Sukses

Volume Transaksi Bursa Karbon Indonesia Kalahkan Malaysia

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman mengungkapkan dalam satu tahun terakhir, Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) menunjukkan pertumbuhan signifikan dengan akumulasi volume transaksi yang berhasil mengalahkan Malaysia.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman mengungkapkan dalam satu tahun terakhir, Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) menunjukkan pertumbuhan signifikan dengan akumulasi volume transaksi yang berhasil mengalahkan Malaysia. 

"Kita patut optimistis dengan capaian ini, mengingat di tengah tantangan perdagangan karbon yang dialami banyak negara, akumulasi volume transaksi masih lebih tinggi dibandingkan negara lain seperti Bursa Karbon Malaysia dan Bursa Karbon Jepang," kata Iman dalam acara Peringatan Satu Tahun Bursa Karbon Indonesia, Kamis (3/10/2024).

Selama tahun pertama beroperasi, sejak 26 September 2023 IDXCarbon mencatatkan kenaikan jumlah Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) yang diperdagangkan dari 459.953 ton CO2e menjadi sebesar 613.894 ton CO2e, dengan nilai transaksi meningkat dari Rp 29,21 miliar menjadi Rp 37,06 miliar. 

“Dari jumlah volume transaksi tersebut, sebanyak total 420.029 ton CO2e telah digunakan (dilakukan retirement). Hal ini menunjukkan mulai meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang perdagangan karbon serta perannya dalam upaya melawan perubahan iklim,” kata Iman dalam acara Peringatan Satu Tahun Bursa Karbon Indonesia, Kamis (3/10/2024). 

Selain itu, saat ini telah terdapat 3 proyek SPE-GRK yang telah dicatatkan di IDXCarbon yaitu proyek Pertamina Geothermal Lahendong, PLTGU di Muara Karang milik PLN, dan PLTM di Gunung Wugul milik grup PLN. 

 

2 dari 2 halaman

Unit Karbon

Dengan hadirnya proyek-proyek tersebut, unit karbon yang dicatatkan bertumbuh dari 842.950 ton CO2e pada 26 September 2023 menjadi 1.777.141 ton CO2e pada 26 September 2024, dengan jumlah unit karbon tersedia setelah retirement sebanyak 1.357.112 ton CO2e. 

Adapun, dalam periode yang sama, jumlah pengguna jasa juga bertumbuh cukup signifikan dari hanya 16 Pengguna Jasa di hari peluncuran menjadi 81 Pengguna Jasa. 

"Kami berharap segala upaya yang dilakukan bersama dapat memberikan manfaat positif bagi perkembangan perdagangan karbon di Indonesia, membantu pencapaian target NDC Indonesia di 2030, dan memastikan kelangsungan bumi yang lebih sehat untuk masa depan yang lebih baik,” pungkas Iman.