Sukses

Saham WIIM, GGRM, dan HMSP Lanjutkan Momentum, Bagaimana Strateginya?

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menanggapi mengenai saham emiten rokok.

Liputan6.com, Jakarta - Saham emiten rokok melanjutk an momentum penguatan pada hari ini, Selasa 20 Agustus 2024. Sebelumnya, harga saham emiten rokok kompak naik pada Senin, 19 Agustus 2024 di tengah penyesuaian tarif rokok yang tertuang dalam Nota Keuangan RAPBN 2025.

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menilai saat ini emiten rokok butuh sentimen positif mengenai prospek emiten rokok ke depan. Misalnya seperti adanya inovasi produk yang bisa memperbaiki kinerja di masa yang akan datang.

"Selain itu kenaikan daya beli masyarakat juga bisa menjadi sentimen positif bagi sektor ini terlebih lagi dengan adjusment harga produk yang terus dilakukan pada produsen agar margin profitabilitas mereka tetap terjaga," kata Khaer kepada Liputan6.com, Selasa (20/8/2024).

Merujuk data RTI, saham Gudang Garam Tbk (GGRM) naik 2,47 persen ke posisi 16.600. Saham GGRM dibuka pada posisi 16.700 dan bergerak pada rentang 16.500-17.000. Frekuensi perdagangan GGRM tercatat sebanyak 5.198 kali. Nilai transaksi Rp 50,2 miliar. Dalam sepekan terakhir, saham GGRM naik 10,85 persen.

Pada saat yang sama, saham HMSP terpantau menguat 0,65 persen ke posisi Rp 775 per saham. Harga saham HMSP dibuka pada posisi 800 dan bergerak pada rentang 765-805. Frekuensi perdagangan saham HMSP tercatat sebanyak 23.258 kali. Nilai transaksi Rp 183,4 miliar. Dalam sepekan, HMSP naik 18,32 persen.

Kemudian saham WIIM menguat 1,52 persen ke posisi 1.005. Pada saat yang sama, saham WIIM dibuka pada posisi 1.010 dan bergerak di rentang 995-1.040. Frekuensi perdagangan saham WIIM tercatat sebanyak 3.669 kali. Nilai transaksi senilai Rp 18,3 miliar. Dalam sepekan, WIIM naik 12,29 persen.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rekomendasi Saham

"Secara prospek emiten rokok ini masih banyak tantangan seperti adanya aturan larangan penjualan rokok eceran bisa mendorong produk rokok murah, satu sisi adanya peralihan ke rokok elektrik dan naiknya cukai ini masih akan jadi tantangan yang dihadapi emiten rokok," imbuh Khaer.

Pada kondisi ini, Khaer merekomendasikan hold pada saham WIIM dengan target price (TP) 1.065. Sebelumnya, Pemerintah menargetkan penerimaan cukai naik 6 persen dalam nota keuangan RAPBN 2025, menjadi Rp 244 triliun.

Pemerintah menjelaskan target penerimaan kepabeanan dan cukai dalam jangka menengah (2025–2029) akan sangat dipengaruhi oleh kebijakan tarif cukai hasil tembakau (CHT) melalui tarif multiyears yang moderat dengan penyederhanaan layer hasil tembakau.

Kedua hal tersebut sebelumnya tidak disebutkan dalam nota keuangan RAPBN 2024. Seiring rencana tersebut, saham-saham produsen rokok tampak  menggeliat. "Kenaikan berpotensi disebabkan oleh ekspektasi kebijakan cukai yang lebih bersahabat," kata Investment Analyst Lead Stockbit, Edi Chandren.

 

3 dari 4 halaman

Melihat Rapor Keuangan Emiten Rokok Kuartal I 2024, Siapa Tercuan?

Sebelumnya, emiten rokok telah merilis laporan keuangan kuartal I 2024. Kinerja keuangan emiten rokok cenderung beragam, dua emiten mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba sepanjang tiga bulan pertama 2024.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sejumlah emiten rokok telah merilis kinerja keuangan kuartal I 2024 antara lain PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIMM), dan PT Indonesia Tobacco Tbk (ITIC).

Di antara emiten rokok tersebut, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) membukukan pertumbuhan positif baik laba dan pendapatan selama kuartal I 2024.

PT Indonesia Tobacco Tbk mencatat penjualan Rp 83,55 miliar hingga kuartal I 2024. Penjualan tersebut tumbuh 22,76 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 68,06 miliar.

Seiring pertumbuhan penjualan itu, Perseroan membukukan kenaikan laba signifikan selama kuartal I 2024. PT Indonesian Tobacco Tbk meraup laba periode berjalan Rp 5,46 miliar pada kuartal I 2024. Laba Perseroan meroket 31,69 persen dari kuartal I 2023 sebesar Rp 4,14 miliar.

Sementara itu, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) meraup penjualan Rp 29,1 triliun pada kuartal I 2024. Penjualan tersebut bertambah 7,94 persen dari kuartal I 2023 sebesar Rp 26,97 triliun.

Seiring kenaikan penjualan, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 4,03 persen menjadi Rp 2,25 triliun. Pada periode sama tahun sebelumnya, PT HM Sampoerna Tbk meraup laba Rp 2,16 triliun.

 

4 dari 4 halaman

Kinerja Emiten Rokok Lainnya

Di sisi lain, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) membukukan penurunan pendapatan dan laba pada kuartal I 2024.

Pendapatan Gudang Garam susut 11,65 persen menjadi Rp 26,26 triliun pada kuartal I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 29,73 triliun.

Pendapatan yang merosot itu mendorong laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk anjlok 69,66 persen pada kuartal I 2024. Laba Gudang Garam tercatat Rp 595,57 miliar dari kuartal I 2023 sebesar Rp 1,96 triliun.

Demikian juga PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) mencatat penurunan penjualan dan laba pada kuartal I 2024. Perseroan membukukan penjualan Rp 1,05 triliun pada kuartal I 2024. Penjualan Perseroan merosot 9,67 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,17 triliun.

Seiring penurunan penjualan tersebut, PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) mencatat laba periode berjalan Rp 90,62 miliar pada kuartal I 2024. Laba Perseroan terpangkas 18,28 persen dari kuartal I 2023 sebesar Rp 110,95 miliar.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini