Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan Jumat (27/9/2024). Pergerakan IHSG terjadi di tengah bursa saham Asia yang menguat dan mayoritas sektor saham memerah.
Mengutip data RTI, IHSG dibuka naik tipis ke posisi 7.744,64 dari sebelumnya 7.744,51. Pada pukul 10.06 WIB, IHSG merosot 0,76 persen ke posisi 7.685. Indeks LQ45 susut 1,1 persen ke posisi 960. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Pada perdagangan Jumat pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.745,24 dan level terendah 7.663,47.
Baca Juga
Sebanyak 301 saham tertekan sehingga menekan IHSG. 211 saham menguat dan 262 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 395.946 kali dengan volume perdagangan 6,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 4,3 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.145.
Advertisement
Mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham kesehatan naik 0,53 persen dan sektor saham properti menanjak 0,15 persen.
Sektor saham basic susut 0,43 persen, sektor saham industri melemah 0,11 persen, dan sektor saham nonsiklikal tergelincir 0,34 persen. Lalu sektor saham siklikal susut 0,18 persen, sektor saham keuangan terpangkas 0,34 persen, sektor saham teknologi anjlok 0,92 persen, sektor saham infrastruktur melemah 0,52 persen dan sektor saham transportasi turun 0,57 persen.
Pada awal sesi perdagangan, harga saham JPFA melonjak 1,7 persen ke posisi Rp 1.455 per saham. Harga saham JPFA dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 1.440 per saham. Harga saham JPFA berada di level tertinggi Rp 1.460 dan level terendah Rp 1.430 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.326 kali dengan volume perdagangan 128.912 saham. Nilai transaksi Rp 18,6 miliar.
Harga saham ABMM stagnan di posisi Rp 4.340 per saham. Harga saham ABMM dibuka stabil di 4.340. Harga saham ABMM berada di level tertinggi Rp 4.350 dan level terendah Rp 4.290 per saham. Total frekuensi perdagangan 456 kali dengan volume perdagangan 10.769 saham. Nilai transaksi Rp 4,7 miliar.
Review IHSG
Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, IHSG ditutup datar ke posisi 7.774 pada Kamis, 26 September 2024 dengan aktivitas yang sangat terkonsentrasi di perbankan.
Bank-bank besar menyumbang 42 persen dari omzet pasar kemarin. Di sisi lain, stimulus China meningkat dengan kemungkinan penerbitan obligasi pemerintah pusat senilai 2 triliun renminbi untuk meningkatkan belanja dan konsumsi. Hal ini dapat menstabilkan pertumbuhan pada akhir 2024 dan awal 2025.
Selain itu, tekanan jual investor asing meningkat di saham BBRI. Harga saham BBRI melemah 5,2 persen meski tren kualitas aset membaik hingga Agustus 2024. Selain itu, perusahaan telekomunikasi mendapatkan dukungan dengan saham Indosat menguat 2 persen. Saham-saham ICBP dan INDF masing-masing menguat 2,6 persen dan 0,7 persen.
Advertisement
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham INPS melonjak 30 persen
- Saham HELI melonjak 24,44 persen
- Saham MFIN melonjak 19,59 persen
- Saham PGLI melonjak 16,97 persen
- Saham PYFA melonjak 16,85 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham MDRN merosot 12,50 persen
- Saham PADI merosot 11,11 persen
- Saham MTFN merosot 11,11 persen
- Saham REAL merosot 10 persen
- Saham INTA merosot 10 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham BBRI tercatat 25.782 kali
- Saham AWAN tercatat 25.233 kali
- Saham BSBK tercatat 20.733 kali
- Saham PYFA tercatat 14.217 kali
- Saham BBCA tercatat 12.057 kali
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BBRI senilai Rp 751,2 miliar
- Saham BBCA senilai Rp 486,5 miliar
- Saham BMRI senilai Rp 426,6 miliar
- Saham AMMN senilai Rp 184,7 miliar
- Saham TLKM senilai Rp 182,5 miliar
Prediksi IHSG dan Saham Pilihan BNI Sekuritas
Head of Retail Research BNI Sekuritas Fanny Suherman menuturkan, IHSG masih berpotensi sedikit teknikal rebound pada perdagangan Jumat, 27 September 2024.
IHSG akan berada di level support 7.640-7.700 dan level resistance 7.800-7.850 pada Jumat pekan ini.
Trading Idea hari ini: MDKA, AMMN, BBNI, ASII, PNLF, dan ERAA
MDKA Buy on Weakness dengan area beli di 2570, cutloss jika break di bawah 2540. Jika tidak break di bawah 2540, potensi naik ke 2610-2640 short term.
AMMN Buy on Weakness dengan area beli di 10100, cutloss jika break di bawah 10000. Jika tidak break di bawah 10000, potensi naik ke 10175-10250 short term.
BBNI Buy on Weakness dengan area beli di 5600, cutloss jika break di bawah 5525. Jika tidak break di bawah 5525, potensi naik ke 5725-5825 short term.
ASII Spec Buy dengan area beli di 5250, cutloss jika break di bawah 5125. Jika tidak break di bawah 5250, potensi naik ke 5325-5450 short term.
PNLF Spec Buy dengan area beli di 436, cutloss jika break di bawah 426. Jika tidak break di bawah 436, potensi naik ke 448-456 short term.
ERAA Spec Buy dengan area beli di 448, cutloss jika break di bawah 440. Jika tidak break di bawah 440, potensi naik ke 458-466 short term.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement