Sukses

Golden Westindo Incar Ekspor ke Australia hingga Eropa

PT Golden Westindo Artajaya Tbk menyatakan memiliki peluang ekspor ikan hias seiring ke depan semua akan berasal dari ikan hias budidaya.

Liputan6.com, Jakarta - PT Golden Westindo Artajaya Tbk berencana memperluas jangkauan ekspor hingga ke Australia dan Eropa. Target itu seiring prospek ekspor ikan hias yang ke depannya akan berasal dari budi daya.

Manajemen PT Golden Westindo Artajaya Tbk menjelaskan, ikan hias budidaya memiliki jenis makanan yang spesifik sesuai dengan masing-masing jenis ikan. Kondisi ini menjadi peluang bagi perseroan sebagai produsen pakan ikan.

"Jadi kita untuk sekarang ini rencananya ekspansi ke Pasar Australia, terus Eropa," kata Direktur PT Golden Westindo Artajaya Tbk, Eric Limanto dalam konferensi pers, Rabu (11/9/2024).

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Golden Westindo Artajaya Tbk, Rusdi Djamil Lioe menjelaskan ekspor ikan hias Indonesia mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Dalam catatannya, pada 2022 dilakukan ekspor ikan hias senilai USD 36 juta. Kemudian pada 2023 ada kenaikan sekitar 7 persen menjadi USD 39 juta. Rusdi juga mencatat ekspor ikan hias tumbuh sekitar rata-rata 4 persen per tahun dalam 5-10 tahun terakhir.

"Dan itu peluang bagi perseroan sangat besar, karena ikan hias yang diekspor ini ke depannya nanti akan semuanya berasal dari ikan hias budidaya. Artinya budi daya ini adalah aktuator, memerlukan suplai makanan yang berkualitas," jelas dia.

PT Golden Westindo Artajaya Tbk dikenal akan kualitas produk dan layanan unggulnya. Kemitraan strategis Perseroan dengan pemasok Internasional seperti Great Salt Lake Artemia (Amerika Serikat), Bern Aqua NV (Belgia), Kyorin Co. Ltd. (Jepang), dan Eheim GmbH & Co. KG (Jerman) telah memperkuat posisi Perseroan di dalam persaingan industri selama 30 tahun terakhir.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Produk Pakan Beku Ikan Hias

Produk Perseroan yang mencakup pakan pembenihan alami (artemia), pakan pembenihan buatan, pakan ikan hias, dan peralatan akuarium, menyasar kepada pasar domestik di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Jawa Timur, Bali, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.

Sementara itu, produk pakan beku ikan hias yang diproduksi Entitas Anak PT Kyorin Group Indonesia, menyasar segmen pasar ekspor, dengan wilayah pemasaran saat ini mencakup Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan. Sebagai bagian dari strategi ekspansi, perseroan berencana untuk mendirikan dua Artemia Hatching Facility.

Fasilitas ini nantinya akan memproduksi pakan pembenihan alami siap pakai (ready-to-use) dalam bentuk nauplii. Pendirian Artemia Hatching Facility merupakan inovasi produk yang dikembangkan Perseroan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan industri. Artemia Hatching Facility akan didirikan di Lampung dan Situbondo, Jawa Timur.

Artemia Hatching Facility yang berlokasi di Lampung ditargetkan akan mulai beroperasi pada kuartal IV 2025, sedangkan unit kedua yang berlokasi di Situbondo, Jawa Timur, ditargetkan akan mulai beroperasi pada kuartal II 2026.

3 dari 5 halaman

Ekspansi Golden Westindo

Sebelumnya, PT Golden Westindo Tbk akan segera mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jika tak ada aral melintang, saham perseroan akan tercatat dan diperdagangkan pada 3 Oktober 2024.

Setelah resmi tercatat di Bursa, perseroan telah menyiapkan sejumlah rencana pengembangan. Sebagai bagian dari strategi ekspansi, Direktur PT Golden Westindo Artajaya Tbk, Karolina Leo, menyampaikan bahwa Perseroan berencana untuk mendirikan dua "Artemia Hatching Facility" dengan total investasi sekitar 40,5% dari dana hasil IPO.

"Fasilitas ini nantinya akan memproduksi pakan pembenihan alami siap pakai (ready-to-use) dalam bentuk 'nauplii. Pendirian Artemia Hatching Facility merupakan inovasi produk yang dikembangkan Perseroan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan industri,” jelas dia, Rabu (11/9/2024).

Artemia Hatching Facility akan didirikan di Lampung dan Situbondo, Jawa Timur. Artemia Hatching Facility yang berlokasi di Lampung ditargetkan akan mulai beroperasi pada kuartal IV 2025, sedangkan unit kedua yang berlokasi di Situbondo, Jawa Timur, ditargetkan akan mulai beroperasi pada kuartal II 2026.

Saat ini, perseroan memiliki gudang penyimpanan persediaan yang terletak di Tangerang, Banten, dengan luas 6.464 m2 dan kapasitas penyimpanan sebesar 1.760 ton. Kemudian pabrik produksi pakan beku ikan hias yang dioperasikan oleh entitas anak perseroan, PT Kyorin Group Indonesia, berlokasi di Dayeuhkolot, Bandung, Jawa Barat, dengan luas 1.645 m2 dan kapasitas produksi mencapai 250 ton per tahun.

 

 

4 dari 5 halaman

IPO Perseroan

Dalam rangka penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 685.714.300 lembar saham, atau 30% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dengan nilai nominal Rp 25 per saham, harga indikatif antara Rp 100 hingga Rp 120 per saham.

Dengan demikian, jumlah dana yang siperoleh dari IPO ini sebanyak-banyaknya adalah Rp 82,28 miliar. Dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal perseroan yaitu pembelian lahan, pembangunan dan pembelian peralatan dan peralatan yang seluruhnya untuk Artemia Hatching Facility. Dana hasil IPO juga akan digunakan untuk modal kerja perseroan, serta investasi dalam bentuk penyertaan modal pada PT Kyorin Group Indonesia.

Didirikan pada 1994, PT Golden Westindo Artajaya Tbk merupakan pemain utama di dalam industri perdagangan pakan pembenihan udang dan ikan, pakan ikan hias, peralatan akuarium, dan pakan beku ikan hias. Perseroan mengoperasikan dua segmen bisnis utama, yaitu Aquaculture dan Aquatic.

“Dalam segmen Aquaculture, Perseroan menyediakan produk pakan pembenihan alami (artemia) dengan merek terkemuka "Golden West Artemia" dan pakan pembenihan buatan berkualitas dengan merek unggulan "BernAqua”,” ujar Direktur Utama PT Golden Westindo Artajaya Tbk, Rusdi Djamil Lioe.

Sementara itu, untuk segmen Aquatic, Perseroan menawarkan produk pakan ikan hias dengan merek "Hikari", produk pakan beku ikan hias yang diproduksi oleh Entitas Anak Perseroan yakni PT Kyorin Group Indonesia, serta berbagai peralatan akuarium dengan merek ternama "Eheim,".

Rusdi menjabarkan, produk perseroan yang mencakup pakan pembenihan alami (artemia), pakan pembenihan buatan, pakan ikan hias, dan peralatan akuarium, menyasar kepada pasar domestik di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Jawa Timur, Bali, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.

 

 

5 dari 5 halaman

Produk Perseroan

Sementara itu, produk pakan beku ikan hias yang diproduksi Entitas Anak PT Kyorin Group Indonesia, menyasar segmen pasar ekspor, dengan wilayah pemasaran saat ini mencakup Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan.

Pada 31 Desember 2023, pendapatan usaha perseeoan tercatat sebesar Rp 98.53 miliar dan laba periode berjalan sebesar Rp 16,14 miliar. Dengan nilai tersebut, perseroan mencatatkan nilai Net Profit Margin (NPM) sebesar 16,38%, lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 10,18%.

Peningkatan NPM ini didorong oleh pengelolaan biaya yang efektif oleh Perseroan, mencakup beban pokok pendapatan dan beban usaha. Rasio keuangan Perseroan lainnya juga terus tumbuh dengan sangat baik, dengan Return on Equity (ROE) mencapai 20,37% dan Return on Asset (ROA) sebesar 14,73% pada 2023.

Per 31 Maret 2024, PT Golden Westindo Artajaya Tbk menunjukkan pertumbuhan yang signifikan bila dibandingkan dengan periode 31 Maret 2023. Pendapatan usaha tercatat sebesar Rp 25,06 miliar atau naik 9,30 persen yoy. Sementara laba periode berjalan perseroan pada 31 Maret 2024 tercatat sebesar Rp 3,85 miliar atau naik 59,40 persen yoy. Peningkatan ini terutama dikontribusi oleh meningkatnya pemdapatan usaha dari pendapatan atas segmen aquatic.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini