Sukses

Wall Street Ditutup Perkasa, Dow Jones Melonjak 650 Poin

Pergerakan bursa saham AS Wall Street pada hari Jumat berasal dari kombinasi sentimen oversold, laporan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan pada hari Kamis, dan pandangan bahwa Bank Sentral AS akan mulai memangkas suku bunga karena ketahanan ekonomi.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham di Amerika Serikat (AS) atau Wall Street melonjak pada penutupan perdagangan Jumat. Wall Street mempu menutup pekan yang penuh gejolak tersebut dengan catatan positif karena investor mempertimbangkan data inflasi yang baru.

Mengutip CNBC, Sabtu (27/7/2024), indeks saham Dow Jones Industrial Average (DJIA) reli 654,27 poin atau 1,64% dan ditutup pada 40.589,34. Indeks S&P 500 naik 1,11% hingga ditutup pada 5.459,10, sementara Nasdaq Composite naik 1,03% hingga ditutup pada 17.357,88.

Analis CFRA Research Sam Stovall menjelaskan, pergerakan saham pada hari Jumat berasal dari kombinasi sentimen oversold, laporan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan pada hari Kamis, dan pandangan bahwa Bank Sentral AS akan mulai memangkas suku bunga karena ketahanan ekonomi.

“Laporan PCE yang jinak hari ini membantu menenangkan pasar,” tambahnya.

“Dengan kemunduran ini, rotasi hebat terus berlanjut dan keluasan terus berada di pihak kita,” kata dia.

Investor melanjutkan aksi dengan memborong saham-saham berkapitalisasi kecil dengan indeks Russell 2000 naik 1,67%. Saham industri dan material naik, mengangkat sektor S&P masing-masing sekitar 1,7%.

Saham 3M meroket 23%, memimpin sektor industri ke atas. Saham tersebut mencatat hari terbaiknya setidaknya sejak 1972.

Beberapa perusahaan nama teknologi yang telah berjuang di tengah aksi jual minggu ini naik, dengan Microsoft dan Amazon masing-masing naik lebih dari 1%. Meta Platforms naik hampir 3%. Sektor teknologi informasi S&P melonjak sekitar 1%.

Wall Street juga menilai indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi bulan Juni, pembacaan inflasi yang disukai oleh para pembuat kebijakan bank sentral. Secara bulanan, PCE utama naik 0,1% dan 2,5% dari tahun lalu. Itu sejalan dengan perkiraan dari para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones.

2 dari 3 halaman

IHSG Melemah 0,09% pada 22-26 Juli 2024

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan 22-26 Juli 2024. Pergerakan IHSG dipengaruhi sejumlah faktor baik global dan dalam negeri.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (27/7/2024), IHSG melemah 0,09 persen ke posisi 7.288,16 dari pekan lalu 7.294,49. Sementara itu, kapitalisasi pasar bursa naik tipis 0,04 persen menjadi Rp 12.362 triliun dari pekan lalu Rp 12.358 triliun.

Rata-rata nilai transaksi harian anjlok 11,41 persen menjadi Rp 8,5 triliun dari Rp 9,6 triliun pada pekan lalu. Transaksi frekuensi harian bursa selama sepekan juga terpangkas 0,92 persen menjadi 993 ribu kali dari pekan lalu 1 juta kali transaksi.  

Di sisi lain, rata-rata volume transaksi harian menguat 9 persen menjadi 17,97 miliar saham dari 16,48 miliar saham pada penutupan pekan lalu. Investor asing melakukan aksi beli saham Rp 320,75 miliar selama sepekan. Namun, sepanjang 2024, investor asing menjual saham Rp 2,46 triliun.

Mayoritas sektor saham selama sepekan beragam. Ada enam sektor saham yang tertekan antara lain sektor saham basic materials merosot 1,29 persen, sektor saham konsumer nonsiklikal susut 1,2 persen, sektor saham konsumer siklikal terpangkas 0,39 persen, sektor saham keuangan turun 0,31 persen. Kemudian sektor saham properti dan real estate terpangkas 0,96 persen, sektor saham infrastruktur merosot 0,55 persen.

Sementara itu, sektor saham energi naik 0,23 persen, sektor saham industri bertambah 0,86 persen, sektor saham perawatan kesehatan naik tipis 0,19 persen. Selain itu, sektor saham teknologi menguat 2,44 persen dan sektor saham transportasi dan logistic melesat 1,56 persen.

3 dari 3 halaman

Kata Analis

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya menuturkan, IHSG melemah dipengaruhi sejumlah faktor. Pertama, rilis data suku bunga China turun ke 3,35 persen dari sebelumnya 3,45 persen. Kedua, pergerakan nilai tukar rupiah yang cenderung melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Ketiga, pergerakan, harga komoditas yang rata-rata terkoreksi,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Sabtu pekan ini.

Pada pekan depan, Herditya menuturkan, IHSG akan bergerak menguat terbatas dengan level support dan resistance di 7.207 dan 7.354.

IHSG akan dipengaruhi sejumlah hal antara lain rilis data kinerja emiten, rilis data pekerjaan dan non farming payrolls (NFP) Amerika Serikat serta Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting. Selanjutnya, rilis data manufaktur China, data inflasi China, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) serta harga komoditas dunia.