Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat dan rawan koreksi pada perdagangan Senin (22/7/2024). IHSG akan menguji area koreksi di rentang 7.026-7.199.
IHSG melemah 0,36 persen ke posisi 7.294 disertai dengan munculnya volume penjualan pada perdagangan Jumat,19 Juli 2024.
Baca Juga
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama IHSG belum mampu break 7.354 sebagai resistance terdekatnya, saat ini posisi IHSG diperkirakan berada pada bagian awal dari wave 2 dari wave (3). Dengan demikian penguatan IHSG akan relatif pendek dan IHSG rawan koreksi kembali. “Adapun area koreksi IHSG diperkirakan menguji ke rentang 7.026-7.199,” tutur dia.
Advertisement
Herditya menuturkan, IHSG akan berada di level support 7.215,7.176 dan level resistance 7.374,7.396 pada perdagangan Senin pekan ini.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan level resistance 7.220-7.360 pada Senin pekan ini.
Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat melakukan koreksi untuk menguji support garis moving average (MA)5 harian dengan volume rendah. Ia mengatakan, selama di atas garis MA5, IHSG berpeluang untuk kembali rebound dan melanjutkan fase bullish-nya.
“Namun, jika kembali breakdown support garis MA5 maka berpeluang untuk kembali melakukan koreksi dan menguji support garis MA200,” kata dia.
Ia mengatakan, range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 7.200-7.400.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Wafi memilih saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), dan PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI).
Sedangkan Herditya memilih saham PT Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI), PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) - Spec Buy
Saham ROTI bergerak flat ke 1.010 dan masih didominasi oleh volume pembelian, pergerakan ROTI pun masih mampu berada di atas MA20. Herditya menuturkan, saat ini, posisi ROTI diperkirakan berada pada bagian dari wave (b) dari wave [a] dari wave 2.
Spec Buy: 970-1.000
Target Price: 1.025, 1.060
Stoploss: below 960
2.PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) - Buy on Weakness
Saham SMDR terkoreksi 2,56% ke 380 disertai dengan munculnya volume penjualan. "Posisi SMDR saat ini diperkirakan berada pada bagian dari wave [iv] dari wave A dari wave (B), sehingga SMDR masih rawan melanjutkan koreksinya," kata dia.
Buy on Weakness: 348-378
Target Price: 402, 418
Stoploss: below 342
3.PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) - Buy on Weakness
Saham UNVR bergerak flat ke 2.800 disertai dengan munculnya volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi UNVR sedang berada pada bagian akhir dari wave [y] dari wave 2, sehingga koreksi UNVR akan relatif terbatas dan berpeluang menguat," tutur dia.
Buy on Weakness: 2.730-2.800
Target Price: 2.980, 3.260
Stoploss: below 2.700
4.PT Wintermas Offshore Marine Tbk (WINS) - Buy on Weakness
Saham WINS bergerak flat ke 525 dan masih didominasi oleh volume pembelian. "Saat ini, posisi WINS diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave (b) dari wave [iii] dari wave C, sehingga WINS rawan terkoreksi terlebih dahulu," kata Herditya.
Buy on Weakness: 498-525
Target Price: 550, 585
Stoploss: below 470
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Penutupan IHSG pada 19 Juli 2024
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di zona merah pada perdagangan saham Jumat (19/7/2024). Mayoritas sektor saham memerah kecuali sektor saham kesehatan melonjak 0,72 persen.
Mengutip data RTI, IHSG melemah 0,36 persen ke posisi 7.294,49. Indeks LQ45 tergelincir 0,35 persen ke posisi 919,52. Sebagian besar indeks saham acuan melemah.
Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.321,07 dan level terendah 7.249,81. Sebanyak 225 saham menghijau sehingga tahan penurunan IHSG. 320 saham merosot dan 247 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.011.199 kali dengan volume perdagangan 14,6 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 9,5 triliun. Investor asing beli saham Rp 86,17 miliar. Sepanjang 2024, aksi jual saham oleh investor asing mencapai Rp 2,77 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.185.
Mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham kesehatan naik 0,72 persen. Sementara itu, sektor saham energi terpangkas 0,08 persen, sektor saham basic merosot 1,37 persen, dan sektor saham tersebut catat penurunan terbesar.
Selanjutnya sektor saham industri melemah 0,40 persen, sektor saham nonsiklikal tergelincir 0,24 persen, sektor saham siklikal turun 0,16 persen, sektor saham keuangan terpangkas 0,32 persen. Selain itu, sektor saham properti susut 0,10 persen, sektor saham teknologi merosot 0,93 persen, sektor saham infrastruktur melemah 0,48 persen dan sektor saham transportasi tergelincir 0,60 persen.
Apa Saja Sentimen IHSG?
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa regional Asia bergerak melemah mengikuti tren pelemahan di bursa global.
"Sentimen terbaru datang dari Amerika Serikat (AS), di mana negara tersebut sedang mempertimbangkan pembatasan yang lebih ketat pada ekspor chip ke China," demikian seperti dikutip dari Antara.
Dari Jepang, inflasi inti meningkat dari sebelumnya 2,5 persen menjadi 2,6 persen pada Juni 2024, yang menjadi pertanda buruk, baik bagi Bank of Japan (BoJ) untuk dapat menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakan suku bunga yang akan berlangsung pada 30 Juli - 31 Juli 2024.
Para pelaku pasar juga menanti rincian lebih lanjut dari Konferensi Pers Pleno Ketiga China, khususnya mengenai arah kebijakan untuk lima tahun ke depan. Selama pertemuan tingkat tinggi, Presiden Xi Jinping menekankan pentingnya memanfaatkan potensi pasar dengan mencabut pembatasan dan menerapkan peraturan yang efektif untuk menjaga kestabilan pasar.
Dari dalam negeri, pasar cenderung "wait and see" setelah pelantikan Wakil Menteri yang dilakukan Presiden Joko Widodo. “Pasar tampaknya memiliki pandangan bahwa ini merupakan signal ketidakberlanjutan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan di periode mendatang,” Pelantikan itu, dinilai sebagai upaya untuk melakukan proses sinkronisasi dan persiapan transisi kepemimpinan terkait APBN.
Advertisement