Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) berada dalam tren naik dalam beberapa waktu terakhir. Lalu bagaimana rekomendasi sahamnya?
Merujuk data RTI, saham WIKA ditutup naik 16,07 persen ke posisi 390 pada Jumat, 30 Agustus 2024. Dalam sepekan, saham WIKA naik 17,47 persen dan naik 225,00 persen selama tiga bulan terakhir.
Baca Juga
Investment Analyst Lead Stockbit, Edi Chandren menjelaskan, kenaikan harga saham WIKA Â didorong berbagai sentimen positif. Antara lain, pemulihan market secara umum yang ditandai dengan tren kenaikan pada IHSG.
Advertisement
Selain itu, progres restrukturisasi utang yang menghasilkan keuntungan, sehingga membuat WIKA kembali mencetak laba bersih pada kuartal II 2024. Teranyar, masuknya WIKA ke dalam MSCI Indonesia Small Cap menjadi salah satu mendorong naiknya harga saham perseroan.
"Kami menilai berbagai sentimen positif ini telah terefleksi pada harga saham WIKA... seiring inflow dari tanggal efektif perubahan indeks MSCI – dapat dimanfaatkan untuk profit taking," kata dia dalam risetnya.
Wijaya Karya mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,5 triliun pada kuartal II 2024, berbalik untung dari rugi bersih sebesar Rp 1,1 triliun pada kuartal I 2024 dan menandai laba bersih kuartalan pertama sejak kuartal I 2022. Kinerja positif pada kuartal II 2024 membuat laba bersih selama paruh pertama 2024 menjadi Rp 402 miliar.
Laba bersih pada kuartal II 2024 sendiri didorong oleh one–off earnings berupa keuntungan restrukturisasi sebesar 3,9 triliun rupiah. Jika mengesampingkan restrukturisasi tersebut, WIKA masih membukukan rugi bersih sebesar Rp 2,4 triliun selama semester I 2024. Pendapatan selama semester I 2024 sendiri turun 19% yoy menjadi Rp 7,5 triliun, dengan margin laba kotor di level 8,6% naik dari margin semester I 2023 sebesar 8,4%.
Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Wijaya Karya Siapkan Pembayaran Obligasi dan Sukuk Rp 900 Miliar, Kapan?
Sebelumnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) tengah bersiap untuk melakukan pembayaran obligasi dan sukuk dengan nilai sekitar Rp 900 miliar.
Rinciannya, Obligasi Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2021 Seri A sebesar Rp 571 miliar dan pembayaran Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2021 Seri A sebesar Rp 325 miliar. Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang diperjanjikan dalam perjanjian perwaliamanatan yaitu pada 8 September 2024.
Upaya pemenuhan kewajiban kepada para pemegang obligasi ini merupakan salah satu hasil progresif dari langkah transformasi yang telah dilaksanakan oleh Perseroan, untuk mempercepat pemulihan dan memperkuat fundamental WIKA dalam melanjutkan bisnis yang berkelanjutan.
"September ada sukuk yang jatuh tempo. Itu akan kita bayar, nilainya sekitar Rp 900 miliar. Akan kita bayar berikut bunganya," kata Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Tbk, Mahendra Vijaya kepada wartawan di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (21/8/2024).
Adapun hingga saat ini WIKA juga tetap melakukan pembayaran bunga secara tepat waktu kepada para pemegang Obligasi dan Sukuk. Terakhir, WIKA telah melakukan pembayaran atas bunga Obligasi dan Sukuk PUB I Tahap I Tahun 2021 sebesar Rp 42,8 miliar pada 18 Juni 2024.
Komitmen ini selaras dengan kinerja keuangan WIKA yang disebut telah berada di jalur yang tepat. Kisi-kisi saja, Mahendra mengatakan kinerja paruh pertama tahun ini lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Secara kuartalan, kinerja kuartal II 2024 juga lebih baik dibanding kuartal I 2024.
"Jadi untuk milestone sekitar 2027-2028, dan early growth pada 2028. Saat ini laporan keuangan per 30 Juni 2024 masih dalam penelaahan terbatas. Mudah-mudahan akhir bulan ini bisa keluar. Tapi insyaallah lebih baik dari kuartal sebelumnya dan semester I 2023," imbuh Mahendra.
Â
Â
Advertisement
Sisi Kinerja Keuangan
Dari sisi kinerja keuangan, Mahendra mengatakan WIKA telah berada di jalur yang tepat. Kisi-kisi saja, Mahendra mengatakan kinerja paruh pertama tahun ini lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Secara kuartalan, kinerja kuartal II 2024 juga lebih baik dibanding kuartal I 2024.
"Jadi untuk milestone sekitar 2027-2028, dan early growth pada 2028. Saat ini laporan keuangan per 30 Juni 2024 masih dalam penelaahan terbatas. Mudah-mudahan akhir bulan ini bisa keluar. Tapi insyaallah lebih baik dari kuartal sebelumnya dan semester I 2023," imbuh Mahendra.
Perseroan mencatat raihan kontrak sebesar Rp 10,25 triliun per Juni 2024. Kontribusi terbesar atas perolehan kontrak baru tersebut berasal dari segmen industri, diikuti segmen infrastruktur, gedung, proyek EPC dan properti. Sementara itu, berdasarkan komposisi pemberi kerja, sebagian besar proyek berasal dari sektor BUMN dan Pemerintah dengan skema pembayaran monthly progress payment.
Â
Anak Usaha Kena PKPU, Begini Penjelasan Wijaya Karya
Sebelumnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) buka suara mengenai permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang dilakukan oleh PT Slava Indonesia kepada WIKA Bitumen.
Secara umum, Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Tbk, Mahendra Vijaya mengatakan, adanya putusan atas hasil sidang perkara PKPU tersebut, tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja keuangan maupun kegiatan operasional perseroan.
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk selaku induk perusahaan dari PT WIKA Bitumen (WIKA Bitumen), turut menghormati putusan Pengadilan Niaga Makassar dengan mengabulkan permohonan PKPU atas pemohon dan memastikan WIKA Bitumen akan menjalankan proses sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia.
"Dapat kami infokan sejak awal persidangan, WIKA Bitumen telah mengedepankan itikad baik dalam penyelesaian hak-hak kreditur melalui pemenuhan kewajiban secara bertahap," ujar Mahendra dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu (17/7/2024).
WIKA Bitumen telah melakukan pemenuhan kewajiban terhadap PT Slava Indonesia sebesar Rp 650,9 Juta yang dilakukan secara bertahap dan telah diterima seluruhnya oleh pemohon, tetapi atas pembayaran terakhir sebesar Rp 425,9 juta yang dilakukan pada 10 Juni 2024 dikembalikan oleh PT Slava Indonesia.
"WIKA Bitumen telah beberapa kali melakukan upaya pembayaran sisa tagihan tersebut, namun selalu dilakukan pengembalian oleh PT Slava Indonesia," tutur Mahendra.
Selain itu, terhadap kreditur lainnya, WIKA Bitumen juga telah melakukan pemenuhan kewajiban sebesar Rp2,44 Miliar yang telah diterima seluruhnya oleh PT Lintas Bangun Persadajaya. Namun, atas pembayaran terakhir sebesar Rp 97 Juta yang dilakukan pada tanggal 5 Juli 2024, kreditur mengembalikan pada 8 Juli 2024.
Advertisement