Sukses

Bursa Saham Asia Pasifik Melesat Imbas Penguatan Wall Street

Wall street yang menguat berdampak positif terhadap pergerakan bursa saham Asia Pasifik pada Jumat, 9 Agustus 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat pagi, (9/8/2024) mengikuti kenaikan wall street. Hal ini setelah data tenaga kerja baru meningkatkan kepercayaan investor terhadap ekonomi Amerika Serikat (AS) dan meredakan kekhawatiran resesi menyusul aksi jual yang tajam pada awal pekan ini.

Mengutip CNBC, indeks Nikkei 225 di Jepang bertambah 1,63 persen, sedangkan indeks Topix menguat 1,43 persen. Indeks Kospi di Korea Selatan menanjak 1,43 persen, dan indeks Kosdaq melompat 2,67 persen.

Indeks ASX 200 berjangka di Australia menguat 0,72 persen dan indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 17.147, lebih tinggi dari penutupan perdagangan sebelumnya 16.891,83.

Awal pekan ini, saham dan mata uang global anjlok setelah data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) memperbarui kekhawatiran resesi dan investor mulai hentikan “carry trade” yen mereka.

Investor akan mencermati indeks harga konsumen dan indeks harga produsen China pada Juli 2024. Jajak pendapat analis oleh Reuters memperkirakan, inflasi China naik 0,3 persen year on year, dibandingkan kenaikan 0,2 persen bulan sebelumnya. Ekonom Reuters juga prediksi, penurunan 0,9 persen indeks harga produsen atau Producer Price Index (PPI) China.

Di wall street, indeks S&P 500 bertambah 2,3 persen ke posisi 5.319,31 dan mencatat hari terbaik sejak November 2022. Indeks Dow Jones melesat 683,04 poin atau 1,76 persen ke posisi 39.446,49. Indeks Nasdaq menguat 2,87 persen ke posisi 16.660,02.

Pengajuan awal klaim pengangguran lebih sedikit dari yang diantisipasi pekan lalu, bertentangan dengan indikasi lain dari melemahnya pasar tenaga kerja.

Pengajuan tunjangan pengangguran pertama kali mencapai 233.000 pekan lalu, turun 17.000 dari minggu sebelumnya dan lebih rendah dari perkiraan Dow Jones sebesar 240.000, demikian laporan Departemen Tenaga Kerja. Laporan data tenaga kerja itu menawarkan sedikit kelegaan bagi pasar di tengah tanda-tanda pertumbuhan pekerjaan melambat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bursa Saham Asia Pasifik pada 8 Agustus 2024

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik sebagian besar melemah di tengah volatilitas perdagangan pada Kamis, 8 Agustus 2024. Hal ini setelah wall street merosot dan investor menilai data perdagangan dari Jepang dan menanti keputusan suku bunga India.

Mengutip CNBC, pada penutupan perdagangan Kamis ini, saham global dan mata uang anjlok awal pekan ini setelah Bank of Japan menaikkan suku bunga ke level tertinggi sejak 2008. Selain itu, Amerika Serikat merilis data tenaga kerja yang lebih lemah dari perkiraan.Investor di Asia menilai data perdagangan dari Jepang dan keputusan suku bunga dari Reserve Bank of India.

Reserve Bank of India mempertahankan suku bunga 6,5 persen untuk pertemuan kesembilan berturut-turut seperti yang diharapkan ekonom.Surplus transaksi berjalan Jepang pada Juni mencapai 1,53 triliun yen (USD 10,2 miliar), lebih rendah dari 1,78 triliun yen yang diharapkan ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Indeks Nikkei di Jepang turun 0,74 persen ke posisi 34.831,15. Indeks Topix merosot 1,1 persen menjadi 2.461,7.Bank of Japan (BoJ) merilis ringkasan pertemuan kebijakan moneter pada Juli yang mengungkapkan beberapa anggota BoJ telah mengusulkan kenaikan suku bunga.

"Dengan asumsi target stabilitas harga akan tercapai pada paruh kedua tahun fiskal, bank harus menaikkan suku bunga ke tingkat suku bunga netral jelang waktu tersebut,” demikian bunyi ringkasan itu.

 

3 dari 4 halaman

Kinerja Indeks Saham Lainnya

Tingkat suku bunga netral sekitar 1 persen dengan bank perlu menaikkan kebijakan suku bunga tepat waktu dan bertahap.Namun, Wakil Gubernur BoJ Shinichi Uchida menuturkan, mengingat guncangan baru-baru ini pada harga saham dan nilai tukar mata uang asing di negara itu, bank sentral perlu mempertahankan pelonggaran moneter dengan kebijakan suku bunga saat ini.

Di sisi lain, investor teknologi Jepang SoftBank Group mengatakan akan membeli kembali atau buyback hingga 500 miliar yen (USD 3,4 miliar) sahamnya sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan keuntungan pemegang saham. Saham SoftBank Group turun lebih dari 3,5 persen saat perdagangan.

Indeks Kospi di Korea Selatan turun 0,45 persen ke posisi 2.556,73. Indeks Kosdaq merosot 0,44 persen ke posisi 745,28.Indeks CSI 300 di China ditutup ke posisi 3.342,94. Indeks Hang Seng naik 1,3 persen ke posisi 16.866,51. Indeks ASX di Australia melemah 0,23 persen ke posisi 7.682.

 

4 dari 4 halaman

Indeks Nikkei 225 di Jepang Tersungkur 12,4%, Bursa Saham Asia Kompak Rontok

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik lanjutkan aksi jual dari pekan lalu sehingga menekan indeks saham acuan pada Senin (5/8/2024). Indeks Nikkei 225 dan Topix bahkan turun lebih dari 12 persen.

Mengutip laman CNBC, indeks acuan telah turun lebih dari 20 persen dari titik tertinggi sepanjang masa pada 11 Juli 2024.

Indeks Nikkei merosot 12,4 persen, ke posisi 31.458,42. Kinerja indeks acuan tersebut mencatat hari terburuk sejak Black Monday pada 1987. Kerugian sebesar 4.451,28 poin pada indeks saham tersebut juga merupakan kerugian terbesar sepanjang sejarah.

Indeks Nikkei hapus semua keuntungannya sepanjang 2024 sehingga alami kerugian pada 2024. Indeks Topix melemah 12,23 persen dan ditutup ke posisi 2.227,15. Saham antara lain Mitsubishi, Mitsui and Co, Sumitomo, dan Marubeni anjlok lebih dari 14 persen. Saham Mitsui alami penurunan hampir 20 persen dari kapitalisasi pasarnya.

Koreksi di bursa saham Jepang mengikuti penurunan pada Jumat, 2 Agustus 2024 saat itu indeks Nikkei 225 Jepang dan Topix masing-masing turun lebih dari 5 persen dan 6 persen. Kinerja indeks saham Topix alami kinerja terburuk dalam delapan tahun.Sedangkan indeks Nikkei mencatat hari terburuk sejak Maret 2020.

Pada perdagangan awal pekan ini, yen juga menguat ke level tertinggi terhadap dolar AS sejak Januari, dan terakhir diperdagangkan pada 142,09.

Indeks Kospi di Korea Selatan turun 8,77 persen ke posisi 2.441,55. Indeks Kosdaq melemah 11,3 persen ke posisi 691,28. Lantaran besarnya aksi jual, bursa memberlakukan penghentian perdagangan untuk indeks Kospi pada pukul 2.14 siang di Seoul dan pukul 13.56 siang untuk indeks Kosdaq. Penghentian perdagangan itu berlangsung selama 20 menit. Penghentian perdagangan saham dilakukan jika saham naik atau turun 8 persen.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.