Sukses

Pasar Modal Bergejolak, Bos BEI Siapkan Jurus Ini Demi Capai Target Akhir Tahun

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyiapkan langkah strategis untuk mencapai target akhir tahun, kendati dihadapkan pada situasi global yang tak bersahabat.

Liputan6.com, Jakarta Bursa Efek Indonesia (BEI) menyiapkan langkah strategis untuk mencapai target akhir tahun, kendati dihadapkan pada situasi global yang tak bersahabat. Direktur Utama BEI, Iman Rachman menjelaskan volatilitas di pasar modal belakangan tak lepas dari isu-isu yang terjadi baik di dalam negeri maupun isu global.

Di dalam negeri, Iman mengatakan volatilitas pasar modal dipicu pelemahan dan tukar rupiah terhadap dolar. Bersamaan dengan itu, terjadi peningkatan kepemilikan pada instrumen investasi lain.

"Kita lihat bahwa saat ini kepemilikan SBN, SRBI, dan sebagainya, serta kripto yang cukup meningkat. Selain itu, tentu saja wait and see para investor terkait dengan komposisi kabinet baru yang akan dimulai di pertengahan Oktober nantinya," kata Iman, dikutip Selasa (13/8/2024).

Sementara isu global masih berkuat pada suku bunga The Fed, sehingga investor memilih safe instrumen atau safe-haven country dengan rate yang baik. Bersamaan dengan itu, menjadi perhatian investor yakni kondisi pemilu di Amerika Serikat, perlambatan ekonomi China, dan juga tensi geopolitik di Rusia maupun di Middle East.

"Nah ini tentu saja mempengaruhi kalau kita lihat bulan-bulan terakhir kita, indeks kita year to date ini bahkan masih turun 0,22 persen per 9 Agustus 2024 di dibandingkan akhir tahun lalu. RNTH juga fluktuatif, di mana awal tahun itu di angka rata-rata bulanan Rp 10 triliun-an, dan kemarin sudah mulai lebih dari Rp 12 triliun-an per hari," ungkap Iman.

Meski begitu, sesuai dengan master plan Bursa akan menerbitkan berbagai instrumen baru serta kebijakan yang tentu diharapkan berdampak positif dan menambah likuiditas bagi perdagangan di Bursa. Bersamaan dengan itu, Bursa juga memperhatikan aspek perlindungan investor atau investor protection.

"Jadi beberapa hal yang kita lakukan, walaupun kondisi ekonomi kita ataupun kondisi global tetap menjadi challenge, tapi kita harapkan bahwa transaksi di bursa kita tetap bisa meningkat signifikan di periode-periode setelah Agustus ini," kata Iman. Bursa sendiri mematok target penambahan 2 juta hingga akhir tahun dengan target RNTH Rp 12,25 triliun.

2 dari 3 halaman

47 Tahun Pasar Modal Kembali Aktif, Apa Kabar Transaksi Karbon?

Sebelumnya, transaksi bursa karbon di Indonesia masih minim sejak diluncurkan September tahun lalu. Hampir setahun, transaksi bursa karbon tercatat sebesar 37,03 miliar per 9 Agustus 2024.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif & Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan raihan itu memang masih kecil. Namun pada umumnya perkembangan bursa karbon memang membutuhkan waktu untuk mencatatkan transaksi besar.

"Walau terlihat kecil dan hanya beberapa miliar, tapikalau dilihat dari perkembangan bursa karbon di dunia itu memang butuh waktu. Malaysia saja butuh waktu 2 tahun untuk ada transaksi. Sementara kita sudah bisa mencapai transaksi tersebut," kata Inarno, dikutip Rabu (14/8/2024).

Sampai dengan 9 Agustus 2024, sudah terjadi total volume transaksi sebesar 613.000 ton CO2 equivalent. Bersamaan dengan itu, frekuensi transaksi tercatat 93 kali dengan total nilai transaksi Rp 37,03 miliar. Saat ini, pengguna jasa tercatat sekitar 71 perusahaan, dan total unit karbon adalah 1.777.000 ton CO2 equivalent.

"Adapun closing price pada saat pembukaan adalah Rp 70.000, saat ini Rp 58.800, ada penurunan sekitar 24 persen. Ini adalah transaksi berdasarkan value dan juga yang terdaftar di bursa karbon ada tiga, dari sebelumnya hanya dua," beber Inarno.

Adapun Sertifikat Pengurangan Emisi-Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) yang tercatat di bursa karbon saat ini antara lain, proyek Lahendong Unit 5 & Unit 6 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO). Kemudian pembangunan Pembangkit Listrik Baru Berbahan Bakar Gas Buni PLTGU Blok 3 PIB Muara Karang, dna yang terbaru ada Pembangkit Listrik Tenaga Air Minihidro (PLTM) Gunung Wugul.

3 dari 3 halaman

Transaksi Bursa Karbon Capai Rp 37 Miliar hingga Juli 2024

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan bahwa total nilai transaksi di Bursa Karbon (IDX Carbon) telah mencapai Rp37,04 miliar hingga akhir Juli 2024.

Data ini diungkapkan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK di Jakarta, Senin.

Rincian Transaksi Bursa KarbonMenurut Inarno Djajadi, rincian transaksi tersebut meliputi:

  • Pasar Reguler: 26,73%
  • Pasar Negosiasi: 23,19%
  • Pasar Lelang: 49,89%
  • Marketplace: 0,18%

Sejak peluncurannya pada 26 September 2023, Bursa Karbon telah melayani 70 pengguna jasa dengan total volume transaksi sebesar 613.541 ton ekuivalen CO2 (tCO2e).

Potensi Besar Bursa KarbonInarno juga menyatakan bahwa potensi Bursa Karbon di masa depan masih sangat besar. Hal ini didukung oleh adanya 3.864 pendaftar yang tercatat di Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI) dan tingginya potensi unit karbon yang dapat ditawarkan.

"Inarno menegaskan bahwa pihaknya tidak setuju dengan anggapan bahwa Bursa Karbon sepi transaksi. 'Siapa bilang sepi (transaksi)? Enggak,' ujar Inarno," katanya dikutip dari Antara, Selasa (5/8/2024).

 

  • Bursa Efek Indonesia atau BEI adalah salah satu tempat yang memperjualbelikan saham, obligasi, dan sebagainya di Indonesia.

    BEI

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Pasar modal adalah seluruh kegiatan yang mempertemukan penawaran dan permintaan dana jangka panjang.

    pasar modal

  • Bursa Efek Indonesia