
"Pada dasarnya strategi kita harus melihat kondisi pasar karena produk kita ada beberapa dan kondisinya pasar masing-masing berbeda. Misal produk grade a pasarnya sedang bagus, produk grade b tidak bagus, jadi saat itu kita tentukan mana yang akan kita produksi banyak dan mana yang dibatasi. Kita melihat mana margin yang lebih bagus, maka kita produksi lebih banyak,” pungkasnya.
Advertisement