Sukses

Fajar Surya Wisesa Ungkap Fakta di Balik Transaksi Crossing Rp 7,2 Triliun

Saham PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW) tengah dalam papan pemantauan khusus full call auction (FCA).

Liputan6.com, Jakarta - PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW) buka suara ihwal transaksi crossing jumbo senilai Rp 7,2 triliun yang terjadi pada perdagangan Selasa, 20 Agustus 2024. 

Saham FASW saat ini tengah dalam papan pemantauan khusus full call auction (FCA). Sekretaris Perusahaan PT Fajar Surya Wisesa Tbk, Marco Hardy menjelaskan transaksi crossing itu sehubungan dengan peralihan pemegang saham perseroan dalam satu grup.

Di mana terdapat pelaksanaan restrukturisasi internal antara SCGP Solutions (Singapore) PTE LTD (SCGPS), dan Siam Kraft Industry Company Limited (SKIC) di bawah grup SCG Packaging, sebagai pemegang saham Perseroan sebesar 1.368.663.916 saham atau setara 55,24%.

"Transaksi tidak menyebabkan perubahan pengendali. Tidak ada perubahan pengendalian, karena transaksi dilakukan dalam rangka pelaksanaan restrukturisasi internal antara SCGP Solutions (Singapore) PTE LTD dan Siam Kraft Industry Company Limited, di mana keduanya adalah entitas-entitas di bawah pengendalian yang sama, yaitu di bawah grup SCG Packaging," jelas Marco dalam keterbukaan informasi Bursa, Kamis (22/8/2024).

Perseroan telah melakukan koordinasi dengan OJK, terkait transaksi perubahan pemegang saham pengendali, namun tidak mengubah pengendalian. Perseroan juga telah melakukan koordinasi dengan OJK, terkait dengan tidak dilaksanakannya tender offer sehubungan dengan tidak adanya perubahan pengendalian.

Fajar Surya Wisesa sendiri masuk dalam papan pemantauan khusus bursa dengan kriteria 6 dan 7. Kriteria 6 yakni emiten tidak memenuhi persyaratan untuk dapat tetap tercatat di Bursa sebagaimana diatur Peraturan Nomor I-A dan I-V terkait Saham free float.

Kecuali ketentuan jumlah saham free float paling sedikit 50 juta untuk papan utama dan papan pengembangan, dan di atas 5% dari jumlah saham tercatat untuk papan utama, papan pengembangan dan papan akselerasi.

Sementara kriteria 7 yakni emiten memiliki likuiditas rendah dengan kriteria nilai transaksi rata-rata harian saham kurang dari Rp 5 juta dan volume transaksi rata-rata harian saham kurang dari 10.000 saham selama 3 bulan terakhir di pasar reguler dan atau pasar reguler periodic call auction.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

IHSG Sentuh Rekor Tertinggi di 7.517, Transaksi Saham FASW Rp 7,5 Triliun

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan kenaikan hingga penutupan perdagangan sesi pertama, Selasa (20/8/2024). Penguatan IHSG didorong mayoritas sektor saham yang menghijau.

Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG melonjak 0,67 persen ke posisi 7.517,01. Indeks LQ45 menguat 0,91 persen ke posisi 936,62. Mayoritas indeks saham acuan menghijau.

Pada sesi pertama perdagangan saham, IHSG berada di level tertinggi 7.533,85 dan level terendah 7.482,50. Sebanyak 342 saham menguat sehingga angkat IHSG. 201 saham melemah dan 235 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 676.300 kali dengan volume perdagangan 11,9 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 13,3 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.473.

Pada perdagangan sesi pertama, di pasar negosiasi, ada transaksi saham PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW) senilai Rp 7,5 triliun. Saham FASW melonjak 10 persen ke posisi Rp 5.500 per saham. Harga saham FASW berada di level tertinggi dan terendah Rp 5.500 per saham. Total volume perdagangan saham 13.686.639 saham dan frekuensi perdagangan satu kali.

Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham basic turun 0,09 persen. Sementara itu, sektor saham energi menguat 0,05 persen, sektor saham industri bertambah 0,41 persen, sektor saham nonsiklikal menguat 0,71 persen.

Selanjutnya sektor saham siklikal bertambah 1,38 persen, sektor saham kesehatan naik 0,42 persen, sektor saham keuangan mendaki 1,08 persen. Kemudian sektor saham properti melesat 0,36 persen, sektor saham teknologi melambung 0,63 persen, sektor saham infrastruktur menanjak 0,74 persen dan sektor saham transportasi melambung 0,23 persen.

 

 

3 dari 3 halaman

Kata Analis

Sesi pertama, saham BBNI naik 1,4 persen ke posisi Rp 5.425 per saham. Selain itu, saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) melambung 2,02 persen ke posisi Rp 1.010 per saham. Harga saham WIIM dibuka naik 20 poin ke posisi Rp 1.010 per saham.

Harga saham WIIM berada di level tertinggi Rp 1.040 dan terendah Rp 1.000 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.968 kali dengan volume perdagangan 152.247 saham. Nilai transaksi Rp 15,5 miliar. Kemudian saham SMBR melemah 2,29 persen ke posisi Rp 256 per saham.

Saham MTEL bertambah 0,76 persen ke posisi Rp 660 per saham. Harga saham MTEL dibuka naik lima poin ke posisi Rp 660 per saham. Harga saham MTEL berada di level tertinggi Rp 660 dan terendah Rp 650 per saham. Total frekuensi perdagangan 479 kali dengan volume perdagangan 73.943 saham. Nilai transaksi Rp 4,8 miliar.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, penguatan IHSG yang kembali membuat all time high (ATH) cukup inline dengan gerak IHSG secara teknikal. Hal ini seiring tertembusnya 7.488 dan akan mengarah minimal ke 7.513.

Herditya menambahkan, penguatan IHSG didorong sejumlah hal. Pertama, pergerakan bursa global yang mayoritas menguat. Kedua, meningkatnya harapan investor kalau bank sentral Amerika Serikat akan pangkas suku bunga pada September 2024. "Ketiga, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.