Liputan6.com, Jakarta - Mantan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Zein Mahmud mengaku akan tetap mengakumulasi saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), meski berpotensi masuk papan pemantauan khusus (PPK).
Hasan mengakui, saham GOTO makin tertekan. Pada penutupan perdagangan Rabu, 3 Juli 2024, harga saham GOTO stagnan di posisi Rp 50 per saham.
Baca Juga
Harga saham GOTO berada di level tertinggi dan terendah Rp 50 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.255 kali dengan volume perdagangan 5.431.981 saham. Nilai transaksi Rp 26,8 miliar.
Advertisement
"Saham GOTO makin tertekan. Kolom kanan makin tebal. Volume transaksi makin tipis. Kalau trend berlanjut, terbuka peluang saham "kebanggaan banyak orang" ini dikerangkeng BEI ke penjara Papan Pemantauan Khusus (PPK)," tulis dia, seperti dikutip Rabu (3/7/2024).
Hasan menambahkan, kalau GOTO ada deretan nama besar dalam daftar pemegang sahamnya, yakni ada Subco dan Taobao.
Selain itu, ada nama besar lain yang disebutkan Hasan antara lain INA, ADIA, Astra, Telkomsel. Ia mengatakan, boleh jadi tergabung dalam Masyarakat non warkat. Selain itu, ia mengatakan, dalam susunan pengurus seperti Komisaris ada nama Agus Martowardojo dan John Prasetyo.
"Komando pengelola di pegang oleh "visioner bisnis cemerlang" Sugito Waluyo. Pertaruhan reputasi?," kata dia.
Hasan mengatakan, sebagai investor, kalau ada pertanyaan yang paling relevan tetap yakni apakah GOTO sebagai Perusahaan akan mampu bertahan eksesis atau akan hilang dari peredaran?
"Jawabannya puluhan kali saya ulang dalam celoteh: hanya perusahaan yang mampu menghasilkan laba secara wajar dari operasi yang wajar yang mampu bertahan," tutur Hasan.
Hasan melihat secara fundamental GOTO saat ini jauh lebih kuat. “Segmen e-commerce yang boros dan boncos sudah bisa ditransformasi menjadi penyumbang laba bersih. Dibayar dengan harga kehilangan pengendalian,” tutur dia.
Bakal Beli Saham GOTO
Segmen Service on Demand (SOD), menurut Hasan, menghadapi persaingan yang tidak setajam e-commerce. Ia mengatakan, di samping peluang ekspansi yang masih sangat lebar. GOTO memang tak memiliki dukungan pendanaan sehebat Grab yang ditopang oleh Sea grup.
"Kalah jauh dalam nilai kapitalisasi dibandingkan Grab yang tercatat di NASDAQ. Tapi saya tidak melihat alasan GOTO tidak mampu bersaing dalam memperebutkan pasar di kandang sendiri. Indonesia - begitu luasnya - merupakan lahan paling menraik untuk bisnis SOD di ASEAN,” ujar dia.
Penurunan harga, menurut Hasan, semata faktor teknis. Alibaba (Taobao) telah menjual sebagian porsi nya lebih dari 16 miliar saham. GT Subco juga menjual hampir 100 juta saham. Ia mengatakan, sebagian founders - terutama yang berasal dari Tokopedia telah pergi dan menjual pemilikannya.
"Cadangan ESOP yang ada dalam GPF - masih sekitar 64 miliar saham - terus mengguyur pasar dengan harga Rp 2. Tanpa kehadiran pembeli besar, butuh waktu lama agar perimbangan permintaan dan penawaran kembali ke titik ekuilibrium,” ujar dia.
Melihat hal itu, Hasan mengatakan akan membeli saham GOTO setiap minggu jika harga masih Rp 50 atau lebih rendah. Ia menilai, aksi tersebut sebagai menabung saham.
“Karena itu, saya akan menyisihkan jatah angkringan saya untuk membeli 100 lot GOTO setiap minggu bila harganya masih di gocap atau lebih rendah. Nabung saham! Uji akurasi penerawangan hingga akhir 2024. Cuan? Urusan kesekian,” ujar dia.
Advertisement
Transaksi Saham GOTO Sentuh Rp 6 Triliun di Pasar Negosiasi, Begini Penjelasan Manajemen
Sebelumnya, manajemen PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) memberikan tanggapan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) mengenai transaksi saham GOTO di pasar negosiasi sebesar 14,10 miliar saham atau 1,17 persen dari saham tercatat. Nilai transaksi itu mencapai Rp 6,06 triliun pada 27 Juni 2024.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (1/7/2024), manajemen GOTO menyebutkan berdasarkan penelusuran dan informasi yang diperoleh oleh Perseroan dari Biro Administrasi Efek (BAE) Perseroan yakni PT Datindo Entrycom, transaksi saham GOTO di pasar negosiasi sejumlah 14.109.719.208 saham atau 1,17 persen dari listed share (1.201.409.662.836 saham) senilai Rp 6,06 triliun dilakukan oleh salah satu pemegang saham Perseroan.
Adapun pemegang saham itu yang bukan merupakan pemegang saham yang memiliki saham Perseroan paling sedikit lima persen dari modal disetor dan ditempatkan di dalam Perseroan.
Merujuk pada ketentuan Peraturan OJK Nomor 11/POJK.04/2017 tentang laporan kepemilikan atau setiap perubahan kepemilikan saham perusahaan terbuka, pemegang saham tersebut tidak memiliki kewajiban untuk melakukan atas perubahan kepemilikannya sehingga tidak ada kewajiban memberikan laporan atas transaksi saham GOTO.
“Sejauh pengetahuan Perseroan, transaksi saham GOTO tersebut dilakukan oleh pemegang saham terkait berdasarkan suatu perjanjian historis untuk mengalihkan saham GOTO yang dimilikinya ke pihak lain dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya,” demikian dikutip.
Perseroan menyatakan tidak memiliki informasi lebih lanjut atas tujuan dari transaksi saham GOTO itu. “Sejauh pemahaman Perseroan, setiap pemegang saham Perseroan memiliki kebebasan untuk menentukan dan mengambil keputusan atas investasi mereka,”
Selain itu, Perseroan menyatakan, transaksi GOTO itu tidak terkait dengan Perseroan dan pemegang saham pengendali Perseroan atau pemegang saham seri B Perseroan.
Transaksi Saham GOTO Sentuh Rp 6,1 Triliun di Pasar Negosiasi
Sebelumnya, transaksi harian saham signifikan pada perdagangan Kamis (27/6/2024). Hal ini seiring ada crossing saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) di pasar negosiasi dengan harga premium.
Mengutip data RTI, harga saham GOTO naik 158 persen ke posisi Rp 129 per saham di pasar negosiasi. Harga saham GOTO berada di level tertinggi dan terendah Rp 2 per saham. Nilai transaksi mencapai Rp 6,1 triliun dengan frekuensi perdagangan 88 kali. Total volume perdagangan saham GOTO mencapai 141.097.150 saham.
Sementara itu, di pasar regular, harga saham GOTO stagnan di posisi Rp 50 per saham. Total frekuensi perdagangan 8.577 kali dengan volume perdagangan 149.766.352 saham. Nilai transaksi harian Rp 6,1 triliun.
Di sisi lain, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melambung 0,90 persen pada perdagangan Kamis pekan ini. IHSG menyentuh posisi 6.967,95. IHSG sempat sentuh level tertinggi 6.968,13 dan level terendah 6.915,83.
Sebanyak 306 saham menguat sehingga angkat IHSG. 239 saham melemah dan 239 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 677.574 kali dengan volume perdagangan 24,3 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 15,1 triliun.
Mayoritas sektor saham menghijau. Sektor saham keuangan naik 1,14 persen, dan pimpin penguatan sektor saham. Sektor saham energi mendaki 0,39 persen, sektor saham basic menguat 0,29 persen dan sektor saham nonsiklikal menanjak 0,38 persem.
Selain itu, sektor saham siklikal bertambah 1,06 persen, sektor saham kesehatan naik 0,88 persen. Selanjutnya sektor saham properti melesat 0,06 persen, sektor saham teknologi mendaki 0,92 persen dan sektor saham infrastruktur menguat 0,58 persen. Di sisi lain, sektor saham industri melemah 0,06 persen dan sektor saham transportasi susut 0,02 persen.
Advertisement