Liputan6.com, Jakarta PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) mengumumkan kinerja paruh pertama tahun ini yang berakhir pada 30 Juni 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar USD 1,52 miliar atau sekitar Rp 22,97 triliun (kurs Rp 15.105,60 per USD).
Pendapatan itu turun 52,30 persen dibandingkan pendapatan usaha pada semester I 2023 yang tercatat sebesar USD 3,19 miliar.
Baca Juga
Bersamaan dengan turunnya pendapatan usaha, beban pokok penjualan pada semester I 2024 turun menjadi USD 829,8 juta dari USD 1,75 miliar yang dicatatkan pada semester I 2023. Dari rincian itu, perseroan membukukan laba kotor USD 690,91 juta pada semester I 2024 atau turun dibandingkan USD 1,43 miliar yang dicatatkan pada semester I 2023.
Advertisement
Pada semester I 2024, perseroan membukukan beban usaha sebesar USD 262,43 juta, lebih rendah dari beban usaha pada semester I 2023 yang mencapai USD 951,49 juta. Pada periode ini, perseroan membukukan penghasilan lain-lain senilai USD 5,09 juta, berbalik dari beban lain-lain yang dicatatkan pada semester I tahun lalu sebesar USD 42,07 juta.
Setelah memperhitungkan beban pajak, perseroan membukukan aba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 189,92 juta atau sekitar Rp 2,87 triliun. Laba ini turun 40,31 persen dibandingkan laba semester I 2023 yang tercatat sebesar USD 318,18 juta.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, Jumat (27/9/2024), aset sampai dengan 30 Juni 2024 naik menjadi USD 3,09 miliar dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar USD 3,06 juta.
Liabilitas sampai dengan 30 Juni 2024 turun menjadi USD 1,23 miliar dari USD 1,32 miliar pada Desember 2023. Sementara ekuitas sampai dengan Juni 2024 naik menjadi USD 1,86 miliar dari USD 1,72 miliar pada Desember 2023.
IHSG Tinggalkan 7.700, Investor Asing Jual Saham Rp 493,27 Miliar
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah hingga penutupan perdagangan Jumat (27/9/2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang memerah dan aksi jual saham oleh investor asing.
Mengutip data RTI, IHSG merosot 0,61 persen ke posisi 7.696,91. Indeks LQ45 tergelincir 1,09 persen ke posisi 959,94. Mayoritas indeks saham acuan tertekan.
Jelang akhir pekan, IHSG berada di level tertinggi 7.745,24 dan level terendah 7.663,47. Sebanyak 312 saham melemah sehingga menekan IHSG. 246 saham menguat dan 243 saham stabil.
Total frekuensi perdagangan 1.253.966 kali dengan volume perdagangan 20,5 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 15 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.120.
Investor asing melakukan aksi jual saham Rp 493,27 miliar. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 52,74 triliun.
Mayoritas sektor saham memerah jelang akhir pekan. Sektor saham infrastruktur turun 0,71 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham basic merosot 0,30 persen, sektor saham industri tergelincir 0,42 persen, dan sektor saham nonsiklikal melemah 0,28 persen. Kemudian sektor saham siklikal susut 0,03 persen, sektor saham keuangan terpangkas 0,39 persen dan sektor saham transportasi merosot 0,21 persen.
Jelang akhir pekan ini, saham EXCL melemah 1,7 persen ke posisi Rp 2.310 per saham. Harga saham EXCL dibuka stagnan di posisi Rp 2.350 per saham. Harga saham EXCL berada di level tertinggi Rp 2.370 dan level terendah Rp 2.310 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.695 kali dengan volume perdagangan 202.362 saham. Nilai transaksi Rp 47,1 miliar.
Sementara itu, saham SILO naik 2,61 persen ke posisi Rp 3.150 per saham. Harga saham SILO dibuka naik 20 poin ke posisi Rp 3.090 per saham. Harga saham SILO berada di level tertinggi Rp 3.180 dan level terendah Rp 3.030 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.708 kali dengan volume perdagangan 113.436 saham. Nilai transaksi Rp 35,3 miliar.
Saham PANI melonjak 1,69 persen ke posisi Rp 12.000 per saham. Harga saham PANI dibuka naik 100 poin ke posisi Rp 11.900 per saham. Harga saham PANI berada di level tertinggi Rp 12.600 dan level terendah Rp 11.825 per saham. Total frekuensi perdagangan 10.668 kali dengan volume perdagangan 145.621 saham. Nilai transaksi Rp 176,3 miliar.
Advertisement
Apa Saja Sentimen IHSG?
Mengutip Antara, dalam riset Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa regional Asia bergerak variasi. Beragam sentimen memberikan dampak pada perdagangan pasar keuangan jelang akhir pekan.
"Pelaku pasar tampaknya memiliki pandangan seiring dengan pernyataan Ketua The Fed dan dampak sentimen stimulus China, serta data ekonomi Jepang,” demikian seperti dikutip.
Pelaku pasar mencari arah pasca pernyataan Ketua The Fed yang sama sekali tidak menyinggung mengenai prospek lanjutan penurunan suku bunga acuan bank sentral, sedangkan Gubernur The Fed, Lisa Cook, mengatakan pada Kamis malam bahwa ia sepenuh hati mendukung penurunan suku bunga sebesar 50 bp. Hal ini menjadi perhatian pasar selanjutnya, di mana pasar akan menanti seberapa agresif The Fed akan memangkas suku bunga acuannya.
Sementara itu, Bank Sentral China (PBoC) menurunkan rasio persyaratan cadangan sebesar 50 bps, penurunan kedua tahun ini yang bertujuan untuk memperkuat ekonomi yang tersendat. Perubahan tersebut, yang berlaku mulai 27 September 2024, telah diisyaratkan awal minggu ini oleh Gubernur Pan Gongsheng. Selanjutnya, pasar juga menantikan lanjutan kebijakan dari sisi fiskal, yang dianggap perlu oleh investor untuk pemulihan ekonomi yang lebih berkelanjutan.