Liputan6.com, Jakarta - Data perdagangan pekan ini periode 9—13 September 2024 ditutup positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan sebesar 1,17% menjadi berada pada level 7.812,131 dari 7.721,846 pada pekan lalu. Kapitalisasi pasar Bursa juga mengalami peningkatan sebesar 1,31% menjadi Rp 13.390 triliun dari Rp 13.217 triliun pada pekan lalu.
Rata-rata nilai transaksi harian bursa sebesar 40,10% menjadi Rp 14,98 triliun dari Rp 10,69 triliun pada pekan sebelumnya. Kemudian, rata-rata volume transaksi harian Bursa mengalami kenaikan sebesar 10,79% menjadi 23,34 miliar lembar saham dari 21,97 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.
Baca Juga
Rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa selama sepekan turut meningkat 1,66% menjadi sebanyak 1,14 juta kali transaksi dari 1,12 juta kali transaksi sepekan sebelumnya. Pergerakan investor asing per Jumat mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 17,95 triliun dan sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 51,40 triliun.
Advertisement
Merujuk data Bursa, beberapa saham yang bertengger di jajaran top gainers, termasuk saham MLPT dan FMII. Kedua saham itu sempat suspensi Bursa lantaran mencatatkan kenaikan harga signifikan. Lebih lanjut, berikut daftar top losers dan top gainers periode 9—13 September 2024:
Top Gainers:
- Saham MLPT, naik 134,05% ke posisi 4.330 dari posisi 1.850 pada pekan lalu
- Saham FMII, naik 78,57% ke posisi 250 dari posisi 140 pada pekan lalu
- Saham PKPK, naik 71,88% ke posisi 605 dari posisi 352 pada pekan lalu
- Saham KMDS, naik 45,23% ke posisi 700 dari posisi 482 pada pekan lalu
- Saham DCII, naik 42,14% ke posisi 58.100 dari posisi 40.875 pada pekan lalu
- Saham HDFA, naik 39,13% ke posisi 160 dari posisi 115 pada pekan lalu
- Saham BOBA, naik 38,55% ke posisi 230 dari posisi 166 pada pekan lalu
- Saham IFSH, naik 38,12% ke posisi 1.105 dari posisi 800 pada pekan lalu
- Saham EDGE, naik 34,72% ke posisi 5.200 dari posisi 3.860 pada pekan lalu
- Saham DATA, naik 150% ke posisi 640 dari posisi 490 pada pekan lalu
Top Losers
- Saham BINO, turun 28,21% ke posisi 224 dari posisi 312 pada pekan lalu
- Saham UANG, turun 25,76% ke posisi 735 dari posisi 990 pada pekan lalu
- Saham SMIL, turun 22,86% ke posisi 216 dari posisi 280 pada pekan lalu
- Saham ALKA, turun 21,85% ke posisi 372 dari posisi 476 pada pekan lalu
- Saham GEMA, turun 21,47% ke posisi 256 dari posisi 326 pada pekan lalu
- Saham PART, turun 19,75% ke posisi 130 dari posisi 162 pada pekan lalu
- Saham INTD, turun 19,35% ke posisi 200 dari posisi 248 pada pekan lalu
- Saham PORT, turun 18,52% ke posisi 880 dari posisi 1.080 pada pekan lalu
- Saham KOKA, turun 16,90% ke posisi 59 dari posisi 71 pada pekan lalu
- Saham AXIO, turun 15,71% ke posisi 118 dari posisi 140 pada pekan lalu
Advertisement
Kinerja IHSG pada 9-13 September 2024
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 1,17 persen pada 9-13 September 2024. Analis menyebutkan, kenaikan IHSG selama sepekan didorong dari sentiment global terutama harapan pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (14/9/2024), IHSG melonjak 1,17 persen ke posisi 7.812,13 dari pekan lalu di posisi 7.721,84. Selain IHSG, kapitalisasi pasar juga melambung 1,31 persen menjadi Rp 13.390 triliun dari pekan lalu Rp 13.217 triliun.
Peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian 40,10 persen menjadi Rp 14,98 triliun dari Rp 10,69 triliun pada pekan lalu. Selanjutnya rata-rata volume transaksi harian bursa melambung 10,79 persenn menajdi 23,34 miliar saham dari 21,97 miliar saham.
Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa melesat 1,66 persen menjadi 1,14 juta kali transaksi dari 1,12 juta kali transaksi.
Selain itu, selama sepekan, sektor saham energi turun 0,05 persen, sektor saham basic materials merosot 0,34 persen, sektor saham industri susut 1,18 persen. Kemudian sektor saham consumer siklikal melemah 0,96 persen, sektor saham perawatan kesehatan merosot 0,02 persen dan sektor saham keuangan turun 0,06 persen.
Sementara itu, sektor saham consumer nonsiklikal naik 1,25 persen, sektor saham properti dan real estate bertambah 3,12 persen, sektor saham infrastruktur menguat 0,46 persen, sektor saham transportasi dan logistik melesat 2,31 persen. Sektor saham teknologi terbang 16,85 persen dan catat penguatan terbesar.
Pada pekan ini, investor asing melakukan aksi beli saham Rp 20,41 triliun. Pada pekan lalu, aksi beli oleh investor asing hanya Rp 3,26 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG bergerak menguat sebesar 1,17% disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian, secara teknikal pergerakan IHSG juga masih berada di fase uptrendnya. Sedangkan dari sisi sentiment, Herditya menuturkan, pertama, IHSG dipengarugi rilis data inflasi dan neraca perdagangan China.
Sentimen IHSG Lainnya
Kedua, indeks kepercayaan konsumen dan retail sales Indonesia yang meningkat masing-masing ke 124,4 dan 4,5% (vs 123,4 dan 2,7%), Ketiga rilis data inflasi AS. Keempat, penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
“Kami memperkirakan, untuk sepekan ke depan penguatan IHSG akan relatif terbatas dengan support di 7.654 dan resistance di 7.858,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com
Herditya menambahkan,selama sepekan ke depan, IHSG akan dipengaruhi sejumlah faktor antara lain rilis neraca perdagangan dan BI rate. Kedua, Fed rate yang diperkirakan turun ke 5,25%. Ketiga, rilis suku bunga China yang diperkirakan tetap di 3,35%.
Sementara itu, pengamat pasar modal Desmond Wira menuturkan,lonjakan IHSG didorong antisipasi pemangkasan suku bunga the Fed. Hal itu membuat pelaku pasar memburu aset berisiko termasuk saham.
“Hal ini membuat bursa saham dunia cenderung naik, selanjutnya membuat IHSG terus mencetak rekor,” kata Desmond.
Ia menuturkan, penguatan IHSG akan terjadi hingga keputusan suku bunga the Fed. Adapun the Fed diharapkan pangkas suku bunga acuan 25 basis poin atau bps. “Jika sudah ada keputusan pemangkasan suku bunga the Fed sesuai harapan atau di bawah harapan kemungkinan pelaku pasar cenderung profit taking,” ujar Desmon.
Ia menambahkan, jika pemangkasan suku bunga melebihi harapan kemungkinan pasar saham masih dapat melanjutkan penguatan.
Advertisement