Liputan6.com, Jakarta - PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) akan membagikan dividen interim untuk periode tahun buku 2024. Rencana pembagian dividen interim itu sesuai dengan keputusan direksi yang telah disetujui dewan komisaris pada 12 Agustus 2024.
Direksi dan komisaris PT Multipolar Technology Tbk menyetujui pembagian dividen interim sebesar Rp 206,25 miliar atau Rp 110 per saham. Besaran pembagian dividen yang dibagikan itu memperhatikan data keuangan perseroan pada paruh pertama tahun ini yang berakhir 30 Juni 2024.
Baca Juga
Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 239,66 miliar. Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 452,88 miliar dengan total ekuitas sebesar Rp 747,47 miliar.
Advertisement
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), berikut jadwal lengkap pembagian dividen PT Multipolar Technology Tbk:
- Tanggal cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi: 21 Agustus 2024
- Tanggal ex dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi: 22 Agustus 2024
- Tanggal cum dividen di pasar tunai: 23 Agustus 2024
- Tanggal ex dividen di pasar tunai: 26 Agustus 2024
- Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai: 23 Agustus 2024
- Tanggal pembayaran dividen: 6 September 2024
Kinerja Multipolar 2023
Sebelumnya, PT Multipolar Tbk (MLPL) melaporkan kinerja keuangan 2023 dengan membukukan pendapatan sebesar Rp 11 triliun, naik 0,4% dari Rp 10,9 triliun pada tahun sebelumnya.
Di sisi laba bersih, Perseroan mencatat laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 172 miliar, meningkat 13,8% dari Rp 151,2 miliar pada tahun sebelumnya, sebagai hasil upaya perseroan dalam terus meningkatkan efisiensi operasional.
CEO & Presiden Direktur Multipolar, Adrian Suherman mengatakan, manajemen perseroan terus memperkuat struktur keuangan perseroan, salah satunya dengan menurunkan liabilitas. Perseroan secara konsolidasi berhasil menurunkan jumlah pinjaman bank dari Rp 2,2 triliun pada akhir 2022 menjadi Rp 2,0 triliun pada akhir 2023.
"Perseroan melunasi pinjaman yang akan jatuh tempo dalam kurun waktu 1,5 tahun ke depan sebesar Rp1,3 triliun dan memperoleh pinjaman baru senilai Rp1,1 triliun dengan jatuh tempo," kata Adrian dalam keterangan tertulis, dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (3/4/2024).
Advertisement
Performa Bisnis Ritel
Pada 2023, bisnis ritel MPC menunjukkan performa yang konsisten dibandingkan tahun sebelumnya. Matahari Department Store (LPPF) membukukan penjualan kotor sebesar Rp 12,6 triliun, meningkat dari Rp 12,4 triliun pada 2022.
MDS memperbaharui strategi merchandising-nya dengan meningkatkan daya tarik merek-merek private label dan peluncuran merek SUKO, serta memperkuat kemitraan dengan para vendor konsinyasi untuk menghadirkan merek-merek favorit di kalangan pelanggan.
Selama 2023 MDS membuka 8 gerai baru dan merevitalisasi 8 gerai dengan menggabungkan desain storefront yang baru dengan sistem pencahayaan yang lebih baik, yang berdampak positif pada penjualan.
Matahari Putra Prima ( MPPA), dengan gerai-gerai Hypermart, Foodmart, Hyfresh, FMX & Boston, mencatat penjualan bersih sebesar Rp6,9 triliun, sedikit turun dari Rp 7,0 triliun pada tahun sebelumnya, disebabkan oleh penurunan penjualan di beberapa kategori tertentu akibat pergeseran dalam pola discretionary spending di kalangan konsumen.
Namun, melalui peningkatan efisiensi operasional, manajemen berhasil meningkatkan EBITDA sebesar Rp 116 miliar dibandingkan tahun sebelumnya.
Performa Bisnis Teknologi dan Digital
Pada bisnis teknologi & digital, Multipolar Technology (MLPT) membukukan pendapatan sebesar Rp 3,3 triliun, sedikit turun dari Rp 3,4 triliun pada tahun sebelumnya.
MLPT terus mendukung akselerasi transformasi digital di Indonesia dengan meningkatkan kapabilitas dalam teknologi terkini seperti Cloud, Big Data & AI (Artificial Intelligence), Digital Business Transformation, Security, dan pada saat yang sama memperluas portofolio investasi digital & teknologi.
Bidang Healthtec
Adapun untuk bidang healthtech, anak perusahaan Perseroan, VIDA, telah menawarkan asuransi kesehatan digital melalui lebih dari 300 rumah sakit dan klinik per akhir 2023, dan anak perusahaan lainnya.
Meditap, yang bertujuan untuk mengoptimalkan proses kesehatan dan manfaat dengan mengintegrasikan manajemen perawatan berkualitas tinggi dan layanan administrasi, telah berhasil menjalin kerjasama dengan lebih dari 3.300 penyedia layanan kesehatan dan melayani lebih dari 300.000 anggota aktif per akhir 2023.
"Penerapan strategi efisiensi di semua lini yang didukung oleh upaya deleveraging telah berhasil meningkatkan kinerja MPC. Seiring optimalisasi neraca keuangan, MPC terus mengembangkan investasinya pada bidang-bidang usaha baru dengan fokus pada bidang healthtech, fintech, dan layanan berbasis teknologi lainnya,” pungkas Adrian.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement