Liputan6.com, Jakarta - Pemilihan parlemen Prancis telah mengguncang investor karena premi risiko negara tersebut meningkat. Namun menurut analis di Citi, ada dua kemungkinan skenario yang masih belum diperhitungkan oleh pasar, dan dapat berdampak pada saham-saham di kawasan Eropa.
"Model kami menunjukkan bahwa pasar sedang mempertimbangkan sesuatu antara hasil yang baik dan kemacetan… tidak sepenuhnya, namun mungkin kita hanya perlu beberapa poin persentase untuk bisa memperkirakan kemacetan secara penuh," kata Beata Manthey, kepala strategi ekuitas global Citi,
"Namun, pasar tidak memperhitungkan mayoritas sayap kanan atau sayap kiri," lanjutnya.
Advertisement
Rencana pajak dan belanja dari partai sayap kanan Prancis, Rassemblement National (RN, atau National Rally) dan koalisi sayap kiri Nouveau Front Populaire (NFP, atau New Popular Front) menjadi penyebab utama kekhawatiran atas volatilitas pasar obligasi di masa depan.
Beberapa ekonom telah memperingatkan bahwa jika salah satu partai tersebut berhasil meraih mayoritas dan dengan cepat mewujudkan sebagian besar proposal mereka, hal ini dapat mengarah pada krisis utang.
Citi melakukan analisis skenario terhadap berbagai hasil pemilihan parlemen Prancis dan dampaknya bagi indeks pasar saham CAC 40, juga berdasarkan potensi pergerakan selisih antara imbal hasil obligasi Perancis dan Jerman, yang mencapai level tertinggi dalam 12 tahun.
"Hasilnya masih belum jelas, kami hanya melakukan pemungutan suara pada putaran pertama pemilu. Jadi kita akan tahu lebih banyak pada Minggu malam," beber Manthey.
"Mari kita letakkan pengumuman pemilu dalam konteks positioning investor. Eropa telah menjadi pasar yang sangat populer, memiliki kinerja yang lebih baik, investor internasional telah beralih dari AS ke Eropa, posisi telah melebar atau net long, terutama pada bank-bank Eropa. Dan hal itu sekarang sudah berubah menjadi netral, tapi tidak negatif," ungkapnya.
Ekuitas Paling Rentan
Saham-saham Eropa diperdagangkan mendekati diskon 40% terhadap saham AS, sebuah kesenjangan yang sangat besar dibandingkan dengan rata-rata historis sekitar 15% hingga 20%, katanya.
"Tetapi valuasi memerlukan pemicu. Meningkatnya risiko politik bukan menjadi pemicu, itu yang saya khawatirkan. Model kami menunjukkan saat ini, harganya cukup sesuai dengan ekspektasi para analis mengenai fundamentalnya," lanjutnya.
"Kita telah menurunkan peringkat Eropa, meningkatkan peringkat AS, karena meningkatnya risiko politik. Di Eropa, di pasar negara maju, ekuitas cenderung menjadi yang paling rentan terhadap perubahan ini," beber Manthey.
Jika hasil pemilu Perancis "sangat tidak bersahabat dengan pasar… pasar di Eropa cukup berkorelasi. Jadi jika CAC terjual secara substansial, maka akan terjadi dampak limpahan di tempat lain juga," ungkap Manthey.
Advertisement