Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memprediksi saham perusahaan menunjukkan tren yang positif. Meski diakui kalau investor asing masih dalam keadaan wait and see.
Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar mengungkapkan ada tekanan di pasar modal. Namun, dia meyakini saham BBNI masih memiliki prospek yang cukup baik.
Baca Juga
"Equity market juga mengalami preasure, saham BNI masih tertekan tapi kami yakin masih cukup baik prospeknya," ujar Royke dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (8/7/2024).
Advertisement
"Jadi kalau kita lihat tahun ini terjadi net outflow investor asing di pasar saham Indonesia, LQ45 turunnya 6,1 persen, lebih spesifik lagi indeks keuangan juga turun 3,7 persen," sambungnya.
Royke mencatat, investor asing masih menunggu kepastian pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Termasuk kebijakan ekonomi yang nantinya akan dijalankan.
"Investor asing menggarisbawahi kekhawatiran mereka terhadap pelemahan kurs rupiah. Selain itu juga mereka juga mengambil sikap wait and see menunggu susunan pemerintahan baru dan juga kebijakan ekonomi," jelasnya.
Dia mengatakan, di tengah keadaan tekanan pasar saham, BBNI masih mengalami peningkatan 1,9 persen dari tahun lalu. Menurutnya, ini menunjukkan sinyal positif dari investor.
"Jadi di tengah tekanan jual di bursa, saham BNI masih mampu dibanding tahun lalu masih tumbuh 1,9 persen. Hal ini menunjukkan apresiasi investor dan transformasi BNI berhasil memperbaiki return on equity melalui perbaikan kualitas kredit dan akhirnya memungkinkan BNI terus meningkatkan dividen kepada pemegang saham," paparnya.
Investor Makin Kuat
Lebih lanjut, Royke menerangkan, kenaikan saham BBNI lebih tinggi dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dengan begitu, bisa diartikan investor tetap meyakini pada kinerja saham BNI.
"Selain kenaikan harga saham yang lebih baik dibanding bursa, kami juga menggaris bawahi struktur kepemilikan saham publik yang terdiversifikasi dengan basis investor global yang semakin kuat," ucapnya.
"Saham BBNI tergolong liquid, rata-rata transaksi year to date sebesar Rp 335 miliar, naik 26 persen dibanding rata-rata tahun lalu," imbuh Royke.
Atas kinerja saham BBNI, dia mengatakan kedepannya salah satu bank pelat merah ini juga membuktikan posisinya diantara para investor global.
"Dengan tren kinerja yang semakin solid dan berkelanjutan serta kondisi permodalan yang sehat maka kami memiliki aspirasi bukan hanya untuk menjadi mitra strategis pemerintah dan agent of development tapi juga salah satu pilihan investasi bagi investor dalam negeri maupun luar negeri," pungkasnya.
Advertisement