Sukses

Masuk Musim Hujan, Bagaimana Prospek Saham Sido Muncul?

Harga saham SIDO telah turun sekitar 9% sejak rilis kinerja keuangan semester I 2024. Selama periode yang sama, target harga (TP) 12 bulan meningkat sebesar 3,3% menjadi Rp 834.

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan, hujan rata terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Menurut Buletin Informasi Iklim Agustus 2024 dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia, puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi pada Juli dan Agustus 2024.

Selain itu, BMKG memprediksi musim hujan akan dimulai pada September, dengan tingkat curah hujan mencapai sedang hingga tinggi antara September dan November. Hanya sekitar 21,75% wilayah Indonesia yang akan mengalami curah hujan rendah (0-100 mm/bulan) pada September, dengan persentase ini diperkirakan akan turun menjadi 7,64% pada Oktober dan 0,65% pada November.

Merujuk kondisi tersebut, masyarakat umumnya akan menyediakan produk suplemen daya tahan tubuh. Salah satu yang cukup populer adalah Tolak Angin produksi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO).

"Dari segi keuangan, musim hujan kemungkinan akan mendongkrak kinerja SIDO pada semester kedua tahun 2024, karena secara historis, penjualan Tolak Angin mencapai puncaknya pada periode ini," kata analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Andreas Saragih dalam risetnya, Kamis (12/9/2024).

Tolak Angin, yang termasuk dalam segmen Obat Herbal & Suplemen, menyumbang sekitar 50% dari pendapatan konsolidasi. Segmen ini juga merupakan yang paling menguntungkan bagi SIDO, dengan mencatat margin laba kotor tertinggi dibandingkan dengan segmen lainnya.

Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan kondisi cuaca yang baik pada kuartal IV 2024, peningkatan profitabilitas yang berkelanjutan didorong oleh biaya bahan baku yang lebih rendah, dan pembayaran dividen interim akan bertindak sebagai katalis jangka pendek untuk saham SIDO.

"Ke depannya, kami mengantisipasi bahwa perluasan saluran distribusi perdagangan modern dan pertumbuhan berkelanjutan di pasar ekspor akan memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja di tahun buku 2025 dan seterusnya," kata Andreas.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ada Potensi Kenaikan

Dalam laporan laba rugi terbaru, manajemen mengumumkan inovasi mereka dalam aspek distribusi dengan mendistribusikan produk secara langsung ke Alfamart (berlaku efektif pada 1 Mei) dan Indomaret (berlaku efektif pada 1 Juli). Sebelumnya, distribusi ke saluran tersebut diselesaikan oleh sub-distributor pihak terkait.

Harga saham SIDO telah turun sekitar 9% sejak rilis kinerja keuangan semester I 2024. Selama periode yang sama, target harga (TP) 12 bulan meningkat sebesar 3,3% menjadi Rp 834.

Andreas meyakini harga saham SIDO saat ini menarik dan menawarkan risiko penurunan yang terbatas, terutama IDXHealth dan IHSG telah naik masing-masing sebesar +3,7% dan +6,8%, selama periode yang sama. Lebih lanjut, saham diperdagangkan pada sekitar 0,9 S.D. di bawah rasio P/E rata-rata lima tahunnya.

"Mengingat koreksi harga saham baru-baru ini, yang memberikan potensi kenaikan yang lebih besar, kami menaikkan peringkat kami menjadi Buy dari Trading Buy, namun, kami mempertahankan TP kami sebesar Rp 830," ulas Andreas,

 

TP tersebut berasal dari metodologi penilaian kelipatan P/E dengan P/E rata-rata lima tahun sebagai kelipatan target. Risiko penurunan pada perkiraan kami mencakup harga bahan baku yang lebih tinggi dari yang diharapkan, dampak yang lebih rendah dari yang diharapkan dari pasar MT dan ekspor. SIDO saat ini diperdagangkan pada P/E 14,7x 24F.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini