Sukses

Adaro Energy Masuk Daftar Time World’s Best Companies 2024

Presiden Direktur Adaro Garibaldi Thohir mengapresiasi atas pengakuan yang diberikan TIME kepada Adaro sebagai salah satu perusahaan yang masuk daftar TIME World’s Best Companies 2024.

Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (Adaro) masuk dalam daftar bergengsi“TIME World’s Best Companies 2024”sebagai salah satu perusahaan terbaik global, dan menempati urutan ke-3 dari 5 perusahaan di Indonesia yang masuk daftar ini.

Daftar yang diterbitkan oleh TIME bekerja sama dengan Statista memberikan penilaian atas pencapaian dalam tiga aspek; kepuasan karyawan, pertumbuhan pendapatan, dan keberlanjutan.

Pencapaian ini membuktikan transformasi Adaro telah mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan di tengah berbagai tantangan, seraya terus melaksanakan komitmen terhadap penerapan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) maupun mendukung perkembangan karyawan.

"Kami merasa bangga dan bersyukur atas pengakuan yang diberikan TIME kepada Adaro sebagai salah satu perusahaan yang masuk daftar TIME World’s Best Companies 2024,” ujar Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Garibaldi Thohir, seperti dikutip dari keterangan resmi, ditulis Selasa (17/9/2024).

Ia menambahkan, setelah pada 2022, Perseroan bertransformasi menjadi tiga pilar baru; Adaro Energy, Adaro Minerals, dan Adaro Green, perseroan juga terus memperkuat komitmen terhadap ESG serta memberikan ruang bagi karyawan untuk mengembangkan potensi terbaiknya seiring pertumbuhan perusahaan.

Economic Correspondent Majalah TIME, Alana Semuels mengatakan,perusahaan-perusahaan besar ini telah memberikan dampak sosial yang positif bagi masyarakat, serta menghasilkan keuntungan dan tetap menjaga kesejahteraan karyawan mereka.

“Kenyataan bahwa mereka melakukannya adalah yang membedakan mereka dari perusahaan lain,” ujar dia.

"TIME World’s Best Companies 2024” mencakup perusahaan-perusahaan global dengan minimum pendapatan sebesar USD 100 juta pada tahun fiskal 2023. Dalam penilaian penghargaan ini, Statista melakukan evaluasi kepuasan karyawan melalui survei global secara anonim terhadap 170.000 karyawan dari 50 negara, diikuti dengan analisis pertumbuhan pendapatan selama 3 tahun terakhir.

2 dari 4 halaman

Aspek Penilaian

Perusahaan yang unggul dalam kepuasan karyawan dan pertumbuhan pendapatan kemudian dinilai berdasarkan KPI di bidang lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola perusahaan (ESG).

Mempertimbangkan seluruh aspek tersebut, Adaro berhasil menjadi satu-satunya perusahaan di sektor energi dan infrastruktur di Indonesia yang masuk dalam daftar ini. Pada 2023, selain mencatatkan pendapatan yang cukup memuaskan, Adaro Group membayarkan sekitar total USD3 miliar termasuk kewajiban royalti dan pajak dari tahun sebelumnya.

Adaro juga mengintegrasikan faktor-faktor ESG ke dalam strateginya, untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan dan penciptaan nilai.

Sementara itu, untuk meningkatkan kepuasan karyawan, Adaro juga melakukan berbagai upaya berkesinambungan antara lain dengan menciptakan lingkungan kerja yang positif dan memberikan kesempatan yang sama bagi setiap karyawan untuk tumbuh dan mengembangkan potensi terbaiknya.

Adaro akan terus melaksanakan komitmennya untuk mengembangkan sumber daya manusia terbaik dan membangun lingkungan kerja yang baik demi mewujudkan cita-cita Adaro untuk menjadi perusahaan yang lebih besar dan lebih hijau.

3 dari 4 halaman

Genjot Pendapatan, Adaro Energy Lepas Bisnis Batu Bara Termal

Sebelumnya, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) berencana menjual sebanyak-banyaknya seluruh saham PT Adaro Andalan Indonesia (AAI) yang dimiliki oleh perseroan. AAI merupakan suatu perseroan terbatas yang 99,99 persen sahamnya dimiliki secara langsung oleh Adaro Energy Indonesia.

Nilai rencana transaksi akan mempertimbangkan hasil penilaian saham dari penilai independen, yaitu sebesar USD 2,45 juta, atau setara dengan 31,8% dari total ekuitas perseroan. Rencana transaksi dilakukan melalui mekanisme penawaran umum atas saham AAI sesuai peraturan perundangan-undangan pasar modal yang berlaku, termasuk POJK 76/2017.

Perseroan berencana menyelenggarakan RUPSLB secara tatap muka dan daring (hybrid) pada 18 Oktober 2024 untuk meminta restu pemegang saham mengenai rencana transaksi ini.

Rencana transaksi tersebut sejalan dengan strategi ekspansi perseroan dan diversifikasi pada pilar non pertambangan batu bara.

Hal ini akan menciptakan portofolio bisnis yang lebih seimbang dan perlindungan yang lebih baik bagi Perseroan di seluruh fase siklus bisnis serta menjadi kontributor penting terhadap penciptaan nilai jangka panjang.

Perseroan berkomitmen mendukung penuh komitmen Pemerintah Republik Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, termasuk upaya untuk mencapai net-zero emission pada tahun 2060 atau lebih awal dengan berbagai upaya.

 

 

4 dari 4 halaman

Kembangkan Bisnis

Pendapatan Bisnis Non-batu Bara Termal

Perseroan juga berkomitmen untuk memiliki sekitar 50% total pendapatan dari bisnis non-batu bara termal pada tahun 2030. Target ini akan dicapai dengan mengembangkan bisnis di bidang- bidang yang mendukung ekosistem hijau Indonesia.

"Untuk mendukung komitmen tersebut, Perseroan berencana untuk memisahkan bisnis pilar pertambangan dan juga beberapa bisnis pendukung dibawah AAI dengan pilar bisnis Adaro Minerals dan Adaro Green demi mempertahankan sinergi yang solid dari integrasi bisnis-bisnis yang termasuk dalam sektor-sektor industri dengan keterkaitan yang lebih erat," ungkap Corporate Secretary PT Adaro Energy Indonesia Tbk, Mahardika Putranto dalam keterbukaan informasi Bursa, Kamis (12/9/2024).

Langkah ini juga dipandang efektif untuk memaksimalkan kinerja AAI dan pilar-pilar bisnis non batu bara termal tersebut karena memungkinkan setiap perusahaan untuk berfokus pada pengembangan keunggulan inti masing-masing.

Rencana Transaksi Perseroan diharapkan akan membantu AAI dan pilar bisnis non batu bara termal untuk meningkatkan fokus pengembangan dan kinerja.

Pemisahan ini juga akan membantu bisnis hijau Perseroan untuk mendapatkan akses terhadap sumber pembiayaan yang lebih banyak, biaya pendanaan yang lebih kompetitif, memberikan akses yang lebih baik pada proyek-proyek ramah lingkungan dengan partner bisnis potensial peringkat atas, serta memberikan opsi investasi yang lebih banyak pada investor publik untuk berinvestasi sesuai dengan minat dan pandangannya.