Sukses

Menelisik Prospek Sektor Ritel pada Akhir 2024, Masih Menarik?

Research Analyst Mirae Asset, Abyan Habib Yuntoharjo menanggapi prospek sektor ritel seiring suku bunga bakal merosot.

Liputan6.com, Jakarta - Suku bunga bank sentral masih menjadi sentimen utama di pasar modal. Salah satu sektor yang diperkirakan menggeliat seiring kebijakan penurunan suku bunga bank sentral, adalah sektor ritel.

Research Analyst Mirae Asset, Abyan Habib Yuntoharjo optimistis terhadap prospek sektor ritel yang didukung oleh urbanisasi, peningkatan adopsi teknologi digital, ekspektasi penurunan suku bunga, yang akan berdampak positif pada daya beli masyarakat.

Di samping itu, katalis sektor ritel pada sisa 2024 yakni sehubungan dengan adanya festive season di akhir tahun. "Dengan latar belakang itu, Mirae Asset memberikan rekomendasi Overweight untuk sektor ritel, mengingat potensi pertumbuhan yang masih kuat pada kuartal IV 2024," kata Abyan dalam media day, Kamis (12/9/2024).

Untuk sektor ritel, Abyan memiliki dua saham pilihan yaitu ACES dan MAPI yang juga masuk ke dalam top picks. ACES memiliki rekomendasi BUY dengan TP Rp 1.100 dan MAPI BUY TP Rp 1.900.

"Investor disarankan untuk mempertimbangkan saham-saham di sektor ritel, yang diprediksi akan mendapatkan keuntungan dari momentum pemulihan ekonomi dan peningkatan konsumsi domestik," ungkap Abyan.

Sektor ritel masih dapat membukukan pertumbuhan pendapatan double digit setelah COVID-19, menunjukkan resiliensi penjualan pada masa ekonomi yang berat. Dengan adanya ekspektasi penurunan suku bunga, efek festive season pada kuartal IV akan berimbas positif terhadap prospek sektor retail.

Mirae Asset juga menilai peningkatan populasi usia produktif dan konsumen muda akan menjadi pendorong utama pertumbuhan jangka panjang bagi sektor ini. Konsumen muda yang lebih adaptif terhadap teknologi dan tren gaya hidup modern juga cenderung memiliki preferensi untuk berbelanja secara digital, mempercepat adopsi e-commerce dan memacu inovasi di kalangan peritel.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 4 halaman

Siap-Siap, IHSG Diramal Tembus Level Segini pada Akhir 2024

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaku di zona hijau, menembus level 7.800. Melihat tren pergerakan IHSG terkini, Mirae Asset Sekuritas Indonesia merevisi target IHSG akhir tahun di posisi 7.915. Sebelumnya, tim riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan IHSG akhir tahun di posisi 7.585.

Revisi itu salah satunya merujuk pada sinyal pemangkasan suku bunga Bank Sentral, baik itu dari Bank Sentral Amerika maupun Bank Sentral Indonesia. Kemudian juga optimisme terhadap pemerintahan baru.

Di sisi lain, ada ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pada paruh kedua tahun ini, bersamaan dengan nilai tukar rupiah yang stabil.

“Untuk target IHSG, dari tim research kami menaikkan targetnya. Target sebelumnya yang dirilis di bulan Mei itu adalah di level 7.585. Jadi target yang baru itu adalah di level 7.915,” kata Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina dalam Media Day, Kamis (12/9/2024).

Martha mencermati gerak IHSG tampak cantik dalam beberapa waktu terakhir, yang audah berhasil menembus di atas 7.800. Secara year to date per penutupan kemarin (11/9), IHSG sudah naik hampir 7%. Menurut Martha, angka tersebut termasuk baik dibandingkan dengan indeks-indeks global.

“Beberapa indeks global seperti Hong Kong, China itu mengalami penurunan. Tapi Indonesia jadi rising star-nya di tahun ini, terutama di beberapa bulan terakhir,” jelas Martha.

 

 

3 dari 4 halaman

3 Sektor Saham Menguat

Pada September 2024, ada tiga sektor yang mengalami penguatan. Antara lain IDX Finance, IDX Property dan juga IDX Techno. Sektor-sektor ini memang relate dengan suku bunga, dan tampaknya menyambut penurunan suku bunga.

“Pemangkasan suku bunga ini sudah diantisipasi dan sudah di price in oleh market. Jadi kami sendiri melihat bahwa IHSG ada kemungkinan untuk melemah di bulan September, tapi paling hanya terbatas di level 7.600. Karena secara umum tone-nya itu masih positif. Ini bisa jadi kesempatan para investor untuk buy on weakness pada saham-saham,”ujar Martha.

Jika dicermati lebih lanjut, dari Juni, Juli, Agustus penguatan IHSG itu sudah sangat tinggi. Jadi bulan September ini kemungkinan memang lebih terbatas ada potensi untuk penurunan sebelum nanti berlanjut lagi di akhir tahun

"Karena kan kita tahu bahwa di bulan Oktober ada penyusunan kabinet. Kemudian di bulan November ada pilkada dan juga ada pilpres Amerika. Jadi dalam bulan Oktober-November ini tingkat ketidak-pastiannya lebih tinggi. Jadi market juga lebih memantisipasi hal itu," ujar dia.

 

4 dari 4 halaman

IHSG dan Kapitalisasi Pasar Kembali Cetak Rekor

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor pada awal September 2024. IHSG dan kapitalisasi pasar saham bahkan kompak cetak rekor pada Jumat, 6 September 2024.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (7/9/2024), IHSG menyentuh level tertinggi 7.721,84 dari rekor sebelumnya di posisi 7.694,53 pada Selasa, 2 September 2024. Kapitalisasi pasar cetak rekor tertinggi di Rp 13.217 triliun mengalahkan rekor sebelumnya sebesar Rp 13.127 triliun pada Selasa, 2 September 2024.

Pada pekan ini, tepatnya 2-6 September 2024, IHSG menguat 0,67 persen ke posisi 7.721,84 dari posisi pekan lalu di 7.670,73. Kapitalisasi pasar bursa melonjak 0,78 persen menjadi Rp 13.217 triliun dari Rp 13.114 triliun pada pekan lalu.

Peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa dengan melambung 13,27 persen menjadi 21,98 miliar saham dari 19,40 miliar saham pada pekan lalu.

Di sisi lain, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa merosot 6,44 persen menjadi 1,12 juta kali transaksi dari 1,2 juta kali transaksi pekan sebelumnya. Rata-rata nilai transaksi harian bursa anjlok 70,18 persen menjadi Rp 10,69 triliun dari Rp 35,86 triliun pada pekan lalu.

Pada Jumat, 6 September 2024, investor asing membukukan aksi beli saham Rp 1,03 triliun. Investor asing mencatat aksi beli saham Rp 3,26 triliun selama sepekan. Sepanjang 2024, investor asing borong saham Rp 30,99 triliun.