Sukses

Wall Street Terbenam Setelah Aksi Ambil Untung hingga Gangguan IT Global

Wall street tertekan usai aksi ambil untung dari saham teknologi dan investor memindahkan ke saham kapitalisasi kecil.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan Jumat, 19 Juli 2024 yang ditandai dengan rotasi saham-saham perusahaan besar ke saham-saham perusahaan kecil.

Mengutip CNBC, Sabtu (20/7/2024), indeks S&P 500 merosot 0,71 persen ke posisi 5.505. Indeks Nasdaq tergelincir 0,81 persen ke posisi 17.726,94. Indeks Dow Jones melemah 377,49 poin atau 0,93 persen ke posisi 40.287,53.

Pergerakan wall street menandai penurunan lainnya secara keseluruhan. Indeks Russell 2000 merosot 0,63 persen. Namun, pergeseran ke arah-arah nama yang dipandang sebagai penerima manfaat lebih besar dari penurunan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) atau suku bunga bank sentral AS ke saham kapitalisasi kecil dinilai masih menjadi tema pekan ini.

Adapun selama sepekan, indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun 1,97 persen dan 3,65 persen menandai kerugian mingguan terbesar sejak April. Indeks Nasdaq juga hentikan kenaikan selama enam minggu berturut-turut. Di sisi lain, indeks Dow Jones bertambah 0,72 persen, sedangkan indeks Russell 2000 yang fokus pada saham kecil menguat 1,68 persen.

"Pasar saham sedang mengalami rotasi yang sudah lama tertunda. Investor merealisasikan keuntungan dari saham teknologi besar dan memiliki kinerja sangat baik dan memindahkannya ke area lain di pasar,” kata Chief Investment Officer GDS Wealth Management, Glen Smith.

Perbedaan tersebut telah mendorong para pendukung wall street, yang khawatir reli pasar menjadi terlalu bergantung pada segelintir saham teknologi besar. Sementara itu, meningkatnya optimisme terhadap penurunan suku bunga The Fed yang akan datang telah mendukung nama-nama perusahaan yang lebih kecil dan lebih berorientasi pada siklus.

Peralihan dari penerima manfaat kecerdasan buatan megacap dapat menjelaskan kinerja buruk Nasdaq minggu ini. Demikian pula, sektor teknologi informasi memimpin penurunan S&P 500 dengan penurunan 5,1%.

“Judul utama adalah 'harga ini turun' dengan beberapa momentum saham terpukul,” ujar Head of Technical and Macro Research Strategas, Chris Verrone.

Saham Crowdstrike anjlok 11,1% menyusul pemadaman teknologi informasi besar-besaran yang berdampak pada bisnis di seluruh dunia. Bursa Efek New York dan Nasdaq mengatakan perdagangan tampaknya tidak terpengaruh.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 19 Juli 2024

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik merosot pada Jumat, 19 Juli 2024 dan ikuti wall street. Hal seiring investor keluar dari saham teknologi dan mengambil keuntungan dari reli saham dalam beberapa pekan terakhir.

“Ada beberapa aksi ambil untung,” ujar Senior Portfolio Globalt Investments, Kevin Buchanan, seperti dikutip dari laman CNBC.

Di Asia, pelaku pasar mewaspadai perpindahan lanjutan dari sektor teknologi di wilayah tersebut setelah saham-saham terkait chip anjlok pada Kamis di Taiwan, Jepang dan Korea Selatan.

Inflasi di Jepang mencapai 2,8 persen pada Juni 2024, sedangkan inflasi inti yang tidak mencakup harga makanan segar naik menjadi 2,6 persen dari 2,5 persen. Namun, inflasi inti lebih rendah dari perkiraan 2,7 persen berdasarkan jajak pendapat ekonom dari Reuters.

Indeks Nikkei 225 di Jepang melemah 0,11 persen setelah rilis inflasi. Indeks Topix merosot 0,33 persen. Indeks Hang Seng di Hong Kong anjlok 1,46 persen, dan pimpin koreksi di Asia. Indeks CSI 300 merosot 0,57 persen.

Namun, saham chip China di Hang Seng melawan tren dan menguat. Saham Hua Hong Semiconductor naik 4,46 persen dan saham SMIC menguat 1,5 persen.

Indeks Kospi di Korea Selatan turun 1,35 persen. Indeks Kosdaq melemah 0,26 persen. Saham Samsung dan SK Hyinix masing-masing turun 2,07 persen dan 1,18 persen. Indeks ASX 200 di Australia terpangkas 1,15 persen.

3 dari 4 halaman

Wall Street Melambung Setelah Donald Trump Selamat dari Upaya Penembakan

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak melesat pada perdagangan Senin, 15 Juli 2024 setelah mantan presiden AS Donald Trump selamat dari upaya penembakan.

Investor menilai hal itu akan menguntungkan kandidat presiden dari Partai Republik dan Partai Republik pada pemilihan umum (pemilu) yang diselenggarakan November 2024. Kebijakan fiskal yang lebih ramah ke depan dipandang semakin memacu pasar bullish atau tren menguat yang mulai terbentuk pekan lalu. Sentimen itu juga mengangkat saham kapitalisasi kecil dan bank pada Senin pekan ini.

Mengutip CNBC, pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 210,82 poin atau 0,53 persen ke posisi 40.211,72. Indeks S&P 500 naik 0,28 persen menjadi 5.631,22. Indeks Nasdaq melesat 0,4 persen ke posisi 18.472,57.

"Kabar baiknya adalah mantan Presiden AS Donald Trump tidak terluka lebih dari telinga,” ujar Chief Investment Strategist CFRA Research Sam Stovall.

"Sebagai hasilnya, saya pikir pasar akan terus melanjutkan momentumnya,” ia menambahkan.

Adapun Konvensi Nasional Partai Republik dimulai Senin, 15 Juli 2024 di Milwaukee, Wisconsin dengan Trump unggul atas Presiden AS Joe Biden dalam jajak pendapat nasional.

 

 

4 dari 4 halaman

Gerak Saham

Saham Humana dan UnitedHealthGroup masing-masing naik. Perusahaan asuransi mendapatkan keuntungan dari tekanan biaya yang lebih sedikit yang berasal dari pemerintahan Partai Republik.

Sementara itu, indeks Russell 2000 naik 1,8 persen dan menyentuh level tertinggi sejak 2022 dan mencatat penguatan dalam empat hari berturut-turut. Goldman Sachs mengatakan, masa jabatan Trump kedua dapat membantu perusahaan-perusahaan kecil berkinerja lebih baik, setelah kemenangannya pada 2016.

Saham Goldman Sachs naik 2,6 persen setelah membukukan laba yang melebihi harapan analis. SPDR S&P Bank ETF dan SPDR S&P Regional Banking ETF masing-masing naik lebih dari 2 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini