Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) yakni PT Arthakencana Rayatama menambah kepemilikan saham AKRA pada akhir Juli 2024 hingga awal Agustus 2024.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (4/8/2024), PT Arthakencana Rayatama membeli 25.170.700 saham AKRA dengan harga pembelian rata-rata Rp 1.519,9. Dengan demikian, nilai pembelian saham AKRA itu sekitar Rp 38,23 miliar.
Baca Juga
Adapun pembelian saham AKRA itu dilakukan pada 26,29,30,31 Juli dan 1 Agustus 2024.
Advertisement
“Tujuan dari transaksi investasi dengan status kepemilikan saham langsung,” tulis Direktur PT AKR Corporindo Tbk, Suresh Vembu.
Setelah pembelian saham AKRA tersebut, Arthakencana Rayatama memiliki 12.551.050.700 saham AKRA atau setara 62,53 persen dari sebelumnya 12.525.880.000 saham AKRA.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 2 Agustus 2024, harga saham AKRA naik 0,33 persen ke posisi Rp 1.525 per saham. Harga saham AKRA dibuka stagnan di posisi Rp 1.520 per saham. Harga saham AKRA berada di level tertinggi Rp 1.535 dan level terendah Rp 1.510 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.792 kali dengan volume perdagangan 444.664 saham. Nilai transaksi Rp 67,7 miliar.
Kinerja Semester I 2024
Sebelumnya, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) membukukan penurunan pendapatan dan laba bersih sepanjang semester I 2024.
PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mencatat pendapatan Rp 18,65 triliun pada semester I 2024, turun 6 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 19,85 triliun.Mengutip keterangan resmi Perseroan, Kamis, 25 Juli 2024, pendapatan turun didorong beberapa faktor perlambatan ekonomi antara lain normalisasi harga jual rata-rata dan kondisi cuaca yang mempengaruhi operasional konsumen.
Segmen Perseroan
Normalisasi harga juga terjadi pada segmen bahan kimia secara umum. Perseroan berharap kondisi ini akan membaik pada semester II 2024.
"Perseroan menerapkan model bisnis formula-based price dengan MOPS sebagai acuan di mana Perseroan melakukan passthrough harga produk ke konsumen sehingga dapat mengelola risiko harga dan biaya,”
Segmen kawasan industri menghasilkan pendapatan dari penjualan lahan Rp 509 miliar atau naik 5,6 persen YoY. Pendapatan dari utilitas meningkat menjadi Rp 75 miliar atau sebesar 92 persen YoY seiring peningkatan operasional tenant JIIPE yang mendorong permintaan pada utilitas antara lain listrik, air dan lainnya. Total pendapatan dari segmen kawasan industri naik 10 persen mencapai Rp 673 miliar.
Sedangkan pendapatan dari kawasan pelabuhan JIIPE tercatat Rp 174 miliar dan menghasilkan kontribusi bagi laba Perseroan Rp 31 miliar.
Beban pokok penjualan dan pendapatan turun 5 persen menjadi Rp 17,06 triliun hingga semester I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 18,04 triliun. Laba bruto merosot 12 persen menjadi Rp 1,58 triliun pada semester I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,81 triliun. Beban usaha susut 5 persen menjadi Rp 435 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 456 miliar.
Advertisement
Kinerja Laba
Dengan demikian, laba usaha terpangkas 15 persen menjadi Rp 1,14 triliun hingga semester I 2024 dari periode semester I 2023 sebesar Rp 1,35 triliun.
Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 2,7 persen menjadi Rp 1 triliun hingga semester I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,03 triliun. Laba bersih tahun berjalan merosot 3 persen dari Rp 1,03 triliun pada semester I 2023 menjadi Rp 1 triliun pada semester I 2024. Melihat kondisi itu, laba per saham susut 3 persen menjadi Rp 50,82 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 52,23.
Total ekuitas naik menjadi Rp 14,21 pada semester I 2024 dari Desember 2023 sebesar Rp 14,04 triliun. Liabilitas Perseroan turun menjadi Rp 14,28 triliun pada semester I 2024 dari Desember 2023 sebesar Rp 16,21 triliun.
Perseroan mencatat penurunan liabilitas pada akun jangka pendek sebesar 20 persen menjadi Rp 10 triliun dibandingkan 31 Desember 2023. Perseroan telah melunasi obligasi tahap I seri C senilai Rp 37 miliar pada 7 Juli 2024. Perseroan terus menjaga rasio liabilitas terhadap jumlah aset (DEA) di 0,5 kali dengan rasio lancar yang sehat di 1,7 kali. Perseroan mencatat ROE terjaga di level 18 persen dengan rasio liabilitas terhadap ekuitas (DER) terjaga di 1,3 kali dengan debt equity di 0,3 kali.
PT AKR Corporindo Tbk mencatat kas dan setara kas Rp 4,82 triliun pada 30 Juni 2024 dari 31 Desember 2023 sebesar Rp 6,53 triliun.
Pada penutupan perdagangan Kamis pekan ini, saham AKRA naik 0,33 persen menjadi Rp 1.510 per saham. Harga saham AKRA dibuka stagnan di posisi Rp 1.505 per saham. Harga saham AKRA berada di level tertinggi Rp 1.520 dan level terendah Rp 1.510 per saham. Total frekuensi perdagangan 7.740 kali dengan volume perdagangan 306.717 saham. Nilai transaksi Rp 46,3 miliar.