Liputan6.com, Jakarta Industri alat berat di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini tidak terlepas dari meningkatnya aktivitas di sektor konstruksi dan pertambangan yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Pembangunan infrastruktur yang masif, seperti jalan tol, pelabuhan, dan bandara, serta proyek-proyek tambang yang terus berkembang, menciptakan permintaan yang tinggi akan alat berat. Kondisi ini membuka peluang besar bagi produsen dan distributor alat berat untuk memperluas pasar mereka di Indonesia.
Baca Juga
Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai proyek infrastruktur besar-besaran, seperti proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur. Proyek-proyek ini memerlukan berbagai jenis alat berat, mulai dari excavator, bulldozer, hingga crane.
Advertisement
Selain itu, sektor pertambangan yang menjadi salah satu andalan ekspor Indonesia juga terus berkembang, terutama di bidang tambang batu bara dan nikel. Kedua sektor ini secara langsung mendorong permintaan akan alat berat, menciptakan peluang bisnis yang menjanjikan bagi pelaku industri.
Peluang ini pun ditangkap oleh PT Hexindo Adiperkasa Tbk memperkenalkan ZAXIS-7G dengan special wrapping edition. Desain hexagon dengan balutan warna hitam dan oranye pada ekskavator hidraulik ini menegaskan komitmen perusahaan terhadap kemajuan teknologi ekskavator di Indonesia, dengan berfokus pada operasional yang efisien, keselamatan, dan produk yang ramah lingkungan.
“Special wrapping yang dibalut pada ZAXIS-7G ini juga menjadi bentuk apresiasi perusahaan kepada setiap pelanggan setia Hexindo, yang secara konsisten terus mendukung pertumbuhan bisnis dan pemasaran produk kami. Tidak hanya itu, dengan adanya special wrapping, Hexindo bisa lebih luas lagi menjangkau kebutuhan pasar, terutama industri pertambangan di Indonesia,” ujar Direktur Penjualan Hexindo Dwi Swasono dikutip Senin (12/8/2024).
Spesifikasi Lengkap
Special wrapping untuk ZAXIS-7G ini akan hadir pada ekskavator hidraulik di kelas 30 ton, 40 ton, dan 80 ton, yaitu ZX350H-7G, ZX490LC-7G, dan ZX890LCH-7G. Tidak hanya itu, ekskavator hidraulik special wrapping ini dihadirkan secara eksklusif oleh Hexindo dan hanya tersedia terbatas.
Hexindo tetap menekankan warna oranye di special wrapping yang merupakan bagian dari identitas warna perusahaan Hitachi Construction Machinery, Jepang yaitu Reliable Orange. Tidak hanya itu, warna yang dipilih pada special wrapping ini melambangkan komitmen perusahaan untuk menjadi perusahaan yang ramah, dapat dipercaya serta berkemampuan untuk selalu dapat diandalkan bagi para pelanggan agar tumbuh bersama-sama.
“Meski hanya akan hadir secara eksklusif, kami memastikan bahwa ekskavator hidraulik special wrapping ini tetap membawa spesifikasi lengkap dari ZAXIS-7G. Diantaranya, konsumsi bahan bakar yang rendah, teknologi solusi ConSite Air, serta sistem Aerial Angle yang meningkatkan keamanan dan kenyamanan saat digunakan,” ungkap Bapak Dwi.
“Dengan spesifikasi yang kami bawa, unit ekskavator hidraulik ini tetap mampu meningkatkan produktivitas bisnis, menurunkan biaya operasional, serta memperhatikan keamanan dan keselamatan pengguna. Didukung lebih dari 50 kantor cabang dan proyek di seluruh Indonesia, kami juga akan terus memastikan layanan purna jual yang optimal bagi pelanggan setia Hexindo,” tutup Bapak Dwi Swasono.
Advertisement
Laba Hexindo Adiperkasa Naik 25,36% pada 2023
Sebelumnya, PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) mengumumkan kinerja perseroan untuk tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, Hexindo Adiperkasa berhasil membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba.
Melansir laporan keuangan perseroan pada laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (26/2/2024), perseroan membukukan penghasilan USD 478,27 juta atau sekitar Rp 7,46 triliun (kurs Rp 15.594,15 per USD). Penghasilan itu naik 16,55 persen dari penghasilan pada 2022 yang tercatat sebesar USD 410,36 juta.
Bersamaan dengan kenaikan penghasilan, perseroan mencatatkan beban pokok penghasilan sebesar USD 370,77 juta, naik dari USD 325,27 juta pada 2022.
Sehingga laba perseroan pada 2023 tercatat sebesar USD 107,5 juta. Sepanjang 2023, perseroan membukukan beban penjualan USD 23,39 juta, beban umum dan administrasi USD 23,3 juta, pendapatan lainnya USD 3,77 juta, dan beban lainnya USD 4,2 juta.
Pada periode yang sama, penghasilan bunga tercatat sebesar USD 136.492 dan beban bunga USD 4,23 juta. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar USD 43,85 juta atau sekitar Rp 683,82 miliar.
Laba itu naik 25,36 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 34,98 juta. Dari sisi aset perseroan sampai dengan 31 Desember 2023 tercatat sebesar USD 416,69 juta, turun dibandingkan USD 463,33 juta pada akhir 2022. Liabilitas pada akhir 2023 turun menjadi USD 248,37 juta dari USD 297,57 juta pada akhir 2022. Sementara ekuitas naik menjadi USD 168,32 juta pada 2023 dari USD 165,76 juta pada 2022.