Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 2,7% pada pekan pertama Juli 2024, seiring angka inflasi yang masih rendah dan cadangan devisa yang meningkat.
Selain itu, nilai tukar rupiah yang menguat terbatas di Rp16.300 per dolar AS. Ini membuat optimisme investor terhadap kondisi dalam negeri meningkat.
Baca Juga
Menurut Tim Analis Bareksa, sentimen dari global juga cenderung stabil dan tidak berpotensi menimbulkan risiko baru, sehingga investor asing mulai kembali masuk ke pasar saham Indonesia.
Advertisement
Investor masih dapat mengakumulasi saham-saham berkapitalisasi besar (big caps) antara lain PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).
Berikut rekomendasi trading saham dikutip dari riset Bareksa, Senin (8/7/2024):
1.PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI): Buy on Weakness
Harga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) pada Jumat, 5 Juli 2024 ditutup turun 10 poin atau 0,21% ke Rp4.700. Tim Analis Bareksa melihat BBNI melanjutkan tren kenaikan jangka pendek sejak pertengahan bulan Juni dan berpotensi ke target terdekat di Rp4.900.
Rekomendasi buy on weakness saham BBNI dari Tim Analis Bareksa dengan kisaran beli di Rp4.600 dan Rp4.700. Kemudian, target harga di kisaran Rp4.800 dan Rp4.900, sementara stop loss di Rp4.480.
2.PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS): Buy on Weakness
Harga saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) pada Jumat, 5 Juli 2024 ditutup tidak berubah di Rp2.490. Tim Analis Bareksa melihat BRIS tengah menguji level MA 15 dan MA 60 yang berpotensi menunjukkan death cross atau potensi penurunan sementara (pullback).
Â
Â
Saham TLKM
BRIS masih menjadi salah satu saham yang paling banyak dibeli investor asing dari Juni, sehingga jika terjadi pullback, Tim Analis Bareksa merekomendasikan buy on weakness dengan kisaran masuk Rp2.420 dan Rp2.490. Target harga di Rp2.570 hingga Rp2.620, sementara stop loss di Rp2.350.
3.PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM): Buy on Weakness
Harga saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) pada Jumat, 5 Juli 2024 ditutup naik 60 poin atau 2,03% ke Rp3.020.
Tim Analis Bareksa melihat saham TLKM kembali menguji level support MA15, dan jika bertahan di area level saat ini dapat mempertimbangkan buy on weakness.
Kisaran beli saham TLKM di Rp2.950 dan Rp3.020. Target harga saham TLKM di Rp3.090 dan Rp3.140, sementara stop loss di Rp2.860.
Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Kinerja Perdagangan Saham pada 1-5 Juli 2024
Sebelumnya, data perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 1-5 Juli 2024 ditutup bervariasi. Hal ini ditunjukkan dari kinerja IHSG dan kapitalisasi pasar.
Melansir data Bursa, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan sebesar 2,69% pekan ini, menjadi pada level 7.253,372 dari 7.063,577 pada penutupan pekan lalu. Frekuensi transaksi selama sepekan, yaitu sebesar 24,44% menjadi 947 ribu kali transaksi dari 761 ribu kali transaksi pada penutupan pekan lalu.
Peningkatan turut terjadi pada kapitalisasi pasar Bursa sepekan ini, yaitu sebesar 2,8% menjadi Rp 12.431 triliun dari Rp 12.092 triliun.
Dari sisi rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini mengalami perubahan 18,79%, menjadi 15,55 miliar lembar saham dari 19,147 miliar lembar saham pada pekan lalu. Rata-rata nilai transaksi harian Bursa pekan ini mengalami perubahan sebesar 34,09% menjadi Rp 10,65 triliun dari Rp 16,16 triliun pada pekan lalu.
Pergerakan investor asing per Jumat, 5 Juli 2024, mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 558,44 miliar. Investor asing beli saham Rp 2,6 triliun pada 1-5 Juli 2024. Sepanjang 2024, investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 5,092 triliun.
Pencatatan Obligasi
Selama sepekan terdapat pencatatan saham, serta beberapa obligasi dan sukuk di BEI. Pada Rabu, 3 Juli 2024, perdagangan BEI dibuka dalam rangka pencatatan perdana saham PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk (SPRE) di papan akselerasi BEI. SPRE merupakan perusahaan tercatat ke-26 yang tercatat di BEI pada 2024.
Pada hari yang sama, obligasi berkelanjutan V WOM Finance Tahap I Tahun 2024 oleh PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk dan Obligasi Berkelanjutan IV MNC Kapital Indonesia Tahap II Tahun 2024 oleh PT MNC Kapital Indonesia Tbk mulai dicatatkan di BEI. Nilai keduanya masing-masing adalah Rp 1 triliun dan Rp 399 miliar. Hasil pemeringkatan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) untuk obligasi ini adalah idAA+ (Double A Plus) dan idBBB+ (Triple B Plus).
Menutup pekan ini, perdagangan BEI pada Jumat, 5 Juli 2024, diwarnai sejumlah pencatatan. Antara lain, pencatatan saham PT Cipta Perdana Lancar Tbk (PART) PART yang tercatat di papan pengembangan BEI, merupakan perusahaan tercatat ke-27 di BEI pada 2024.
Â
Advertisement
Pencatatan Obligasi Lainnya
Bersamaan dengan itu, dilakukan pencatatan perdana Obligasi I Integrasi Jaringan Ekosistem Tahun 2024 oleh PT Integrasi Jaringan Ekosistem. Obligasi tersebut mulai dicatatkan di BEI dengan nilai sebesar Rp 600 miliar. Hasil pemeringkatan PEFINDO untuk obligasi ini adalah idA- (Single A Minus).
Selain itu pada hari yang sama, terdapat pula pencatatan Obligasi Berkelanjutan I Dayamitra Telekomunikasi Tahap I Tahun 2024 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Dayamitra Telekomunikasi Tahap I Tahun 2024 oleh PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. Obligasi dan sukuk ini dicatatkan dengan nilai masing-masing sebesar Rp 240,26 miliar dan Rp 10,02 miliar. Hasil pemeringkatan PEFINDO atas obligasi dan sukuk ini adalah idA (Triple A) dan idA (Triple A) Syariah.Â
Terdapat pula pencatatan Obligasi Berkelanjutan IV Lautan Luas Tahap I Tahun 2024 oleh PT Lautan Luas di BEI pada hari yang sama. Obligasi yang dicatatkan senilai Rp 285,5 miliar.