Sukses

Laba Produsen Rokok Ini Turun 11,55% karena Tarif Cukai Naik

Bos PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) menekankan pentingnya kebijakan cukai yang berimbang berdasarkan profil risiko untuk mendukung inovasi di industri hasil tembakau.

Liputan6.com, Jakarta - PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) telah mengumumkan hasil kinerja Semester I 2024. Pada periode tersebut, produsen rokok ini membukukan penjualan Rp 57,82 triliun, naik 2,96 persen dibanding penjualan pada semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp 56,15 triliun.

Sayangnya, HM Sampoerna membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk per 30 Juni 2024 sebesar Rp 3,32 triliun. Laba itu turun 11,55 persen dibandingkan laba semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp 3,75 triliun.

“Kinerja industri hasil tembakau masih penuh dengan tantangan yang dipengaruhi oleh dinamika pasar. Walaupun pertumbuhan ekonomi relatif stabil, daya beli konsumen dewasa secara keseluruhan cenderung melemah," kata Presiden Direktur Sampoerna, Ivan Cahyadi, pada Paparan Publik di Jakarta, Senin (29/7/2024).

Tantangan industri hasil tembakau juga ditambah dengan tekanan kenaikan tarif cukai sebesar dua digit jauh di atas tingkat inflasi. Bersamaan dengan itu, jarak tarif cukai antar segmen juga kian lebar.

Hal ini mendorong perpindahan konsumsi dari Golongan 1 dengan tarif cukai paling tinggi ke produk yang lebih murah (downtrading), dan bahkan makin maraknya peredaran rokok ilegal. Pangsa pasar segmen di bawah Golongan 1 pada semester I 2024 telah mencapai lebih dari 44% atau bertumbuh lebih dari 2 kali lipat dibandingkan tahun 2017.

“Ke depannya, kami berharap pemerintah terus melanjutkan kebijakan cukai hasil tembakau multi years (tahun jamak) berdasarkan parameter ekonomi yang jelas, seperti tingkat inflasi serta mempertimbangkan daya beli masyarakat untuk menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif bersama upaya pemberantasan rokok ilegal secara berkelanjutan.” ujar Ivan.

Selain itu, Pemerintah diharapkan untuk dapat terus melanjutkan kebijakan yang mendukung kontinuitas segmen padat karya sigaret kretek tangan (SKT), dan menghentikan akselerasi down trading yang terus berlanjut sehingga Pemerintah juga dapat mengoptimalkan penerimaan cukai. Ivan juga menekankan pentingnya kebijakan cukai yang berimbang berdasarkan profil risiko untuk mendukung inovasi di industri hasil tembakau.

2 dari 3 halaman

HM Sampoerna Tebar Dividen Rp 69,3 per Saham, Catat Jadwal Pembagiannya

Sebelumnya, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) akan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2023 sebesar Rp 8,06 triliun.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (26/4/2024), Dividen yang dibagikan itu setara Rp 69,3 per saham. Keputusan pembagian dividen 2023 ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa, 23 April 2024.

Perseroan membagikan dividen tersebut mempertimbangkan laporan keuangan hingga akhir 2023. Pada periode tersebut emiten rokok berkode HMSP ini mencatat laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 8,09 triliun. Kemudian saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 8,07 triliun dan total ekuitas sebesar Rp 29,86 triliun.

3 dari 3 halaman

Berikut jadwal pembagian dividen:

  • Tanggal efektif pada 6 Mei 2024
  • Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 2 Mei 2024
  • Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 3 Mei 2024
  • Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 6 Mei 2024
  • Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 7 Mei 2024
  • Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai pada 6 Mei 2024
  • Tanggal pembayaran dividen pada 17 Mei 2024