Sukses

IPO, Saham Kendaraan Listrik India Melonjak 20%

Pada 15:52. waktu setempat, saham Ola Electric diperdagangkan pada kisaran 91,20 Rupee.

Liputan6.com, Jakarta Saham startup kendaraan listrik India, Ola Electric melonjak 20% dalam debut pasarnya pada hari Jumat 9 Agustus 2024. Lonjakan itu mendorong kapitalisasi pasar perusahaan menjadi sekitar USD 4,8 miliar atau Rp 76,5 triliun.

Melansir CNBC International, Sabtu (10/8/2024) Ola Electric memberi harga sahamnya pada 76 Rupee (91 sen) sehingga meningkatkan nilai perusahaan lebih dari USD 730 juta melalui penawaran umum perdana di Mumbai.

Dilaporkan, debut Ola Electric menjadi pencatatan terbesar di India tahun ini. Pada 15:52. waktu setempat, sahamnya diperdagangkan pada kisaran 91,20 Rupee.

Lonjakan pada hari pertama terjadi ketika para investor bertaruh bahwa perusahaan tersebut siap menjadi pemain kunci di pasar kendaraan listrik India, ketika pemerintah mengambil langkah untuk mendukung industri tersebut.

Ola Electric membuat skuter listrik dan baru mengirimkan produk pertamanya dua setengah tahun lalu.

Kendaraan roda dua adalah sarana transportasi paling populer di India. Pada tahun 2030, kendaraan roda dua listrik diperkirakan akan menyumbang 60% hingga 70% dari seluruh penjualan skuter baru di India, menurut data McKinsey & Co.

Tren inilah yang coba dimanfaatkan Ola Electric saat bersiap menghadirkan produk sepeda motor listrik pertamanya pada paruh kedua tahun 2025.

Startup yang didirikan oleh pengusaha terkenal Bhavish Aggarwal ini memposisikan dirinya sebagai perusahaan yang mampu melakukan segalanya mulai dari desain hingga manufaktur dan baterai, seperti halnya Tesla. 

Namun saat ini, tampaknya belum ada rencana bagi perusahaan untuk berekspansi ke mobil listrik.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Punya Investor Ternama

Diketahui, Ola Electric memiliki beberapa investor terkenal termasuk SoftBank dan dana investasi Singapura Temasek.

Perusahaan itu mengatakan pihaknya berencana menggunakan dana IPO untuk membayar utang, untuk penelitian dan pengembangan lebih lanjut, dan untuk mendukung perluasan pabrik baterai gigafactorynya.

Meskipun pendapatan perusahaan meningkat 90% YoY pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret, kerugiannya semakin besar. Perusahaan belum menghasilkan keuntungan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini