Liputan6.com, Jakarta - PT XL Axiata Tbk (EXCL) bersama Axiata Enterprise Sdn Bhd (AE) telah mengakuisisi 100% saham Axiata Global Services Pte Ltd (AGS). Akuisisi tersebut bertujuan memperkuat layanan internasional XL Axiata.
Dalam keterbukaan informasi di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Sabtu (13/7/2024), Corporate Secretary EXCL, Ranty Astari Rachman mengatakan bahwa pihaknya bersama dengan Axiata Enterprise Sdn Bhd (AE) telah menandatangani Sale and Purchase Agreement sehubungan dengan transaksi jual beli saham Axiata Global Services Pte Ltd (AGS).
Baca Juga
"Perseroan melakukan pembelian 100.000 lembar saham atau 100% saham AGS dengan nilai transaksi USD 1," tulisnya dalam keterbukaan informasi di BEI.
Advertisement
Disampaikannya, transaksi ini akan memberikan dampak positif bagi perseroan karena memungkinkannya untuk sepenuhnya dapat memonetisasi aset yang dimiliki dengan melakukan transaksi langsung dengan pelanggan global.
"(Juga) dapat menjadi penyedia layanan telekomunikasi internasional yang membawa kemampuan digital global ke dalam Perseroan dan memanfaatkan kemampuan Perseroan dan grup Perseroan mendapatkan pasar internasional.
Selain itu, perseroan juga akan mendapatkan kesempatan besar dalam menargetkan pasar telekomunikasi lintas batas negara, ungkapnya.
Pada Juni 2024, para pemegang saham operator seluler Smartfren dan XL Axiata dikabarkan tengah menjajaki kemungkinan konsolidasi melalui penandatanganan kesepakatan pada pertengahan Mei lalu.
Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys mengungkapkan, merger antara dua operator adalah proses yang panjang. Namun sejauh ini, para pemegang saham kedua perusahaan telah menandatangani MoU atau kesepahaman tentang penjajakan.
"Mereka para share holder sepakat untuk melakukan penjajakan menuju konsolidasi atau penggabungan," Merza menjelaskan, ketika ditemui usai konferensi pers Smartfren Run 2024 di Jakarta, 7 Juni 2024.
Proses Due Dilligence
Due dilligence sendiri merujuk pada proses investigasi menyeluruh dan mendalam yang dilakukan perusahaan atau pihak terkait untuk menilai dan verifikasi berbagai aspek dari perusahaan yang akan digabungkan.
Merza menekankan, saat ini proses due dilligence berlangsung dan belum ada satu kesimpulan apa pun.
"Proses sedang berjalan, mari kita tunggu hingga para pemegang saham menyatakan, 'ok due dilligence-nya sudah siap, sudah cukup' masing-masing kemudian bertemu lagi untuk melakukan perundingan-perundingan lebih lanjut," katanya, memberikan penjelasan.
Advertisement
Berharap Proses Due Dilligence Berlangsung Singkat
Menurutnya, saat ini belum ada informasi tentang bagaimana nanti struktur saat kedua perusahaan bergabung, mana pemegang saham mayoritas, dan lain-lain.
"Belum sampai saat itu. Due dilligence dilakukan di level share-holder, kami belum ada informasi lebih lanjut. Kami berharap mudah-mudahan due dilligence lancar dan selesai dalam waktu sesingkat-singkatnya," ujar Merza.