Liputan6.com, Jakarta - PT Hanjaya Mandala (HM) Sampoerna Tbk (HMSP) atau HM Sampoerna mengumumkan kinerja paruh pertama tahun ini yang berakhir pada 30 Juni 2024.
Pada periode tersebut, perseroan berhasil mencatatkan kenaikan dari sisi penjualan. Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (24/7/2024), penjualan bersih HMSP pada semester I 2024 tercatat sebesar Rp 57,82 triliun. Pendapatan itu naik 2,96 persen dibanding penjualan pada semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp 56,15 triliun.
Baca Juga
Namun, seiring kenaikan penjualan, beban pokok penjualan ikut naik menjadi Rp 49,13 triliun dibandingkan beban pokok penjualan pada semester I 2023 yang sebesar Rp 46,91 triliun. Alhasil laba kotor perseroan tergerus menjadi Rp 8,69 triliun dari Rp 9,24 triliun pada semester I 2023.
Advertisement
Pada semester I 2024, perseroan membukukan beban penjualan sebesar Rp 3,48 triliun, beban umum dan administrasi Rp 1,5 triliun, penghasilan keuangan Rp 361,85 miliar, dan biaya keuangan Rp 20,3 miliar. Bersamaan dengan itu, bagian atas hasil bersih entitas asosiasi tercatat sebesar Rp 3,7 miliar, penghasilan lain-lain Rp 218,95 miliar, dan beban lain-lain Rp 46,53 miliar.
Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk per 30 Juni 2024 sebesar Rp 3,32 triliun. Laba itu turun 11,55 persen dibandingkan laba semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp 3,75 triliun.
Aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2024 tercatat sebesar Rp 51,02 triliun, turun dari Rp 55,32 triliun pada posisi akhir tahun lalu. Liabilitas sampai dengan akhir Juni 2024 naik menjadi RP 25,92 triliun dari Rp 25,45 triliun pada Desember 2023. Sementara ekuitas sampai dengan 30 Juni 2024 turun menjadi RP 25,1 triliun dari posisi akhir tahun lalu yang masih sebesar Rp 29,87 triliun.
Pada penutupan perdagangan Rabu, 24 Juli 2024, saham HMSP merosot 5,52 persen ke posisi Rp 685 per saham. Saham HMSP dibuka naik 20 poin ke posisi Rp 745 per saham. Harga saham HMSP berada di level tertinggi Rp 745 dan level terendah Rp 675 per saham. Total frekuensi perdagangan 8.698 kali dengan volume perdagangan 1.150.203 saham. Nilai transaksi Rp 80,3 miliar.
Kuartal I 2024
Sebelumnya, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mengumumkan kinerja kuartal I 2024 yang berakhir pada 31 Maret 2024. Pada periode tersebut, HM Sampoerna berhasil membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (26/4/2024), perseroan membukukan penjualan Rp 29,1 triliun pad kuartal I 2024. Penjualan itu naik 7,94 persen dibandingkan penjualan pada kuartal I 2023 yang tercatat sebesar Rp 26,97 triliun.
Seiring dengan kenaikan penjualan, beban pokok penjualan pada kuartal I 2024 naik menjadi Rp 24,35 triliun dibandingkan Rp 22,11 triliun pada kuartal I 2023. Sehingga perseroan laba kotor perseroan turun menjadi Rp 4,76 triliun dibandingkan Rp 4,86 triliun pada kuartal I 2023.
Pada periode ini, perseroan membukukan beban penjualan RP 1,5 triliun, beban umum dan administrasi Rp 689,74 miliar, penghasilan keuangan RP 191,64 miliar, dan biaya keuangan Rp 10,44 miliar.
Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan bagian atas hasil bersih entitas asosiasi sebesar RP 1,87 miliar, penghasilan lain-lain Rp 133,66 miliar, dan beban lain-lain Rp 18,38 miliar.
Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,25 triliun pada kuartal I 2024. Laba itu naik 4,03 persen dibandingkan laba pada kuartal I 2023 yang tercatat sebesar Rp 2,16 triliun.
Aset perseroan sampai dengan 31 Maret 2024 naik menjadi Rp 55,8 triliun dari Rp 55,32 triliun pada akhir tahun lalu. Liabilitas pada kuartal I 2024 turun menjadi Rp 23,66 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 25,45 triliun. Sementara ekuitas hingga 31 Maret 2024 naik menjadi Rp 32,14 triliun dari RP 29,87 triliun pada Desember 2023.
Advertisement
HM Sampoerna Tebar Dividen Rp 69,3 per Saham
Sebelumnya, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) akan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2023 sebesar Rp 8,06 triliun.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (26/4/2024), Dividen yang dibagikan itu setara Rp 69,3 per saham. Keputusan pembagian dividen 2023 ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa, 23 April 2024.
BPerseroan membagikan dividen tersebut mempertimbangkan laporan keuangan hingga akhir 2023. Pada periode tersebut emiten rokok berkode HMSP ini mencatat laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 8,09 triliun. Kemudian saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 8,07 triliun dan total ekuitas sebesar Rp 29,86 triliun.
Berikut jadwal pembagian dividen:
- Tanggal efektif pada 6 Mei 2024
- Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 2 Mei 2024
- Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 3 Mei 2024
- Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 6 Mei 2024
- Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 7 Mei 2024
- Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai pada 6 Mei 2024
- Tanggal pembayaran dividen pada 17 Mei 2024Â
Laba HM Sampoerna Naik 28% pada 2023
Sebelumnya, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) mengumumkan kinerja tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (16/3/2024), penjualan perseroan pada 2023 tercatat sebesar Rp 115,98 triliun. Penjualan itu naik 4,29 persen dari Rp 111,21 triliun yang dicatatkan pada 2022.
Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan pada 2023 naik menjadi Rp 96,65 triliun dari Rp 94,05 triliun pada 2022. Meski begitu, HM Sampoerna dapat membukukan laba kotor Rp 19,33 triliun pada 2023 atau naik 2,76 persen dari raihan pada 20232 yang sebesar Rp 17,16 triliun. Sepanjang 2023, perseroan membukukan beban penjualan Rp 7,52 triliun, beban umum dan administrasi Rp 2,85 triliun, dan penghasilan keuangan Rp 740,38 miliar.
Pada periode yang sama, perseroan membukukan biaya keuangan Rp 41,75 miliar, bagian atas hasil bersih entitas asosiasi Rp 4,93 miliar, penghasilan lain-lain Rp 674,34 miliar, dan beban lain-lain Rp 30,77 miliar.
Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2023 sebesar Rp 8,1 triliun. Laba itu naik 28,04 persen dari laba yang dicatatkan pada 2022 sebesar Rp 6,32 triliun. Laba per saham dasar ikut naik menjadi Rp 70 dari sebelumnya Rp 54 per saham.
Aset perseroan sampai dengan akhir Desember 2023 naik menjadi Rp 55,32 triliun dari Rp 54,79 triliun pada 2022. Liabilitas turun menjadi Rp 25,45 triliun dari Rp 26,62 triliun pada 2022. Sementara ekuitas sampai dengan Desember 2023 naik menjadi Rp 29,87 triliun dari Rp 28,17 triliun pada 2022.Â
Â
Advertisement