Liputan6.com, Jakarta - PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) memperkirakan iklim investasi pada paruh kedua tahun ini tetap kondusif dan berpotensi memberikan peluang imbal hasil optimal bagi investor.
Hal itu disebabkan adanya komitmen kuat dari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia, termasuk saat masa transisi. Di antaranya seperti menjaga defisit anggaran tidak melebihi dari 2,7% dari PDB, serta tidak menerbitkan SBN baru, agar tidak menambah beban negara.
Baca Juga
Begitu pula pada penyusunan RAPBN 2025, pemerintahan saat ini telah berkonsultasi dengan tim ekonomi calon presiden baru. Sehingga kondisi keuangan negara tahun depan diperkirakan mampu mendukung sejumlah program strategis pemerintahan baru.
Advertisement
Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Investasi Aliyahdin Saugi, atau akrab disapa Adi mengatakan, pada 2024 ini ekonomi dunia dipengaruhi beberapa isu global. Di antaranya yang menjadi perhatian utama adalah perbedaan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang lambat menurun ditambah ketegangan geopolitik.
"Kondisi ekonomi global tersebut tentu mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia. Namun, struktur ekonomi Indonesia telah mengalami banyak perkembangan, pemilu yang baru saja dilangsungkan berjalan damai yang menunjukkan kekuatan demokrasi Indonesia," kata dia dikutip Sabtu (20/7/2024).
Di samping itu, Indonesia juga mencatatkan surplus perdagangan selama 50 bulan berturut-turut, pertumbuhan PDB kuartal pertama 2024 masih terjaga di atas 5%. Dari sisi kebijakan fiskal Indonesia mampu menggunakan anggaran secara disiplin dan dari sisi kebijakan moneter BI proaktif menjaga nilai tukar rupiah di tengah suku bunga AS yang masih tinggi.
"Mandiri Investasi percaya dengan mempertimbangkan aspek Environmental, Social and Governance atau ESG dalam penyusunan portofolio investasi, investor dapat berperan penting dalam keberlanjutan dunia serta memberikan manfaat return yang menarik bagi investor," ujar Adi.
Reksa Dana Mandiri ETF SRI-Kehati
Pada 18 Juli 2024, MMI juga meluncurkan produk baru Reksa Dana Mandiri ETF SRI-Kehati untuk menjadi tambahan pilihan investasi dengan memperhatikan faktor ESG. Direktur Jaringan dan Retail Banking Bank Mandiri, Aquarius Rudianto melihat optimisme masyarakat terhadap outlook pasar saham dan obligasi di Indonesia. Dia meyakini produk reksa dana dan kontrak pengelolaan dana dapat tumbuh berkesinambungan.
Salah satu indikatornya adalah jumlah investor reksa dana naik signifikan mencapai angka 11,9 juta, sekitar 60 persen nya adalah generasi muda. Karena itu Mandiri Group berkomitmen terus berinovasi dan berkolaborasi, dengan dimotori Mandiri Investasi sebagai perusahaan asset management yang memiliki pengalaman dan kompetensi.
"Mandiri group akan mendorong Mandiri Investasi untuk dapat tumbuh berkelanjutan, menjaga kualitas pengelolaan produk investasi sehingga dapat terus bersaing di level nasional maupun regional serta memberikan nilai tambah bagi investor, " kata Aquarius.
Advertisement
Sinyal IPO BUMN
Sebelumnya dalam acara Mandiri Investasi Market Outlook 2024, Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan Kementerian BUMN memiliki program jangka panjang untuk mendorong transformasi ekonomi di Indonesia seperti renewable energy dan hilirisasi tambang.
Kementerian BUMN telah menyiapkan roadmap jangka panjang yang memberikan arah bagi BUMN untuk dapat menjadi engine bagi transformasi ekonomi Indonesia sepuluh tahun ke depan yang berfokus pada beberapa sektor-sektor utama seperti sektor digital, ekonomi hijau, infrastruktur dan social inclusion.
Selain itu, Kartika juga menyampaikan bahwa dalam lima tahun ke depan, selain Mandiri, BRI, Telkom, dan Pertamina diharapkan akan ada BUMN lain yang juga dapat menjadi top company dunia. Sebagai contoh Pelindo Group, In Journey, dan MIND ID. Perusahaan-perusahaan dengan size menengah tersebut akan menjadi besar dan diharapkan suatu hari bisa melakukan IPO.
“Kita akan berfokus kepada BUMN yang punya significant size, kompetensi, serta future outlook yang baik untuk bisa dibawa ke capital market,” ujar Tiko.
Lebih lanjut, Tiko juga menyampaikan bahwa model investasi di BUMN tidak hanya melalui capital market tetapi juga melalui private deals dan bersama dengan INA, BUMN sedang membangun ekosistem investasi yang sifatnya private investments dengan global strategic investors.