Liputan6.com, Jakarta Saham perbankan menarik dicermati di tengah siklus penurunan suku bunga. Secara garis besar, pemangkasan suku bunga terutama BI rate adakan berdampak pada turunnya Cost of Fund bank sehingga berdampak positif terhadap profitabilitas bank.
Selain itu, penurunan suku bunga akan membuka ruang bagi bank menurunkan suku bunga kredit dan mengakselerasi pertumbuhan kredit.
Baca Juga
Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) dan Bank Indonesia (BI) secara bersamaan menurunkan suku bunga acuan. The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75-5,0%. Pemangkasan ini lebih besar dari ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan penurunan 25 bps.
Advertisement
Sementara, BI mengambil keputusan serupa dengan menurunkan suku bunga acuan BI Rate dari 6,25% menjadi 6%. Selain itu, suku bunga Deposit Facility dipangkas menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75%.
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer mencermati saham-saham buku IV menarik dicermati seperti saham Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).
"BBRI memiliki fundamental kuat dan masih di valuasi di harga yang cukup fair," kata Khaer kepada Liputan6.com, Rabu (2/10/2024).
Selain itu saham second liner di sektor perbankan seperti Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) dinilai memiliki potensi turn arround performa dengan sentimen suku bunga.
"BTPS juga masih diperdagangkan dengan valuasi yang masih cenderung undervalue," imbuh Khaer.
Rekomendasi
Lebih lanjut, Khar merekomendasikan trading buy pada saham BBRI dengan Tp 5.325. Sementara untuk BTPS, trading buy dengan Tp 1.330.
Perlu diketahui, asing beberapa waktu lalu melakukan aksi jual pada saham BBRI. Pengamat pasar modal Teguh Hidayat meyakini aksi jual asing ini hanya sementara. Ke depannya, Teguh memperkirakan investor asing akan kembali ke pasar RI, terutama jika suku bunga baik oleh The Fed maupun Bank Indonesia (BI) kembali turun.
Meski begitu, ada hikmah di balik aksi jual oleh asing, yakni valuasi saham BBRI menjadi atraktif lagi, sementara kinerjanya dinilai masih baik dan prospek cerah seiring penurunan suku bunga. Sehingga, meski asing ramai-ramai keluar dari RI, Teguh mengatakan mereka akan segera menyadari bahwa tidak semua saham big caps di BEI bermasalah.
Pada situasi ini, Teguh menegaskan harga beli maksimal yang disarankan untuk BBRI saat ini adalah PER 11–12 kali, setara Rp 4.700 - 5.100 per saham. "Jadi kalau kemarin-kemarin anda mau masuk tapi ketinggalan kereta, maka sekarang boleh siap-siap," ujar Teguh.
Â
Kemungkinan Penurunan
Di sisi lain BBRI juga bisa saja lanjut turun sampai ke PER 10 kali atau setara harga 4.000–4.200. Meski begitu, Teguh menerangkan bahwa sentimen perbankan saat ini sudah berbeda dengan April–Mei lalu ketika suku bunga sedang tinggi-tingginya. Dia juga mencermati adanya potensi window dressing dan sentimen dividen yang mewarnai akhir tahun ini.
Senada, Investment Analyst Lead Stockbit, Edi Chandren menilai pemangkasan suku bunga berpotensi memberikan sentimen positif terhadap beberapa sektor yang sensitif terhadap suku bunga.
Pertama, perbankan, di mana penurunan biaya pendanaan (CoF) dapat berdampak positif pada Net Interest Margin (NIM) perbankan. "Untuk sektor ini, saham jagoan Stockbit Sekuritas ada BMRI, BNGA, da NISP," ulas Edi.
Advertisement