Sukses

Caplok Asa Ren, Diagnos Laboratorium Utama Galang Dana Lewat Rights Issue

Dalam pelaksanaan PMHMETD I, PT Bundamedik Tbk (BMHS) sebagai pemegang saham utama Diagnos Laboratorium Utama berencana untuk tidak melaksanakan HMETD yang dimilikinya,

Liputan6.com, Jakarta PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) berencana melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Pada aksi tersebut, perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 921 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 25 per saham. Harga pelaksanaan dipatok Rp 505 per saham.

Dana yang diperoleh dari aksi korporasi Diagnos Laboratorium Utama ini akan digunakan untuk mengambil alih seluruh atau sebagian besar saham Asa Ren dari pemegang saham Asa Ren.

Mekanismenya, yakni melalui penyetoran sebagian saham-saham Asa Ren oleh pemegang saham Asa Ren ke dalam perseroan sebagai setoran modal ke dalam Perseroan dalam bentuk lain selain uang (inbreng) dalam rangka pelaksanaan PMHMETD I oleh Perseroan.

Mekanisme lainnya, pembelian sebagian saham-saham Asa Ren oleh perseroan dari pemegang saham Asa Ren, secara bersama-sama dengan rencana inbreng selanjutnya disebut rencana pengambilalihan.

Melansir keterbukaan informasi Bursa, Selasa (24/9/2024), nilai dari rencana pengambilalihan adalah sebesar Rp 357,89 miliar. Rinciannya, nilai rencana inbreng sebesar RP 322,1 miliar dan nilai rencana pembelian saham adalah sebesar USD 2,41 juta yang setara dengan Rp 35,79 miliar (kurs Rp 14.840 per USD).

Dalam pelaksanaan PMHMETD I, PT Bundamedik Tbk (BMHS) sebagai pemegang saham utama perseroan berencana untuk tidak melaksanakan HMETD yang dimilikinya, dan akan mengalihkan seluruh HMETD yang dimilikinya tersebut kepada pemegang saham Asa Ren. Selain itu, PT Bunda Investama Indonesia (BII) sebagai pemegang saham utama perseroan berencana untuk melaksanakan sebagian HMETD yang dimilikinya yaitu sejumlah 79.815.155 HMETD, dan berencana untuk mengalihkan 258.374.200 HMETD yang dimilikinya dalam rangka PMHMETD I kepada pemegang saham Asa Ren.

Selanjutnya, perseroan akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 2 Oktober 2024 untuk meminta restu pemegang saham mengenai rencana aksi ini.

 

2 dari 4 halaman

Klinik Pintar Gandeng Diagnos Sediakan Fasilitas Laboratorium

Sebelumnya, jaringan klinik digital Klinik Pintar menjalin kerja sama dengan PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) untuk meluncurkan fasilitas laboratorium di mitra kliniknya. 

Inisiatif tersebut berangkat dari perhatian Klinik Pintar terhadap masalah mendasar yang dialami oleh banyak klinik kesehatan swasta di Indonesia saat ini, yakni kurangnya kelengkapan layanan kesehatan dasar (primary care), misalnya fasilitas pengambilan sampel dan laboratorium klinis. 

Melalui laboratorium di dalam klinik rekanan, pasien tidak perlu lagi tes dan mengambil hasil di lokasi yang berbeda. Seluruh proses mulai dari konsultasi, tes, pemeriksaan, maupun rujukan ke dokter spesialis bisa berjalan dengan efisien. 

Kemudian, melalui platform digital Klinik Pintar, hasil tes laboratorium bisa langsung terintegrasi dengan data Rekam Medis yang ada di klinik sehingga pasien bisa langsung menerima hasil lab secara digital, bersamaan dengan resume medisnya. 

Chief Medical Officer Klinik Pintar, Eko Nugroho menyebut, kerja sama ini merupakan bagian dari misi perusahaan untuk memperkuat layanan kesehatan primer di Indonesia melalui pemberdayaan klinik. 

"Pengadaan laboratorium adalah bagian dari upaya kami membangun lebih banyak Klinik Berdaya. Inisiatif ini juga sejalan dengan misi pemerintah yang kedepannya akan lebih fokus meningkatkan alokasi anggaran kepada penguatan primary care di Indonesia,” kata Eko dalam keterangan resminya, ditulis Rabu (27/7/2022).

 

3 dari 4 halaman

Layanan Laboratorium

Direktur Operasional dan Marketing Diagnos Dilly Dwiasri memaparkan Diagnos memiliki layanan laboratorium dan patologi yang lengkap. Laboratorium di Klinik Pintar bisa melayani berbagai kebutuhan tes seperti hematologi, fungsi hati, fungsi ginjal, lipid, diabetes, infeksi, hepatitis, dan urin.

"Kehadiran lab Diagnos di Klinik Pintar merupakan bentuk dukungan Diagnos yang konsisten dalam mendukung kemajuan kesehatan primer. Ditambah lagi, kami memberikan full support tidak hanya melalui penyediaan alat dan teknologi laboratorium paling modern, namun juga pengelolaan SDM dan operasional lab. Layanan ini pun bisa diakses di klinik maupun melalui pengambilan sampel di rumah (home service),” tutur Dilly. 

Tak hanya itu, Eko menambahkan, selain menjadikan klinik mitra sebagai pusat pemeriksaan lewat adanya laboratorium, Klinik Pintar juga memberikan pilihan bagi mitra klinik untuk menyediakan layanan laboratorium melalui Sampling Corner. 

4 dari 4 halaman

Opsi bagi Pemilik Klinik

"Karena tidak semua punya kebutuhan yang sama untuk pengadaan laboratorium yang lengkap, kami menawarkan opsi bagi pemilik klinik untuk membuka sampling corner yang nantinya akan terintegrasi dengan ekosistem laboratorium sehingga pasien tetap bisa dilayani dengan cepat dan efisien,” ia menambahkan.

Eko menuturkan, saat ini, layanan laboratorium Klinik Pintar bersama Diagnos dapat diakses masyarakat Bekasi. Ke depannya, Klinik Pintar akan menambah layanan laboratorium klinik di kota-kota besar lainnya.

Sementara itu, Pemilik Klinik Permata Bunda Bekasi, Sumiyati mengatakan, pihaknya mengapresiasi inisiatif Klinik Pintar untuk menyediakan layanan laboratorium di kliniknya. 

"Sebelum adanya laboratorium ini, kami harus mengirimkan sample lab ke tempat vendor yang letaknya jauh. Kini dengan adanya Laboratorium Diagnos di tempat kami, layanan kesehatan primer jadi semakin lengkap, dan tentunya akan membantu peningkatan mutu pelayanan kami, yang menjadi salah satu penentu dalam sistem akreditasi klinik.” ujar Sumiyati.

Saat ini, mitra Klinik Pintar berjumlah lebih dari 180 mitra dan tersebar di lebih dari 60 kota di Indonesia. Guna mengoptimalkan manfaat pada mitranya, Klinik Pintar terus mengembangkan bisnis para mitra klinik melalui berbagai layanan seperti laboratorium, layanan preventif, dukungan pengadaan rantai pasok obat dan alkes, serta digitalisasi operasional melalui Klinik OS (Operating System).

Dengan demikian, layanan kesehatan primer di Indonesia akan lebih kuat melalui berbagai program pemberdayaan klinik.