Liputan6.com, Jakarta - PT Delta Dunia Makmur Tbk atau Delta Dunia Grup (DOID) mencatatkan pendapatan untuk semester I 2024 sebesar USD 855 juta. Namun, EBITDA turun 9 persen secara tahunan menjadi USD 160 juta, didorong oleh volume yang lebih rendah.
Hal ini karena adanya kenaikan awal biaya tunai dari inisiatif efisiensi yang sedang berlangsung. Perseroan memperkirakan akan kembali normal ketika langkah-langkah ini berlaku sepenuhnya. Grup Delta Dunia Makmur melaporkan rugi bersih sebesar USD 27 juta pada semester I 2024, bergeser dari laba bersih sebesar USD 5 juta pada semester I 2023.
Penurunan ini terutama disebabkan oleh kerugian selisih kurs sebesar USD 12 juta akibat fluktuasi nilai tukar mata uang yang merugikan dari IDR dan AUD terhadap USD. Namun, kerugian selisih kurs membaik pada kuartal dua 2024, menurun dari USD 11,5 juta pada kuartal satu 2024 menjadi USD 0,7 juta pada kuartal dua 2024.
Advertisement
Jika kerugian selisih kurs dinormalisasi, bersama dengan dampak dari Secured Overnight Financing Rate (SOFR) dan biaya persetujuan satu kali (one-off consent costs), kerugian bersih Grup sebesar USD 1 juta, mendekati break even, yang menunjukkan ketahanan bisnis.
Direktur Delta Dunia Group, Dian Andyasuri mengatakan, di tengah kondisi cuaca ekstrem dan pelemahan nilai tukar mata uang, Delta Dunia Group menghasilkan kinerja yang stabil pada semester pertama 2024.
“Ketahanan ini mencerminkan kejelian strategis kami dalam menavigasi risiko yang tak terkendali dan komitmen kami untuk mentransformasi bisnis dan mendiversifikasi sumber pendapatan kami, memosisikan kami untuk pertumbuhan yang berkelanjutan menuju ekonomi rendah karbon,” kata Dian dalam keterangan resmi, dikutip Senin (5/8/2024).
Dian menambahkan, grup terus melanjutkan diversifikasi pendapatan dari batu bara termal. Pada semester I 2024, pendapatan dari batu bara non-termal telah meningkat sebesar 25 persen.
Delta Dunia Makmur Dirikan Anak Usaha Katalis Investama Mandiri
Sebelumnya, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mendirikan anak usaha pada 17 Juli 2024. Anak usaha itu bernama PT Katalis Investama Mandiri.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (19/7/2024), PT Delta Dunia Makmur Tbk mendirikan anak usaha bernama PT Katalis Investama Mandiri (KIM) yang dinyatakan di dalam akta pendirian Perseroan terbatas Nomor 55 pada 16 Juli 2024. Pendirian anak usaha itu telah mendapatkan pengesahan pendirian dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat keputusan Nomor: AHU-0052935.AH.01.01 Tahun 2024 pada 17 Juli 2024.
"KIM didirikan sebagai perusahaan sub-holding untuk menunjang strategi jangka panjang Perseroan di bidang lingkungan, sosial dan tata kelola atau ESG,” tulis Direktur PT Delta Dunia Makmur Tbk, Dian Sofia Andyasuri.
Susunan pemegang saham KIM antara lain PT Delta Dunia Makmur Tbk sebesar 99,6 persen dan Ronald Sutardja sebesar 0,4 persen.
Dian menyebutkan, pendirian KIM tidak memberikan dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan dan kelangsungan usaha Perseroan.
Advertisement
Delta Dunia Makmur Bakal Bagikan Dividen Tunai USD 5 Juta, Ini Jadwalnya
Sebelumnya, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) akan menyalurkan dividen tunai sebesar USD 5 juta. Sebelumnya, perseroan setuju menyalurkan USD 10 juta untuk dividen. Besaran dividen itu, sekitar 27,7 persen dari total laba bersih tahun buku 2023 senilai USD 36,01 juta.
Pada 22 Desember 2023, Delta Dunia Makmur telah membagikan USD 5 juta sebagai dividen interim. Kemudian pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 21 Juni 2024, perseroan kembali menyetujui pembagian sisa dividen sebesar USD 5 juta. Adapun jadwalnya sebagai berikut:
Melansir laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (26/6/2024) rincian jadwal pembagian dividen tahun buku 2023 yang akan dibayar yaitu, Cum dividen pasar reguler dan pasar negosiasi pada Selasa, 1 Juli 2024. Ex dividen pasar reguler dan pasar negosiasi pada Rabu, 2 Juli 2024.
Kemudian Cum dividen pasar tunai pada 3 Juli 2024. Ex dividen pasar tunai pada Jumat, 4 Juli 2024. Daftar pemegang saham berhak atas dividen tunai alias tanggal pencatatan pada Jumat, 3 Juli 2024 pukul 16.00 WIB. Pembayaran dividen tunai akan dilakukan pada 19 Juli 2024.
Pada Kuartal I 2024, DOID mencatatkan pendapatan sebesar USD 426 juta atau setara Rp 6,9 triliun (asumsi kurs Rp 16.373 per dolar AS), meningkat sebesar 4% YoY. Adapun EBITDA Grup tumbuh 8% YoY menjadi USD 80 juta yang didorong oleh peningkatan pendapatan dari ekspansi strategis dan pengendalian biaya.
Hal ini meningkatkan margin EBITDA dari 20,8% pada Kuartal I 2023 menjadi 21,6% di Kuartal I 2024. Perseroan juga berhasil mencapai penurunan biaya operasional sebesar 9% dari USD 24 juta pada Kuartal I 2023 menjadi USD 22 juta pada Kuartal I 2024.
Kinerja Kuartal I 2024
Sebelumnya, PT Delta Dunia Makmur Tbk atau Delta Dunia Group (DOID), perusahaan induk dari PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), BUMA Australia Pty Ltd (BUMA Australia), PT Bukit Makmur Internasional (BUMA International), PT Bukit Teknologi Digital (BTech), dan PT BISA Ruang Nuswantara (BIRU), melaporkan kinerja operasional dan finansial yang kuat untuk Kuartal Pertama 2024.
Pada Kuartal I 2024, Grup mencatatkan pendapatan sebesar USD 426 juta atau setara Rp 6,9 triliun (asumsi kurs Rp 16.373 per dolar AS), meningkat sebesar 4% YoY. Adapun EBITDA Grup tumbuh 8% YoY menjadi USD 80 juta yang didorong oleh peningkatan pendapatan dari ekspansi strategis dan pengendalian biaya.
Hal ini meningkatkan margin EBITDA dari 20,8% pada Kuartal I 2023 menjadi 21,6% di Kuartal I 2024. Grup juga berhasil mempertahankan manajemen keuangan yang bijaksana, mencapai penurunan biaya operasional sebesar 9% dari USD 24 juta pada Kuartal I 2023 menjadi USD 22 juta pada Kuartal I 2024.
Demikian pula, laba operasional mencapai USD 16 juta, menunjukkan peningkatan 12% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Delta Dunia Group, Dian Andyasuri menjelaskan Belanja modal (Capex) meningkat 80% YoY menjadi USD 40 juta, didorong oleh peningkatan produksi (ramp-up) untuk pelanggan yang sedang berjalan serta biaya capex untuk perbaikan dan pemeliharaan (repair & maintenance).
Advertisement
Pengendalian Capex
Peningkatan ini masih sesuai dengan kisaran panduan setahun penuh Grup sebesar USD 150 juta hingga USD 190 juta.
“Seiring dengan ekspansi operasional Grup, pengendalian ketat terhadap capex tetap menjadi fokus utama, mencerminkan komitmen Grup terhadap praktik manajemen keuangan yang hati-hati,” kata Dian dalam keterangan resmi, Selasa (25/6/2024).
Adapun kinerja Grup diperkuat oleh peningkatan 1% YoY pada pengupasan tanah (overburden/OB) removal dan volume batu bara, dengan pertumbuhan dua digit yang signifikan di Australia.
Meskipun menghadapi tantangan seperti curah hujan tinggi yang tak terduga di Indonesia yang memengaruhi produktivitas, Grup tetap berada di jalur yang tepat untuk mencapai target volume sepanjang 2024.
Stabilnya OB removal di tengah kondisi cuaca buruk mencerminkan ekspansi site yang sedang berlangsung, manajemen yang cakap, dan kesiapan strategis Grup.