Sukses

IHSG Melonjak 2,4% pada 12-16 Agustus 2024, Ini Penyebabnya

Selain Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 2,4 persen pada 12-16 Agustus 2024, investor asing membeli saham Rp 2,9 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak pada 12-16 Agustus 2024. Hal tersebut didorong harapan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (18/8/2024), IHSG melambung 2,41 persen ke posisi 7.432,09 dari pekan lalu di posisi 7.256,99. Adapun selama sepekan, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa 4,54 persen menjadi 16,73 miliar saham dari 16 miliar saham pada pekan lalu.

Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa melambung 3,53 persen menjadi 1,02 juta kali transaksi dari 981 ribu kali transaksi pada pekan sebelumnya.

Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian bursa merosot 3,33 persen menjadi Rp 9,32 triliun dari Rp 9,64 triliun pada pekan lalu.

Investor asing membukukan aksi beli saham Rp 2,94 triliun selama sepekan. Pada 2024, investor asing beli saham Rp 4,37 triliun.

Selama sepekan, seluruh sektor saham menghijau. Sektor saham konsumer siklikal melambung 8,88 persen, dan catat penguatan terbesar.

Selain itu, sektor saham energi menguat 5,77 persen, sektor saham basic material atau bahan baku melesat 2,13 persen, sektor saham industri mendaki 1,22 persen, dan sektor saham konsumer nonsiklikal naik 1,04 persen.

Sementara itu, sektor saham perawatan kesehatan melambung 0,23 persen, sektor saham keuangan bertambah 2,08 persen, sektor saham properti dan real estate naik 1,61 persen.

Lalu sektor saham teknologi meroket 3,98 persen, sektor saham infrastruktur mendaki 3,44 persen dan sektor saham transportasi dan logistik menguat 4,71 persen.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG naik 2,41 persen selama sepekan didorong sejumlah sentimen. Pertama, rilis data producer price index (PPI) dan Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat yang melandai.

"Hal ini menjadi cermatan para investor dan meningkatkan ekspektasi investor akan pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) oleh the Fed pada September 2024 paling tidak sebesar 25 basis poin,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

IHSG Pekan Depan

Kedua, rilis data penjualan dari China yang memperlihatkan pertumbuhan. Ketiga, rilis data neraca perdagangan Indonesia yang masih surplus meski tipis.

Pada pekan depan, Herditya menuturkan, IHSG berpeluang menguat dengan level resistance 7.500 dan level support 7.347. “Kami perkirakan pekan depan aka nada rilis data suku bunga China dan Indonesia, serta akan ada pidato the Fed,” ujar dia.

Hal senada dikatakan Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengatakan, potensi penurunan suku bunga oleh the Fed pada September 2024 menjadi sentimen positif untuk IHSG.

3 dari 4 halaman

Rekap Sepekan, Pasar Modal Catatkan Rekor IHSG Baru dan Kapitalisasi Pasar

Sebelumnya, mengawali pekan ini, bertepatan dengan seremoni peringatan 47 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia. Selama 47 tahun, pasar modal Indonesia terus menunjukkan beberapa pencapaian positif yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Selama periode 12—16 Agustus 2024, pasar modal Indonesia mencatatkan rekor all-time-high pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tepatnya pada Rabu (14/8). IHSG menguat naik 79,4 poin atau 1,08% ke level 7.436,039. Rekor IHSG sebelumnya yaitu pada 14 Maret 2024 sebesar 7.433,315.

Selain itu, kapitalisasi pasar saham pada hari tersebut mencapai rekor Rp 12,601 triliun dengan rekor sebelumnya pada 12 Juli 2024 sebesar Rp 12,478 triliun.

Selama sepekan terdapat 1 (satu) pencatatan obligasi, yaitu Obligasi Berkelanjutan I Kereta Api Indonesia Tahap II Tahun 2024 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Kereta Api Indonesia Tahap II Tahun 2024 oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang tercatat pada Senin (12/8).

Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) atas obligasi dan sukuk tersebut adalah masing-masing idAAA (Triple A) dan idAAA(sy) (Triple A Syariah) dengan Wali Amanat PT Bank Mega Tbk. Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2024 adalah 99 emisi dari 61 emiten senilai Rp 82,38 triliun.

Dengan pencatatan tersebut, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 589 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 465,97 triliun dan USD 60,12 juta, yang diterbitkan oleh 132 emiten.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 186 seri dengan nilai nominal Rp 6.182,86 triliun dan USD 502,10 juta. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak 9 emisi EBA dengan nilai Rp 2,93 triliun.

 

 

4 dari 4 halaman

Penghargaan sebagai Risk & Compliance Champion

Kemudian pada Kamis, 15 Agustus 2024, BEI memperoleh penghargaan sebagai Risk & Compliance Champion karena telah memberikan dampak signifikan pada industri dalam upaya melakukan standardisasi praktik manajemen data.

BEI telah memanfaatkan modern data dan AI governance untuk menghasilkan data intelligence dan wawasan yang andal, serta menetapkan standar baru pada industri.

Hal tersebut menunjukkan leadership dan pengaruh BEI dalam manajemen risiko dan kepatuhan. Penghargaan ini diperoleh dari Informatica yang merupakan perusahaan pengembangan perangkat lunak Amerika yang didirikan pada tahun 1993 dan berkantor pusat di Redwood City, California. Produk utama Informatica meliputi manajemen data cloud perusahaan dan integrasi data.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini