Sukses

WIKA Gedung Pede Kantongi Kontrak Baru Rp 5 Triliun pada Akhir 2024, Bagaimana Strateginya?

PT Wijaya Karya Gedung Tbk (WEGE) atau WIKA Gedung menyatakan, pihaknya concern terhadap sasaran proyek yang didapat seiring harus memastikan pembayarannya.

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Gedung Tbk (WEGE) atau WIKA Gedung optimistis dapat meraih nilai kontrak baru Rp 5 triliun pada akhir 2024.

Direktur Quality, Health, Safety, Environment dan Pemasaran WIKA Gedung, Tomo Dwihasputro menjelaskan, keyakinan itu merujuk pada sejumlah proyek sasaran perseroan yang masih cukup banyak. Sampai dengan Agustus 2024, perseroan sudah mengantongi nilai kontrak baru senilai Rp 1,4 triliun. Dari pembagiannya masih didominasi sektor di segmen pemerintah BUMN.

"Kita memang sangat concern terhadap sasaran proyek yang akan kita dapat, karena bagaimanapun juga kita harus memastikan di pembayarannya," kata Tomo dalam Public Expose Live, Jumat (30/8/2024).

Meski selisihnya tampak masih jauh dari target, tetapi perseroan telah menyiapkan strategi agar bisa mencapai target raihan kontrak baru pada 2024.

"Sampai dengan Desember kita punya sasaran sebesar Rp 5,34 triliun. Jadi jika secara winning rate, anggap saja itu 70% kita sudah mencapai winning rate-nya sekitar Rp 2,2 triliun. Masih punya sisa kurang lebih Rp 954 miliar atau Rp 1 triliun kita dapat di proyek-proyek cadangan yang akan kita sasar dengan kurang lebih Rp 3,2 triliun," kata Tomo.

"Dan seandainya winning rate pun 40 persen, maka kita bisa mencapai 1,3 triliun. Nah itulah mengapa kami optimis untuk mencapai target WIKA Gedung di Rp 5 triliun tahun 2024," imbuh Tomo.

Dari sisi kinerjanya, WEGE mencatatkan pertumbuhan yang positif pada laba bersih sebesar Rp 18,61 miliar, naik 318,67% (QoQ) dari kuartal I-2024 sebesar Rp 4,44 miliar atau naik 5,99% (YoY) dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

 

 

2 dari 4 halaman

Segmen Konstruksi

WEGE juga mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,38 triliun yang berasal dari segmen pendapatan konstruksi Rp 1,26 triliun, pendapatan industri Rp 90,33 miliar dan pendapatan konsesi Rp 32,52 miliar, dengan pencapaian Laba Bruto sebesar Rp 104,65 miliar atau Gross Profit Margin 7,58% mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 6,97%.

Segmen Konstruksi menjadi kontribusi utama pendapatan WEGE, sementara segmen Industri Modular dan Konsesi juga memberikan kontribusi positif. Revenue Stream ini mencerminkan salah satu strategi perusahaan yang telah berjalan dengan baik untuk mencapai sasaran pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan.

Pada periode 30 Juni 2024, WEGE mencatatkan total aset sebesar Rp 5,06 triliun, total Ekuitas sebesar Rp 2,57 triliun, dengan total Liabilitas yang mengalami penurunan 17,31% dari total liabilitas pada 2023.

Penurunan total liabilitas tersebut berasal dari adanya penurunan Liabilitas Jangka Pendek pada Utang Usaha WEGE sebesar 35,08%. Sehingga kinerja rasio keuangan WEGE yang ditunjukan dari Debt to Equity Ratio (DER) mengalami penurunan menjadi 0,96x, Gearing Ratio 0,09x, dan Current Ratio 216,05%. 

 

3 dari 4 halaman

WIKA Gedung Tebar Dividen Rp 9,38 Miliar, Catat Jadwal Pembagiannya

Sebelumnya, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) akan membagikan dividen Rp 9,38 miliar atau Rp 0,98 per saham. Rencana pembagian dividen itu telah mendapat restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan yang diselenggarakan pada 20 Mei 2024.

Rencana pembagian dividen merujuk pada data keuangan perseroan tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023.

Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 46,7 miliar.

Hingga 31 Desember 2023, perseroan membukukan saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 909l44 miliar. Bersamaan dengan itu, total ekuitas tercatat sebesar Rp 2,56 triliun.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), berikut jadwal lengkap pembagian dividen PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk:

  • Tanggal cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi: 30 Mei 2024
  • Tanggal ex dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi: 31 Mei 2024
  • Tanggal cum dividen di pasar tunai: 3 Juni 2024
  • Tanggal ex dividen di pasar tunai: 4 Juni 2024
  • Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai: 3 Juni 2024
  • Tanggal pembayaran dividen WIKA Gedung: 19 Juni 2024
4 dari 4 halaman

WIKA Gedung Kantongi Kontrak Rp 1,2 Triliun dari IKN

Sebelumnya, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) atau Wika Gedung mengantongi kontrak baru senilai Rp 1,2 triliun dari proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Direktur Keuangan, HC, Manajemen Risiko Wika Gedung, Syailendra Ogan menjelaskan, kontrak tersebut terdiri dari dua proyek yang didapatkan pada 2022.

"Kontrak baru tersebut didapatkan pada tahun 2022 yaitu Proyek Hunian Pekerja Konstruksi IKN dengan nilai kontrak bruto sebesar Rp 442 miliar, dan proyek Gedung Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi dengan kontrak baru bruto sebesar Rp 746 miliar. Sehingga total kontrak yang berasal dari IKN sampai dengan saat ini adalah Rp 1,2 triliun," tutur Syailendra dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, dikutip Selasa, (18/7/2023).

Syailendra menuturkan, sejumlah upaya yang akan ditempuh perseroan untuk memenuhi proyek tersebut. Antara lain, perseroan melakukan upaya dengan berusaha maksimal dan yang terbaik dengan melibatkan teknologi Building Information Modeling (BIM), dan menawarkan percepatan konstruksi dengan menggunakan teknologi modular volumetrics dalam tender proyek-proyek IKN yang masih berjalan. Hal itu dimaksudkan agar perseroan mendapatkan kontrak baru dari proyek-proyek IKN yang disasar.

"Tidak ada kejadian yang material yang mempengaruhi kelangsungan hidup Perusahaan serta mempengaruhi harga saham," imbuh Syailendra.

Sebelumnya perseroan mengumumkan raihan proyek pembangunan IKN berupa proyek Pembangunan Bangunan Gedung dan Kawasan Kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI (Kemenkomarves) senilai Rp 745 miliar. WIKA Gedung sendiri memang memiliki strategi untuk memprioritaskan proyek-proyek yang memiliki pendanaan jelas jangka panjang.

Hal tersebut dilakukan agar tidak lagi terjadi arus kas negatif. Perseroan utamanya menyasar proyek pemerintah, karena anggarannya dipastikan sudah ada. Sebagai gambaran, pada 2017-2019 mayoritas proyek yang dikerjakan perseroan kau 70 persen berupa proyek swasta dan sisanya baru proyek pemerintah dan BUMN. Untuk tahun ini, perseroan mengincar 80 persen raihan kontrak berasal dari proyek pemerintah dan BUMN.

Â