Sukses

IHSG Terbang 1,5% pada 19-23 Agustus 2024, Ini Sentimennya

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 1,51 persen ke posisi 7.544,29 pada 19-23 Agustus 2024 dar pekan lalu di posisi 7.432,09.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meroket pada perdagangan 19-23 Agustus 2024. Analis menilai, penguatan IHSG ditopang harapan pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (24/8/2024), IHSG melonjak 1,51 persen ke posisi 7.544,29 pada 19-23 Agustus 2024 dari penutupan pekan lalu di posisi 7.432,09. IHSG juga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada pekan ini dalam tiga hari beruntun pada 19-21 Agustus 2024.

Kapitalisasi pasar bursa juga melonjak 1,75 persen menjadi Rp 12.779 triliun dari pekan lalu Rp 12.560 triliun. Investor asing mencatat aksi beli saham Rp 8,25 triliun selama sepekan. Pada pekan lalu, investor asing membukukan aksi beli saham Rp 2,94 triliun. Sepanjang 2024, investor asing mencetak aksi beli saham Rp 12,63 triliun.

Adapun pekan ini, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa dengan melambung 106,10 persen menjadi Rp 19,21 triliun dari pekan lalu sebesar Rp 9,32 triliun.

Selain itu, rata-rata volume transaksi harian bursa melonjak 17,65 persen menjadi 19,68 miliar saham dari 16,73 iliar saham pada pekan lalu. Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa juga melambung 6,91 persen menjadi 1,09 juta kali dari 1,02 juta kali transaksi pada pekan lalu.

Selama sepekan, mayoritas sektor saham menghijau. Sedangkan sektor saham basic materials atau barang baku susut 0,21 persen, sektor saham teknologi tergelincir 0,88 persen, sektor saham infrastruktur merosot 0,55 persen.

Sementara itu, sektor saham energi mendaki 1,07 persen, sektor saham industri meroket 3,92 persen, sektor saham consumer nonsiklikal mendaki 0,94 persen. Sektor saham consumer siklikal meroket 4,72 persen, dan catat penguatan terbesar pada pekan ini.

Sektor saham perawatan kesehatan melambung 1,1 persen, sektor saham keuangan melejit 2,5 persen, sektor saham properti dan real estate meroket 1,56 persen serta sektor saham transportasi dan logistik bertambah 1,73 persen.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kata Analis

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG menguat 1,51 persen dan membentuk level tertinggi baru di 7.594. Pihaknya memprediksi, sejumlah sentimen yang pengaruhi pergerakan IHSG. Pertama, ada rilis suku bunga China dan Indonesia.

Kedua, meningkatnya harapan investor akan pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) sebesar 25 basis poin. Ketiga, nilai tukar rupiah yang menguat terhadap dolar Amerika Serikat.

Pada pekan depan, Herditya memperkirakan, IHSG rawan koreksi. IHSG akan bergerak di level support 7.374 dan level resistance 7.610.

“Untuk sentimennya diperkirakan masih sama. Mendekati September 2024 ada potensi cutrate dan diperkirakan dipengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah dan harga komoditas,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.

3 dari 4 halaman

IHSG Melonjak 2,4% pada 12-16 Agustus 2024, Ini Penyebabnya

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak pada 12-16 Agustus 2024. Hal tersebut didorong harapan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (18/8/2024), IHSG melambung 2,41 persen ke posisi 7.432,09 dari pekan lalu di posisi 7.256,99. Adapun selama sepekan, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa 4,54 persen menjadi 16,73 miliar saham dari 16 miliar saham pada pekan lalu.

Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa melambung 3,53 persen menjadi 1,02 juta kali transaksi dari 981 ribu kali transaksi pada pekan sebelumnya.

Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian bursa merosot 3,33 persen menjadi Rp 9,32 triliun dari Rp 9,64 triliun pada pekan lalu.

Investor asing membukukan aksi beli saham Rp 2,94 triliun selama sepekan. Pada 2024, investor asing beli saham Rp 4,37 triliun.

Selama sepekan, seluruh sektor saham menghijau. Sektor saham konsumer siklikal melambung 8,88 persen, dan catat penguatan terbesar.

Selain itu, sektor saham energi menguat 5,77 persen, sektor saham basic material atau bahan baku melesat 2,13 persen, sektor saham industri mendaki 1,22 persen, dan sektor saham konsumer nonsiklikal naik 1,04 persen.

Sementara itu, sektor saham perawatan kesehatan melambung 0,23 persen, sektor saham keuangan bertambah 2,08 persen, sektor saham properti dan real estate naik 1,61 persen.

Lalu sektor saham teknologi meroket 3,98 persen, sektor saham infrastruktur mendaki 3,44 persen dan sektor saham transportasi dan logistik menguat 4,71 persen.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG naik 2,41 persen selama sepekan didorong sejumlah sentimen. Pertama, rilis data producer price index (PPI) dan Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat yang melandai.

"Hal ini menjadi cermatan para investor dan meningkatkan ekspektasi investor akan pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) oleh the Fed pada September 2024 paling tidak sebesar 25 basis poin,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

 

 

4 dari 4 halaman

Rekap Sepekan, Pasar Modal Catatkan Rekor IHSG Baru dan Kapitalisasi Pasar

Sebelumnya, mengawali pekan ini, bertepatan dengan seremoni peringatan 47 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia. Selama 47 tahun, pasar modal Indonesia terus menunjukkan beberapa pencapaian positif yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Selama periode 12—16 Agustus 2024, pasar modal Indonesia mencatatkan rekor all-time-high pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tepatnya pada Rabu (14/8). IHSG menguat naik 79,4 poin atau 1,08% ke level 7.436,039. Rekor IHSG sebelumnya yaitu pada 14 Maret 2024 sebesar 7.433,315.

Selain itu, kapitalisasi pasar saham pada hari tersebut mencapai rekor Rp 12,601 triliun dengan rekor sebelumnya pada 12 Juli 2024 sebesar Rp 12,478 triliun.

Selama sepekan terdapat 1 (satu) pencatatan obligasi, yaitu Obligasi Berkelanjutan I Kereta Api Indonesia Tahap II Tahun 2024 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Kereta Api Indonesia Tahap II Tahun 2024 oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang tercatat pada Senin (12/8).

Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) atas obligasi dan sukuk tersebut adalah masing-masing idAAA (Triple A) dan idAAA(sy) (Triple A Syariah) dengan Wali Amanat PT Bank Mega Tbk. Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2024 adalah 99 emisi dari 61 emiten senilai Rp 82,38 triliun.

Dengan pencatatan tersebut, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 589 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 465,97 triliun dan USD 60,12 juta, yang diterbitkan oleh 132 emiten.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 186 seri dengan nilai nominal Rp 6.182,86 triliun dan USD 502,10 juta. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak 9 emisi EBA dengan nilai Rp 2,93 triliun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.