Sukses

IPO ISEA Oversubscribed 12,9 Kali, Emiten Incar Kolam Udang Baru

ISEA memiliki anak usaha yakni PT Indokom Samudra Persada (ISP), aset strategis yang memiliki 96 kolam budidaya dengan jumlah kolam yang aktif beroperasi masih sebanyak 32 kolam.

Liputan6.com, Jakarta - PT Indo American Seafoods Tbk (ISEA) menerbitkan 290 juta saham baru di harga Rp 250 per saham dalam penawaran umum perdana pada Senin (8/7/2024). Produsen dan eksportir produk olahan udang ini akan menggunakan total perolehan dana IPO Rp 72,5 miliar untuk modal kerja.

Antusiasme investor terhadap saham Indo American Seafoods ini cukup tinggi, dengan oversubscription atau kelebihan permintaan sebanyak 12,9 kali. Direktur PT KB Valbury Sekuritas Benjamin S Notodihardjo yang mewakili Penjamin Pelaksana Emisi Efek menyatakan, oversubscription dalam IPO ISEA membuktikan minat investor terhadap perusahaan eksportir makanan masih cukup tinggi.

"Kehadiran emiten ISEA di pasar modal semakin menambah pilihan investor untuk memilih saham perusahaan dengan potensi besar ke depannya. Apalagi, ISEA diuntungkan dengan kondisi nilai tukar dolar yang menguat saat ini karena pendapatan usaha perseroan 98,5 persen berasal dari segmen ekspor sementara biaya operasional dalam mata uang rupiah," kata Benjamin, Senin (8/7/2024).

Direktur Utama ISEA, Ibnu Syena Alfitra menyampaikan apresiasi kepada investor baik institusi maupun ritel dan publik yang telah memberikan dukungan sepanjang proses IPO. Listing ini merupakan langkah strategis perseroan untuk menjamin ketersediaan bahan baku dengan meningkatkan kapasitas produksi kolam yang masih underutilized.

ISEA memiliki anak usaha yakni PT Indokom Samudra Persada (ISP), aset strategis yang memiliki 96 kolam budidaya dengan jumlah kolam yang aktif beroperasi masih sebanyak 32 kolam.

"Manajemen menargetkan ISEA dapat meningkatkan kapasitas produksi sebesar 90 persen atau menjadi sekitar 86 kolam yang aktif beroperasi pada akhir tahun 2024. Harapannya, peningkatan ini akan berkontribusi dalam mendukung Pemerintah Indonesia mencapai target produksi 2 juta ton ekspor udang di 2024," ungkapnya.

 

2 dari 3 halaman

Bukti Kepercayaan Investor

Sementara Direktur Keuangan ISEA Ibnu Surya Ramadhan menjelaskan, berdasarkan kinerja tahun 2023, valuasi saham ISEA dalam hal ini PER masih berada di bawah rata-rata industri. Ia optimistis oversubscription IPO yang mencapai 12,9 kali menunjukkan kepercayaan investor terhadap ISEA ke depannya.

Berbekal dana segar yang diperoleh dari IPO, ke depannya, valuasi saham ISEA akan semakin menarik seiring peningkatan utilisasi kapasitas produksi. Sekaligus meningkatkan efisiensi biaya operasional dengan volume produksi udang Vannamei yang lebih besar.

"Pada tahun 2024 ini, kami menargetkan untuk membukukan pendapatan usaha tumbuh 2 kali lipat dibandingkan periode tahun lalu menjadi Rp 398,6 miliar dan menargetkan laba sebesar Rp 27,1 miliar pada akhir tahun 2024. Berbekal peningkatan utilisasi kapasitas produksi tahun ini dan diputuskannya kebijakan AS terkait countervailing duty (CVD) sejak Februari 2024, kami masih optimistis untuk mencapai target tersebut pada tahun ini," urainya.

"Dana IPO Perseroan akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja Perseroan seperti pembelian bahan baku (90 persen), biaya penjualan dan pemasaran (5 persen), biaya perawatan dan utilitas (4,85 persen), serta biaya keperluan kantor (0,15 persen)," pungkas Surya.

 

3 dari 3 halaman

3 Saham Emiten Pendatang Baru di BEI Kompak Menghijau hingga 34%

Usai melaksanakan pencatatan saham perdana (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (8/7/2024), tiga emiten baru yakni PT Superior Prima Sukses Tbk, PT Indo American Seafoods Tbk, dan PT Intra Golflink Resorts Tbk kompak menghijau di atas 15 persen. 

PT Superior Prima Sukses Tbk (BLES) jadi perusahaan tercatat ke-28 di BEI. Usai menetapkan harga penawaran Rp 183 per saham, harga saham BLES langsung meroket hingga 34,43 persen menjadi Rp 246. 

Kenaikan juga diikuti emiten ke-29 yakni PT Indo American Seafood Tbk (ISEA), yang melesat 16 persen pada posisi harga Rp 290 dari harga saham perdana yang ditawarkan Rp 250. 

Sementara PT Intra GolfLink Resorts Tbk (GOLF) selaku emiten ke-30 tahun ini alami lonjakan hingga 29 persen di awal perdagangan. Naik dari harga perdana saham Rp 200 menjadi Rp 258.

Adapun PT Superior Prima Sukses Tbk sebagai perusahaan tercatat ke-28 mencatatkan saham di papan utama dengan jumlah mencapai 8,89 miliar saham. Terdiri dari saham pendiri sebesar 7,44 miliar saham, penawaran umum kepada masyarakat atau initial public offering (IPO) sebesar 1,44 miliar saham dan program alokasi saham pegawai sebesar 1,4 juta saham.