Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersungkur pada sesi pertama perdagangan saham Senin (5/8/2024). Hal itu di tengah rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I 2024.
Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG merosot 1,99 persen ke posisi 7.162. Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 7.308,12 dan level terendah 7.149,59. Sebanyak 473 saham melemah sehingga menekan IHSG. 116 saham menguat dan 188 saham diam di tempat.
Baca Juga
Total frekuensi perdagangan 631.935 kali dengan volume perdagangan 13 miliar saham. Nilai transaksi Rp 6 triliun.
Advertisement
Mayoritas sektor saham memerah kecuali sektor saham kesehatan naik 0,07 persen. Sektor saham energi merosot 2,58 persen, sektor saham basic susut 2,62 persen, sektor saham industri terpangkas 2,32 persen dan sektor saham transportasi tergelincir 2,09 persen.
Selain itu, sektor saham nonsiklikal melemah 0,66 persen, sektor saham siklikal terpangkas 0,77 persen, sektor saham keuangan merosot 1,66 persen. Selanjutnya sektor saham properti turun 1,58 persen, sektor saham teknologi melemah 1,45 persen dan sektor saham infrastruktur susut 1,75 persen.
Pada sesi pertama perdagangan, saham MEDC turun 2,64 persen ke posisi Rp 1.290 per saham. Harga saham MEDC dibuka susut 25 poin ke posisi Rp 1.300 per saham. Harga saham MEDC berada di level tertinggi Rp 1.315 dan terendah Rp 1.290 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.535 kali dengan volume perdagangan 196.267 saham. Nilai transaksi Rp 25,5 miliar.
Saham SIDO terpangkas 2,7 persen ke posisi Rp 715 per saham. Harga saham SIDO dibuka turun lima poin ke posisi Rp 730 per saham. Harga saham SIDO berada di level tertinggi Rp 730 dan terendah Rp 705 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.606 kali dengan volume perdagangan 91.133 saham. Nilai transaksi Rp 6,5 miliar.
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham DART melonjak 26,95 persen
- Saham CAMP melonjak 23,39 persen
- Saham SONA melonjak 21,21 persen
- Saham HELI melonjak 18,03 persen
- Saham LABS melonjak 17,65 persen
Â
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham BTEK merosot 20 persen
- Saham TAXI merosot 14,29 persen
- Saham BMBL merosot 14,29 persen
- Saham CNKO merosot 14,29 persen
- Saham OLIV merosot 14,29 persen
Â
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BBRI senilai Rp 491,8 miliar
- Saham BMRI senilai Rp 449,6 miliar
- Saham BBCA senilai Rp 444,5 miliar
- Saham AMMN senilai Rp 238,7 miliar
- Saham ASII senilai Rp 168,7 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham BBRI tercatat 28.692 kali
- Saham BBCA tercatat 17.169 kali
- Saham TGUK tercatat 14.301 kali
- Saham SATU tercatat 12.093 kali
- Saham TLKM tercatat 10.480 kali
Advertisement
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Semester I 2024
Koreksi IHSG terjadi di tengah bursa saham Asia yang tertekan dan pengumuman pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I 2024.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan 5,08 persen sepanjang semester I-2024. Ini terjadi karena aktivitas ekonomi yang membaik.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud menyampaikan, ekonomi domestik menjadi salah satu kunci pertumbuhan ekonomi tadi positif.
"Ditopang oleh aktivitas ekonomi domestik yang tetap kuat, perekonomian Indonesia tumbuh stabil sebesar 5,08 persen pada semester I tahun 2024," ujar Edy dalam konferensi pers Rilis BPS, Senin (5/8/2024).
Pertumbuhan ekonomi mengacu pada besaran produk domestik bruto (PDB) pada triwulan II tahun 2024. PDB atas harga berlaku sebesar Rp 5.536,5 triliun dan PDB atas dasar harga konstan sebesar Rp 3.231 triliun rupiah.
Pada kuartal II 2024, tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,05 persen dari periode yang sama tahun lalu.
"Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2024 bila dibandingkan dengan triwulan II 2023 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,05 persen," ucap Edy.
Â
Â
Lebih Rendah dari Pertumbuhan Tahun Lalu
Edy bilang, pertumbuhan secara tahunan itu tercatat lebih rendah dari pertumbuhan di tahun 2023 dari tahun 2022.Â
"Secara year on year, di triwulan II tahun 2024 tumbuh sebesar 5,05 persen dibandingkan triwulan yang sama di tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan II tahun 2023 yang mencapai 5,17 persen," ungkap dia.
Sementara itu, jika dilihat dari kuartal I-2024. Ekonomi Indonesia tumbuh 3,79 persen. Angka ini sesuai dengan tren tahunan beberapa tahun belakangan.
"Secara q-to-q pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2024 tubuh sebesar 3,69 persen. Pertumbuhan ekonomi secara q-to-q ini sejalan dengan pola musiman yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya yaitu pertumbuha q-to-q di triwulan ledua lebih tinggi dengan triwulan I," paparnya.
Â
Advertisement