Liputan6.com, Jakarta Emiten Grup Lippo, yakni PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) mencatat pendapatan bersih Rp 1,63 triliun pada Juni 2024 atau tumbuh 3,90%, dibandingkan Semester I 2023 sebesar Rp 1,57 triliun.
Presiden Direktur MLPT Wahyudi Chandra merinci, pendapatan Multipolar berasal dari jasa teknologi senilai Rp 672,04 miliar, perangkat keras dan perangkat pendukungnya senilai Rp 498,06 miliar, pendapatan dari bisnis IT outsourcing senilai Rp 305,08 miliar, perangkat lunak Rp 133,48 miliar, dan pendapatan lain-lain Rp 25,40 miliar.Â
"Selama Juni 2024 kita bisa membukukan penjualan bersih sedikit naik dari target, begitupun dengan laba bruto kita ada sedikit penurunan dibanding target, tapi dibandingkan tahun lalu kita masih mencatat pertumbuhan," papar Wahyudi dalam kegiatan Public Expose Insidental yang digelar secara daring, Rabu (18/9/2024).
Advertisement
Wahyudi membeberkan, bahwa perusahaan mencatat laba bruto Rp 258 miliar hingga bulan Juni 2024, lebih kecil dari target Rp 295 miliar. Sementara itu, MLPTÂ mencatat laba usaha yang melampaui target sebesar Rp.132 miliar dari target Rp.131 miliar.
Adapun laba tahun berjalan yang mencapai Rp 240 miliar di periode semester I 2024.
"(Pendapatan) jasa teknologi mengalami peningkatan 31,91%, perangkat keras dan perangkat pendukungnya mengalami penurunan 22,65%, IT outsourching yang sebagian besar kontribusinya dari anak usaha kita PDI juga mengalami peningkatan sebesar 33,60%, perangkat lunak mencatat sedikit penurunan sebesar 22,19%, dan lain-lain ada peningkatan sekitar 30,93%," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Wahyudi juga menyebut, perusahaan akan intensif menyalurkan modal untuk peningkatan kapabilitas perusahaan berkaitan dengan pengembangan teknologi big data, AI cloud security hingga digital platform menyusul sentimen penurunan suku bunga.Â
Seperti diketahui, BI dalam Rapat Dewan Gubernur 17-18 September 2024 menetapkan BI rate menjadi 6% dari sebelumnya 6,25%. Sementara itu, suku bunga Deposit Facility juga dipangkas menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75%.
Bayar Utang, Multipolar Dapat Pinjaman Sindikasi Rp 1,1 Triliun
PT Multipolar Tbk (MLPL) memperoleh fasilitas pinjaman sindikasi senilai Rp 1,1 triliun. Pinjaman itu berasal dari PT Bank CIMB Niaga Tbk dan Bank Permata Tbk.
Jangka waktu pinjaman yakni lima tahun sejak tanggal penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi. Agunan yang ditawarkan yakni berupa tanah dan bangunan.
"Tujuan dari fasilitas pinjaman sindikasi yakni untuk pelunasan utang finansial perseroan yang timbul dari fasilitas kredit yang diperoleh dari Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk," ungkap Sekretaris PT Multipolar Tbk, Natalie Lie dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pelunasan utang finansial perseroan dari fasilitas kredit yang diperoleh dari Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk akan memperkuat kondisi keuangan perseroan dengan penurunan utang bank jangka panjang perseroan. Hingga akhir September 2023, perseroan membukukan penjualan Rp 8,2 triliun, atau naik tipis dari raihan September 2022 yang sebesar Rp 8,19 miliar.
Dari raihan itu, perseroan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar RP 143,8 miliar dari realisasi per Desember tahun lalu yang rugi Rp 179,24 miliar. Aset sampai dengan akhir September 2023 tercatat senilai Rp 13,15 triliun, naik dibandingkan posisi akhir 2022 sebesar Rp 13,14 triliun.
Â
Advertisement
Gerak Saham
Kemudian liabilitas naik menjadi USD 8,52 triliun dari Rp 8,85 triliun. Sementara ekuitas naik menjadi Rp 4,63 triliun dari sebelumnya Rp 4,59 triliun.
 Pada penutupan perdagangan saham Senin, 18 Desember 2023, saham PT Multipolar Tbk (MLPL) melemah 2,82 persen ke posisi Rp 69 per saham. Saham MLPL dibuka turun satu poin ke posisi Rp 70 per saham.
Saham MLPL berada di level tertinggi Rp 72 dan terendah Rp 69 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 650 kali dengan volume perdagangan 194.701 saham. Nilai transaksi harian Rp 1,4 miliar.