Sukses

United Tractors Tebar Dividen Interim Rp 667 per Saham, Catat Jadwalnya

United Tractors Tbk (UNTR) berencana membagikan dividen tunai interim. Rencana tersebut sesuai dengan keputusan direksi yang telah disetujui dewan komisaris pada 26 September 2024.

Liputan6.com, Jakarta United Tractors Tbk (UNTR) berencana membagikan dividen tunai interim. Rencana tersebut sesuai dengan keputusan direksi yang telah disetujui dewan komisaris pada 26 September 2024.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (28/9/2024), besaran dividen interim yang akan dibagikan yakni senilai Rp 2,42 triliun atau Rp 667 per saham. Pembagian dividen tunai interim mengacu pada laporan keuangan perseroan per 30 Juni 2024.

Pada paruh pertama tahun ini, perseroan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 9,53 triliun. Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaanya sebesar Rp 70,52 triliun dengan total ekuitas sebesar Rp 91,4 triliun.

Lebih lanjut, berikut jadwal pembagian dividen UNTR:

  • Tanggal Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 7 Oktober 2024
  • Tanggal Ex Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 8 Oktober 2024
  • Tanggal Cum Dividen di Pasar Tunai: 9 Oktober 2024
  • Tanggal Ex Dividen di Pasar Tunai: 10 Oktober 2024
  • Tanggal Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai: 9 Oktober 2024
  • Tanggal Pembayaran Dividen: 24 Oktober 2024
2 dari 3 halaman

Transisi Pemerintah Jokowi ke Prabowo, IHSG Bisa Tembus 8.000?

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan pergerakan menarik belakangan ini. IHSG sempat beberapa kali sentuh rekor all time high (ATH), sebelum terkoreksi imbas penurunan pada saham BREN.

Sebelumnya, analis memperkirakan IHSG berpotensi menembus level 8.000 pada akhir tahun, seiring dengan ekspektasi penurunan suku bunga acuan, baik oleh The Fed maupun Bank Indonesia (BI). Chief Retail Officer Syailendra Capital, Victor Teja mencermati, sinyal IHSG ke 8.000 akan terlihat lebih jelas usai pergantian presiden pada Oktober mendatang.

"Kita tunggu adalah Oktober, Oktober tanggal 20, di mana ada pelantikan presiden, dan kita tunggu kabinetnya seperti apa disitu ya, dan disitu baru bisa kita ukur," kata Victor kepada wartawan, Kamis (26/9/2024).

Pasar memang menanti susunan kabinet pada pemerintahan Prabowo. Pasalnya, beredar wacana Prabowo hendak menambah jumlah menterinya menjadi 44–54 menteri. Ada kementerian yang dipecah, ada kemenko baru, dan ada badan baru. Namun apapun rencananya, pelaku pasar berharap pihak yang ditunjuk berasal dari kalangan profesional.

"Mungkin pembagian kue pasti ada, tapi kalau bisa yang seprofesional mungkin. Dan sepertinya wacana tanpa oposisi juga bisa terjadi. Tapi ada atau tidaknya oposisi bukan berarti buruk atau enggak. Dengan kata lain, yang paling penting kestabilan politik, keamanan," kata Victor.

Lebih lanjut, Victor mencermati pemilihan presiden AS pada November. Dalam perhitungannya, IHSG pada Oktober relatif stagnan dan akan mulai rally pada November yang berlanjut pada Desember. Untuk saat ini, Victor mencermati sektor yang menarik dicermati antara lain ada perbankan.

"Yang sekarang sudah mulai terlihat pasti banking sektor, terus consumer. Kemudian telco, tapi gak terlalu banyak. Telekom carilah yang memang ada corporate action. Sedangkan properti mungkin agak lagging ya, agak lambat. Pada saat penurunan suku bunga akan diuntungkan, tapi masih belum (untuk sekarang)," ulas Victor.

 

3 dari 3 halaman

IHSG Terpangkas 0,48%, Investor Asing Jual Saham Rp 1,8 Triliun

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot pada perdagangan Rabu, 25 September 2024. Koreksi IHSG itu didorong sektor saham keuangan.

Mengutip Antara, Kamis (26/9/2024), IHSG turun  37,59 poin atau 0,48 persen ke posisi 7.740,89. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 8,26 poin atau 0,84 persen ke posisi 977,15. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing lepas saham Rp 1,8 triliun. Dengan demikian, sepanjang 2024, aksi beli saham oleh investor asing mencapai Rp 55,50 triliun.

Dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa regional Asia bergerak mixed (variatif) yang tampaknya di topang paket stimulus ekonomi dari bank sentral China (PBoC).

"PBoC meluncurkan paket stimulus moneter yang komprehensif untuk menghidupkan kembali ekonomi dan memulihkan kepercayaan pasar," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.

Hal itu sebagai upaya untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi China sekitar 5 persen pada 2024 sehingga bank sentral China (PBoC) meluncurkan langkah-Langkah baru untuk mendukung pertumbuhan ekonominya. Langkah-langkah tersebut termasuk pemotongan rasio persyaratan cadangan sebesar 50 bps dan menurunkan suku bunga fasilitas pinjaman jangka menengah sebesar 30 basis poin menjadi 2 persen.

Â