Sukses

Bursa Asia Cerah Usai Korea Selatan Sebar Kabar Gembira

Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,18% pada awal perdagangan, sementara Topix naik 0,38%. Kenaikan bursa Asia ini dipengaruhi data ekonomi Korea Selatan yang sesuai prediksi analis.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham di kawasan Asia dan Pasifik atau sering disebut bursa Asia sebagian besar naik pada perdagangan selasa. Kenaikan bursa Asia ini setelah Korea Selatan mengumumkan angka inflasi di Agustus turun ke level terendah secara tahunan sejak Maret 2021.

Investor melihat bahwa angka inflasi Korea Selatan ini menjadi berita bagus untuk bursa saham.

Indeks harga konsumen Korea Selatan mencatat kenaikan 2% secara tahunan, turun dari 2,6% pada Juli. Angka ini sesuai dengan ekspektasi dari jajak pendapat salah satu media internasional kepada para ekonom.

Secara bulanan, CPI naik 0,4%, sedikit lebih tinggi dari 0,3% yang diharapkan dari jajak pendapat tersebut.

Mengutip CNBC, Selasa (3/9/2024), indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,18% pada awal perdagangan, sementara Topix naik 0,38%.

Kospi Korea Selatan naik 0,17% dan Kosdaq berkapitalisasi kecil naik tipis 0,02%.

Sebaliknya, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,39%.

Indeks berjangka CSI 300 China daratan berada di level 3.265,4, sebagian besar datar dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di level 3.265.

CSI 300 mencapai level terendah dalam tujuh bulan pada perdagangan Senin, terseret oleh saham real estat.

Indeks berjangka Hang Seng Hong Kong berada di level 17.671, lebih rendah dari penutupan terakhir HSI di level 17.691,97.

2 dari 3 halaman

IHSG Kembali Cetak Rekor Tertinggi

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Senin sore ini. Penguatan IHSG ini dipimpin oleh saham-saham sektor teknologi. 

Pada Senin (2/9/2024), IHSG ditutup menguat 23,79 poin atau 0,31 persen ke posisi 7.694,52. Sementara indeks LQ45 naik 5,88 poin atau 0,62 persen ke posisi 950,36. Ini merupakan rekor tertinggi lagi yang dicetak oleh IHSG.

Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia menuliskan bahwa pasar saham tampaknya merespon sejumlah rilis data ekonomi aktivitas manufaktur di Asia.

"The Caixin General Manufacturing PMI mengungkapkan manufaktur China untuk Agustus 2024 naik menjadi 50,4 dari sebelumnya di Juli 2024 tercatat 49,8, sehingga sektor manufaktur ada di zona ekspansi," tulis Tim Riset Pilarmas dikutip dari Antara.

Sementara itu, investor mencerna data akhir yang menunjukkan aktivitas manufaktur Jepang tetap kontraksi pada Agustus 2024, meskipun pada kecepatan yang lebih lambat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Indeks manufaktur Jepang naik menjadi 49,8 pada Agustus 2024 dibandingkan dengan 49,1 pada Juli 2024.

 

3 dari 3 halaman

Suku Bunga AS

Pelaku pasar juga fokus menelaah prospek pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS), berdasarkan rilis laporan pengeluaran konsumsi pribadi yang meningkat 0,2 persen bulan ke bulan dan 2,5 persen tahun ke tahun.

Pelaku pasar berasumsi meskipun data tersebut memberikan ruang untuk penurunan suku bunga Fed akhir tahun ini namun di sisi lain data tersebut juga menunjukkan ekonomi AS tetap solid.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Indonesia mengalami deflasi 0,03 persen month to month (mtm) pada Agustus 2024.

Sedangkan, secara tahunan laju inflasi Indonesia hampir tidak berubah pada 2,12 persen year on year (yoy) pada Agustus 2024, dibandingkan dengan 2,13 persen (yoy) pada Juli 2024, sesuai dengan ekspektasi.Â