Sukses

Intip Gerak Saham TPIA Usai Setop Penerbitan Obligasi Rp 8 Triliun

Mengawali pekan ini, saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA)berada di zona hijau. Pada perdagangan Senin, 15 Juli 2024, saham TPIA naik 2,11 persen ke posisi 9700. TPIA dibuka pada posisi 9.500 dan bergerak pada rentang 9.475-9.825.

Liputan6.com, Jakarta Mengawali pekan ini, saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA)berada di zona hijau. Pada perdagangan Senin, 15 Juli 2024, saham TPIA naik 2,11 persen ke posisi 9700. TPIA dibuka pada posisi 9.500 dan bergerak pada rentang 9.475-9.825.

Melansir data RTI, frekuensi perdagangan saham TPIA tercatat sebanyak 9.010 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 27,9 juta lembar senilai RP 270,22 miliar. Dalam sepekan, harga saham TPIA naik 4,02 persen. Sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), saham TPIA naik 84,76 persen.

Sebelumnya, emiten terafiliasi Prajogo Pangestu,ini mengumumkan penghentian penerbitan penawaran umum obligasi berkelanjutan (PUB) IV. Direktur Chandra Asri Pacific Andre Khor Kah Hin menjelaskan, alasan diberhentikannya penawaran obligasi tersebut lantaran perseroan telah mengantongi dana lebih.

"Keputusan kami untuk tidak melanjutkan penerbitan PUB IV meskipun masih ada batas waktu sampai dengan tanggal 29 Juli 2024 dengan memperhatikan pertimbangan kelebihan dana daripada kebutuhan yang kami miliki, dukungan keuangan yang kuat dari berbagai sumber, dan juga kumpulan likuiditas yang kuat," kata Andre dalam keterbukaan informasi Bursa.

Informasi saja, Program Penawaran Umum Berkelanjutan IV Obligasi Perseroan disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan target pendanaan sebesar Rp 8 triliun selama 2022 hingga 2024.

Total realisasinya saat ini tercatat sebesar Rp 5,75 triliun. Adapun dana yang terkumpul dari penerbitan ini akan digunakan untuk mendanai modal kerja Chandra Asri Group seiring dengan pertumbuhan yang berkelanjutan guna memenuhi kebutuhan pasar domestik Indonesia.

2 dari 4 halaman

Emiten Prajogo Pangestu Chandra Asri Setop Penawaran Obligasi

Sebelumnya, emiten terafiliasi Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) memutuskan untuk menghentikan penerbitan penawaran umum obligasi berkelanjutan (PUB) IV.

Direktur Chandra Asri Pacific Andre Khor Kah Hin menjelaskan, alasan diberhentikannya penawaran obligasi tersebut lantaran Chandra Asri Pacifictelah mengantongi dana lebih.

"Keputusan kami untuk tidak melanjutkan penerbitan PUB IV meskipun masih ada batas waktu sampai dengan tanggal 29 Juli 2024 dengan memperhatikan pertimbangan kelebihan dana daripada kebutuhan yang kami miliki, dukungan keuangan yang kuat dari berbagai sumber, dan juga kumpulan likuiditas yang kuat," kata Andre dalam keterbukaan informasi Bursa, Jumat (12/7/2024).

Hingga saat ini, Chandra Asri Group telah berhasil mengeksekusi empat tahap pada Program Obligasi Berkelanjutan IV. Pada tahap I tahun 2022, ditutup dengan nilai Rp 2 triliun, diikuti oleh tahap II pada 2023 sebesar Rp 1,25 triliun. Lalu tahap III pada 2023 sebesar Rp 1 triliun, dan penerbitan tahap IV terbaru pada tahun ini sebesar Rp 1,5 triliun. Obligasi Tahap IV tahun 2024 tercatat kembali oversubscription.

Dalam tahap ini Perseroan menawarkan kupon berdenominasi Rupiah hingga 7,95% untuk seri A yang berjangka 3 tahun dengan total Rp 542,38 miliar. Lalu 8,25% untuk seri B selama 5 tahun senilai Rp 416,80 miliar. Serta 8,75% untuk seri C selama 7 tahun senilai Rp 540,82 miliar.

Program Penawaran Umum Berkelanjutan IV Obligasi Perseroan disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan target pendanaan sebesar Rp 8 triliun selama 2022 hingga 2024.

Total realisasinya saat ini tercatat sebesar Rp 5,75 triliun. Adapun dana yang terkumpul dari penerbitan ini akan digunakan untuk mendanai modal kerja Chandra Asri Group seiring dengan pertumbuhan yang berkelanjutan guna memenuhi kebutuhan pasar domestik Indonesia.

 

 

3 dari 4 halaman

Bareng Glencore, Chandra Asri Akuisisi Shell Energy and Chemicals Park Singapura

PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group) dan Glencore plc (Glencore) telah menandatangani Perjanjian Jual Beli dengan Shell Singapore Pte. Ltd (SSPL) untuk mengakuisisi seluruh kepemilikannya di Shell Energy and Chemicals Park Singapore (SECP).

Setelah melalui proses lelang yang kompetitif, CAPGC Pte. Ltd. (CAPGC), perusahaan patungan yang mayoritas dimiliki dan dioperasikan oleh Chandra Asri Group dan minoritas oleh Glencore melalui anak perusahaannya masing-masing, sepakat untuk mengakuisisi SECP yang terdiri dari kilang minyak mentah dengan kapasitas pemrosesan sebesar 237.000 barel per hari, ethylene cracker berkapasitas 1,1 juta metrik ton per tahun di Pulau Bukom dan aset kimia hilir di Pulau Jurong. 

Akuisisi ini merupakan keberhasilan dari strategi M&A terprogram kami untuk menjadi pemain kimia dan infrastruktur terkemuka di Kawasan ini, dan akan semakin memperkuat ketahanan bisnis kami," kata Presiden Direktur dan CEO Chandra Asri Group, Erwin Ciputra dalam keterangan tertulis, Rabu (8/5/2024).

 

4 dari 4 halaman

Integrasi Platform

"Integrasi platform energi dan bahan kimia baru di Pulau Bukom dan Jurong, Singapura, dengan kehadiran kami yang telah mapan di Cilegon, Indonesia, akan mendorong perluasan penawaran produk dan peningkatan layanan, sehingga memungkinkan kami menangkap peluang baru di pasar Asia Tenggara yang sedang berkembang. Kami senang dapat bermitra dengan Glencore, dan dengan penuh semangat menyambut talenta SECP untuk memperkaya kemampuan bersama kami, sebagai hasil akhir yang positif dari proses lelang yang sangat kompetitif," lanjut dia.

Managing Director Glencore Singapore, Quek Chin Thean mengatakan pihaknya menyambut baik akuisisi ini dan sangat yakin akan keberhasilan kemitraan usaha patungannya dengan Chandra Asri Group di CAPGC.

"SECP merupakan aset utama di Asia Tenggara, berlokasi secara unik dan strategis di Singapura yang merupakan pusat perdagangan energi terkemuka di Asia. Kompleks kilang dan bahan kimia yang terintegrasi merupakan operasi canggih yang dijalankan oleh tenaga kerja yang sangat berbakat serta profesional, dan memainkan peran penting dalam membuka peluang baru agar tetap kompetitif di tengah transisi energi, merencanakan pertumbuhan jangka panjang di masa depan, memperluas dan memperpanjang penawaran kami, serta memberikan nilai luar biasa bagi seluruh pemangku kepentingan kami," jelas dia.

Â