Sukses

Listing Perdana, Saham NEST Mentok ARA

PT Esta Indonesia Tbk (NEST) telah menetapkan harga initial public offering (IPO) sebesar Rp 200 per saham.

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Esta Indonesia Tbk resmi diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 8 Agustus 2024 dengan kode NEST. Pada perdagangan perdananya, saham NEST sentuh auto reject atas (ARA).

Saham NEST naik 35 persen ke posisi 270, sesaat setelah perdagangan dibuka. Frekuensi perdagangan saham NEST tercatat sebanyak 2.784 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 243.694 lembar senilai Rp 6,54 miliar.

Sebelumnya perseroan telah menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan melepas sebanyak 822,5 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 50 per lembar. Besaran saham yang dikeluarkan itu setara 20 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO.

PT Esta Indonesia Tbk menetapkan harga IPO sebesar Rp 200 per lembar. Dengan demikian, perseroan mengantongi dana segar Rp 164,5 miliar dari IPO. Direktur Utama PT Esta Indonesia Tbk, Hoo Anton Siswanto menjabarkan, sekitar 7,47% dana hasil IPO akan dipergunakan perseroan untuk belanja modal berupa pembelian 6 Rumah Burung Walet (RBW) yang berlokasi di Poso, Sulawesi Tengah.

Kemudian sekitar 18,67% akan digunakan untuk penyetoran modal kepada entitas anak yang selanjutnya akan digunakan untuk pembelian tanah dan bangunan sebagai kantor operasional dan pabrik entitas anak.

Sisanya akan digunakan untuk modal kerja guna mendukung pertumbuhan Perseroan dimana modal kerja digunakan diantaranya untuk pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pembelian alat dan bahan pendukung kegiatan operasional, serta untuk membiayai kegiatan operasional," ujar Anton, Kamis (8/8/2024).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2 Negara yang Berperan

Anton menerangkan, saat ini terdapat dua negara yang berperan penting dalam industri sarang burung walet. Pertama, Indonesia sebagai produsen bahan baku yang menguasai lebih dari 75% produksi sarang burung walet dunia yang memiliki kekuatan sangat besar. Kedua, China merupakan konsumen terbesar di dunia, di mana sekitar 80% produksi dunia diserap oleh China.

"Perseroan merupakan eksportir sarang burung walet pertama (pioneer) yang dapat mengirim sarang burung langsung ke China. Saat ini Perseroan merupakan salah satu eksportir terbesar yang melakukan ekspor langsung ke China," beber Anton.

Selain negara tujuan ekspor China, Perseroan juga melakukan ekspor ke negara lainnya seperti Hongkong, Singapura, Jepang, Australia dan Amerika Serikat.

Dengan reputasi Perseroan yang tinggi di Pasar China, memiliki standar pengendalian kualitas produk yang ketat dan konsisten serta telah memenuhi ketentuan Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) dan General Administration of Customs of the People’s Republic of China (GACC), Perseroan optimis tetap bertumbuh dan ke depan akan menjadi eksportir sarang burung walet terbesar di Indonesia dan dunia.

 

3 dari 4 halaman

Strategi Setelah IPO

Perseroan juga telah menyiapkan berbagai strategi untuk menjadi pemimpin di industri ini. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan perseroan di antaranya menambah kepemilikan rumah burung walet, memperbesar kapasitas produksi, ekspansi jaringan distribusi dan pemasaran baik di China maupun negara tujuan lainnya, serta pengembangan produk baru.

"China menjadi target pasar ekspor sarang burung walet dunia, selain permintaan yang besar, harga yang ditawarkan juga jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara tujuan ekspor lainnya," kata Anton.

Pangsa pasar kebutuhan konsumsi sarang burung walet oleh negara China dan tren ekspor sarang burung dari Indonesia ke China meningkat dari 2019 sebesar 126.891 kilogram menjadi 408.311 kilogram pada 2023.

Perseroan memiliki hubungan baik dengan pelanggan-pelanggan di China, salah satunya Xiamen Yan Palace Bird's Nest Industry Co., Ltd (Yan Palace). Yan Palace adalah perusahaan terbuka yang menjadi market leader dan importir terbesar produk sarang burung walet di China saat ini yang juga merupakan pelanggan utama Perseroan.

Perseroan memiliki investasi pada saham Yan Palace dengan kode saham: 1497 pada saat IPO yang tercatat di Bursa Efek Hongkong (HKEX) sebanyak 2.411.200 lembar saham. Per 31 Juli 2024, harga per lembarnya sebesar HKD 15.10, naik sebesar 55,67% dari harga IPO HKD 9,70.

"Saat ini Yan Palace juga turut berinvestasi di perseroan dengan membeli saham IPO Perseroan sebanyak 197,4 juta lembar saham. Hal ini memperkuat hubungan antara kedua belah pihak yang telah terjalin lama dan memberikan dampak positif atas keberlangsungan usaha Perseroan," pungkas Anton.

4 dari 4 halaman

Esta Indonesia Listing Hari Ini, Kamis 8 Agustus 2024

Sebelumnya, saham PT Esta Indonesia Tbk akan segera tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Kamis 8 Agustus 2024. Perseroan menjadi perusahaan tercatat ke-34 di Bursa pada tahun ini.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, saham perseroan bakal diperdagangkan dengan kode NEST. PT Esta Indonesia Tbk mencatatkan saham di papan pengembangan. Jumlah saham yang ditawarkan ke publik yakni sebanyak 822,5 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 50 per lembar.

Jumlah saham yang ditawarkan itu setara 20 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO. PT Esta Indonesia Tbk menetapkan harga IPO sebesar Rp 200 per lembar. Dengan demikian, perseroan mengantongi dana segar Rp 164,5 miliar dari IPO.

Seluruh dana yang diperoleh Perseroan dari IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan dipergunakan Perseroan sekitar 7,57% untuk belanja modal.

Belanja modal ini berupa pembelian 6 bidang tanah dan bangunan yang nantinya akan dimanfaatkan oleh Perseroan sebagai rumah sarang burung walet yang berlokasi di Poso, Sulawesi Tengah.

Kemudian sekitar 18,93% akan digunakan oleh Perseroan untuk penyetoran modal kepada Entitas Anak, yaitu PT Tunas Esta Indonesia (PT TEI), yang selanjutnya akan digunakan oleh PT TEI sebagai belanja modal berupa pembelian 6 bidang tanah dan bangunan yang menjadi satu kesatuan.

Bangunan tersebut akan digunakan sebagai kantor operasional PT TEI dan sekaligus pabrik dengan estimasi kapasitas produksi sebesar 35 ton per tahun dan terletak pada 1 (satu) area yang sama. 3.

Adapun sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan untuk mendukung pertumbuhan Perseroan dimana modal kerja digunakan diantaranya untuk pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pembelian alat dan bahan pendukung kegiatan operasional, serta untuk membiayai kegiatan operasional.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.