Sukses

Donald Trump Ditembak, Bursa Berjangka AS Stabil

Bursa berjangka Amerika Serikat (AS) cenderung mendatar usai penembakan mantan Presiden AS Donald Trump.

Liputan6.com, Jakarta - Saham berjangka Amerika Serikat (AS) tidak bergerak setelah upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden AS Donald Trump menandakan ketenangan di pasar seiring Trump selamat dari insiden tersebut.

Mengutip CNN, Senin (15/7/2024), indeks Dow Jones berjangka naik 65 poin atau 0,2 persen. Indeks S&P 500 berjangka menguat tipis 0,1 persen dan indeks Nasdaq stagnan.

Pada Sabtu,  13 Juli 2024 waktu setempat mantan Presiden AS Donald Trump tersebut ditembak di telinganya saat kampanya di Butler, Pennsylvania yang menurut FBI adalah upaya pembunuhan. Ia baik-baik saja setelah penembakan. Menurut pihak berwenang, penembaknya tewas, serta satu orang yang hadir, dan dua penonton terluka parah.

Presiden AS Joe Biden mengatakan, dia berbicara dengan Donald Trump setelah penembakan itu dan mengecam kekerasan tersebut dalam sambutannya tidak lama kemudian.

The Republican National Convention atau Konvensi Nasional Partai Republik dimulai pada Senin, 15 Juli 2024 di Milwaukee. Partai Republik akan resmi mencalonkan Trump sebagai kandidat presiden dari Partai Republik untuk pemilihan presiden pada 2024. Trump juga akan mengumumkan pasangannya pada konvensi tersebut.

Adapun pasar mendambakan stabilitas dan upaya pembunuhan terhadap calon presiden mungkin akan menimbulkan kekacauan. Namun, Donald Trump nampaknya berhasil lolos sehingga akan batasi koreksi. Donald Trump pun tetap menjadi kandidat terdepan untuk menjadi presiden berikutnya.

Kemenangan Trump pada November kemungkinan besar didorong dari harapan perluasan pemangkasan pajak dan kenaikan tarif. Dalam debat presiden bulan lalu yang diselenggarakan CNN, ia menegaskan kembali keinginannya untuk mengenakan tarif 10 persen pada semua impor yang mungkin akan meningkatkan inflasi dan menimbulkan keraguan terhadap penurunan suku bunga.

Riset Morgan Stanley memperkirakan perluasan pemangkasan pajak pada 2017 akan meningkatkan defisit secara tajam sehingga membuat dolar AS yang sudah diperdagangkan tinggi menjadi lebih tinggi lagi. Namun, hal ini dapat memperburuk krisis inflasi  AS yang sudah mulai menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Pada awal pekan ini juga rilis laporan keuangan antara lain Goldman Sachs dan BlackRock.

2 dari 5 halaman

Bursa Saham Asia pada 15 Juli 2024

Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar melemah pada perdagangan Senin, 15 Juli 2024 seiring data Produk Domestik Bruto (PDB) China tidak sesuai harapan.

Sementara itu, investor juga menilai dampak upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden AS Donald Trump yang reli akhir pekan lalu. Demikian dikutip dari CNBC.

Presiden Quantum Strategy David Roche menuturkan, Trump  akan memenangkan kursi kepresidenan dengan kemungkinan peningkatan kemenangan Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Senat.

Pada Senin, Biro Statistik China juga mengumumkan ekonomi China tumbuh 4,7 persen pada kuartal II. Pertumbuhan ekonomi ini meleset dari harapan perkiraan ekspansi sebesar 5,1 persen berdasarkan jajak pendapat Reuters dan lebih rendah dari kenaikan 5,3 persen yang terlihat pada kuartal I.

Penjualan ritel China pada Juni juga lebih rendah dari perkiraan, tumbuh 2 persen YoY dibandingkan harapan sebesar 3,3 persen dari ekonom yang disurvei oleh Reuters. Penjualan naik 3,7 persen pada Mei 2024.

Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 1,22 persen dipimpin saham konsumen nonsiklikal dan real estate. Sedangkan indeks CSI300 mendatar setelah data ekonomi dirilis lebih buruk dari perkiraan.

Sementara itu,pimpinan China akan berkumpul pada pekan ini untuk menghadiri pertemuan yang dikenal sebagai Pleno Ketiga. Analis perkirakan pertemuan itu akan fokus pada tingkat utang pemerintah daerah yang tinggi dan manufaktur dibandingkan real estate.

Indeks Kospi di Korea Selatan naik 0,14 persen menjadi 2.860,92. Indeks Kosdaq bertambah 0,3 persen menjadi 852,88. Indeks ASX 200 menyentuh level tertinggi dan menguat 0,73 persen ke posisi 8.017,6.

3 dari 5 halaman

Donald Trump Ditembak, Begini Respons Pasar AS

Sebelumnya, mantan Presiden AS Donald Trump ditembak ketika sedang melakukan kampanye di Pennsylvania, Amerika Serikat.

Adanya insiden tersebut, membuat para pedagang bergegas mencari aset-aset yang aman dan mengevaluasi kembali perdagangan yang paling terkait dengan pencalonan mantan Presiden Donald Trump setelah ia tertembak.

“Tidak diragukan lagi akan ada arus proteksionisme atau safe haven di Asia. Saya menduga emas bisa mencapai titik tertinggi sepanjang masa, kita akan melihat yen dibeli dan dolar, dan mengalir ke Treasury juga," kata Kepala analis pasar di ATFX Global Markets Nick Twidale, dikutip dari Bloomberg, Minggu (14/7/2024)

Namun, komentar awal pasar menunjukkan bahwa penembakan tersebut akan meningkatkan peluang Trump untuk memenangkan pemilu, yang akan mengalihkan fokus ke sekuritas yang paling terkena dampak kebijakannya dan pada akhirnya mungkin berdampak negatif bagi Departemen Keuangan.

Twidale menjelaskan, aset yang terkait dengan perdagangan Trump berkisar dari dolar, Treasury, hingga saham di penjara swasta, perusahaan kartu kredit, dan perusahaan asuransi kesehatan.

 

4 dari 5 halaman

Investor Melihat Kebijakan Partai Republik

Investor melihat kebijakan Partai Republik mengenai tarif, imigrasi, dan defisit akan menghasilkan dolar yang lebih kuat, imbal hasil obligasi yang lebih tinggi, dan lingkungan yang lebih menguntungkan bagi sektor ekuitas tersebut.

Para pedagang juga akan mencermati ukuran-ukuran pasar mengenai perkiraan volatilitas pada hari Senin (15/7) seperti yang terjadi pada yuan Tiongkok yang sensitif terhadap tarif, yang mulai memperhitungkan keputusan AS.

Trump mengatakan dia ditembak di telinga kanannya setelah tembakan terjadi di rapat umum politiknya di Butler, Pennsylvania. Tim kampanyenya mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia “baik-baik saja” setelah insiden yang membuatnya bergegas turun dari panggung. Salah satu peserta kampanye tersebut ditembak dan meninggal, dan penembaknya dibunuh oleh Dinas Rahasia AS.

5 dari 5 halaman

Terjadi Gejolak

Para ahli strategi telah memperkirakan akan terjadi gejolak dalam pemilu bulan November ini, salah satunya karena Partai Demokrat masih khawatir mengenai pencalonan Presiden Joe Biden setelah pidato debatnya bulan lalu.

"Investor juga bergulat dengan kemungkinan bahwa pemilu tersebut akan berakhir dengan perselisihan yang berkepanjangan atau kekerasan politik," ujarnya.

Namun hanya ada sedikit preseden untuk peristiwa seperti di Pennsylvania. Ketika Presiden Ronald Reagan ditembak empat dekade lalu, pasar saham merosot sebelum ditutup lebih awal.

Keesokan harinya, 31 Maret 1981, S&P 500 naik lebih dari 1% dan benchmark imbal hasil Treasury 10-tahun turun 9 basis poin menjadi 13,13%, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Selain itu, Kepala strategi BCA Research Inc Marko Papic, mengatakan investor obligasi harus memberi perhatian khusus, karena serangan ini kemungkinan akan meningkatkan peluang Trump terpilih.

“Saya pikir pasar obligasi pada suatu saat harus menyadari peluang Presiden Trump yang lebih besar untuk memenangkan Gedung Putih dibandingkan para pesaingnya. Dan saya terus percaya bahwa ketika peluangnya meningkat, kemungkinan terjadinya kerusuhan di pasar obligasi juga akan meningkat," ujar Papic.

Selanjutya, Analis pasar keuangan senior di Capital.com Kyle Rodda, mengatakan ia melihat klien mengalir ke Bitcoin dan emas setelah penembakan tersebut. Mata uang kripto ini meningkat setelah berita tersebut tersiar.

“Berita ini menandai titik perubahan dalam norma-norma politik Amerika dan daruratnya kekerasan politik yang lebih besar. Bagi pasar, ini berarti perdagangan di tempat yang aman, namun lebih condong ke tempat yang non-tradisional," pungkasnya.

 

Video Terkini