Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot pada perdagangan saham Selasa (16/7/2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah transaksi harian saham perdagangan di bawah Rp 10 triliun.
Mengutip data RTI, IHSG merosot 0,75 persen ke posisi 7.224,29. Indeks LQ45 terpangkas 0,88 persen ke posisi 904,54. Sebagian besar indeks saham acuan memerah.
Baca Juga
Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.294,79 dan terendah 7.213,28. Sebanyak 270 saham melemah sehingga menekan IHSG. 273 saham menguat. 247 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 965.896 saham. Total volume perdagangan 12 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.159.
Advertisement
Sektor saham bervariasi dengan sektor saham siklikal melonjak 1,62 persen. Sektor saham siklikal pimpin penguatan. Sektor saham energi mendaki 0,10 persen, sektor saham basic menanjak 0,65 persen, sektor saham teknologi bertambah 1,15 persen, sektor saham transportasi melesat 0,45 persen, dan sektor saham kesehatan berada di zona hijau.
Sementara itu, sektor saham industri melemah 0,18 persen, sektor saham nonsiklikal tergelincir 0,78 persen, sektor saham keuangan merosot 0,61 persen, sektor saham properti terpangkas 0,28 persen dan sektor saham infrastruktur melemah 0,74 persen.
Saham CUAN merosot 4,44 persen ke posisi Rp 8.600 per saham. Saham CUAN dibuka stagnan di posisi Rp 9.000 per saham. Saham CUAN berada di level tertinggi Rp 9.050 dan level terendah Rp 8.550 per saham. Total frekuensi perdagangan 8.010 kali dengan volume perdagangan 91.079 saham. Nilai transaksi Rp 79,7 miliar.
Saham BBRI susut 1,87 persen ke posisi Rp 4.730 per saham. Saham BBRI dibuka stagnan di posisi Rp 4.820 per saham. Harga saham BBRI berada di level tertinggi Rp 4.840 dan level terendah Rp 4.730 per saham. Total frekuensi perdagangan 46.174 kali dengan volume perdagangan 20.068.824 saham. Nilai transaksi Rp 958,9 miliar
Saham WSBP melonjak 10 persen ke posisi Rp 22 per saham. Saham WSBP dibuka naik dua poin ke posisi Rp 22 per saham. Harga saham WSBP berada di level tertinggi Rp 22 dan terendah Rp 22 per saham. Total frekuensi perdagangan 440 kali dengan volume perdagangan 568.351 saham. Nilai transaksi Rp 1,3 miliar.
Sentimen IHSG
Mengutip Antara, tim riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya menyebutkan, bursa Asia didominasi pelemahan karena para pelaku pasar sedang mempertimbangkan kemungkinan kemenangan Donald Trump pada pemilihan presiden di Amerika Serikat (AS).
“Hal tersebut menjadi pertimbangan para pelaku pasar mengingat Donald Trump memilih JD Vance sebagai calon wakil presidennya, dan perlu diketahui bahwa JD Vance termasuk individu yang ingin menyerang perekonomian China, sehingga inilah yang membebani sentimen terhadap China,” demikian dikutip.
Dengan demikian, bursa Asia terutama China melemah, ditambah beberapa rilis data perekonomian China juga menunjukkan pelemahan sehingga dapat menggagalkan target pertumbuhan perekonomian China yang sebesar 5 persen pada 2024.
Sejauh ini berdasarkan pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell kemarin, pembacaan inflasi AS selama kuartal II- 2024 menambah keyakinan inflasi telah kembali ke target The Fed yang sebesar 2 persen secara berkelanjutan. Besar kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed akan terjadi pada semester II- 2024, baik satu kali ataupun dua kali pemangkasan.
Advertisement
Top Gainers-Losers
Saham-saham LQ45 yang masuk top gainers antara lain:
Saham MAPI melonjak 5,62 persen
Saham ESSA melonjak 5,45 persen
Saham ACES melonjak 3,23 persen
Saham MDKA melonjak 3,02 persen
Saham INCO melonjak 2,98 persen
Saham-saham LQ45 yang masuk top losers antara lain:
Saham UNVR merosot 4,1 persen
Saham AMMN merosot 3,02 persen
Saham ASII merosot 2,01 persen
Saham TLKM merosot 1,90 persen
Saham BBRI merosot 1,87 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
Saham BBRI senilai Rp 903,6 miliar
Saham BMRI senilai Rp 410,1 miliar
Saham BBCA senilai Rp 370,6 miliar
Saham ASII senilai Rp 370,1 miliar
Saham BBNI senilai Rp 331,8 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
Saham BSBK tercatat 97.399 kali
Saham BBRI tercatat 46.172 kali
Saham ASII tercatat 27.440 kali
Saham SURI tercatat 22.159 kali
Saham PSAB tercatat 18.500 kali
Bursa Saham Asia Pasifik
Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Selasa pekan ini seiring investor menilai komentar dovish ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell. Hal ini terkait penurunan suku bunga yang membuat wall street kemarin.
Mengutip CNBC, Powell menuturkan,bank sentral tidak akan menunggu sampai inflasi mencapai 2 persen untuk memangkas suku bunga karena kebijakan the Federal Reserve berjalan dengan kelambatan yang Panjang dan bervariasi. “Jadi jika Anda menunggu sampai inflasi turun hingga 2 persen, Anda mungkin menunggu terlalu lama,” ujar dia.
Komentar Jerome Powell dikombinasikan dengan mantan Presiden AS Donald Trump yang selamat dari upaya penembakan akan menghasilkan keuntungan besar bagi Partai Republik dan kebijakan fiskal yang lebih bersahabat. Hal itu mendorong indeks Dow Jones menguat sentuh rekor.
Indeks CSI 300 menguat 0,63 persen ke posisi 3.498,28. Indeks Hang Seng di Hong Kong merosot 1,52 persen.
Perusahaan asuransi Ping An mencatat koreksi terbesar di bursa saham Hong Kong. Saham Ping An merosot lebih dari 5 persen seiring Perseroan membatalkan pembelian kembali saham A sebesar USD 102,6 juta. Selain itu, Perusahaan asuransi itu mengusulkan penerbitan obligasi konversi senilai USD 3,5 miliar yang jatuh tempo pada 2029.
Advertisement
Gerak Indeks Saham di Asia
Indeks Nifty 50 menguat 0,20 persen dan mencapai titik tertinggi sepanjang masa. Indeks Nikkei 225 di Jepang menguat 0,2 persen ke posisi 41.275,08. Indeks Topix bertambah 0,34 persen ke posisi 2.904,5. Saham TDK Corporation Jepang melonjak lebih dari 5,4 persen.
Indeks Kospi di Korea Selatan menguat 0,18 persen ke posisi 2.866,09. Indeks Kosdaq terpangkas 1,56 persen ke posisi 839,61.
Indeks ASX 200 di Australia tergelincir 0,23 persen ke posisi 7.999,3. Sementara itu, Temasek mengumumkan rencana investasi hingga USD 10 miliar di India selama tiga tahun di industry jasa keuangan dan kesehatan di India. Pada Maret, Perusahaan memiliki 7 persen investasi di negara di Asia Selatan.
Temasek yang memiliki 19 persen investasinya di China mengatakan, pihaknya terus mengambil sikal hati-hati karena ketegangan perdagangan.