Sukses

IHSG Merosot 0,74%, Investor Asing Jual Saham Rp 2,5 Triliun

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di level tertinggi 7.595,57 dan level terendah 7.501,21 pada perdagangan Rabu, 9 Oktober 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot pada perdagangan saham Rabu, 9 Oktober 2024. Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang tertekan dan aksi jual saham oleh investor asing.

Mengutip data RTI, IHSG merosot 0,74 persen ke posisi 7.501,28. Indeks LQ45 turun 0,87 persen ke posisi 931,12. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.595,57 dan level terendah 7.501,21. Sebanyak 334 saham melemah sehingga menekan IHSG. 237 saham menguat dan 228 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.212.241 kali dengan volume perdagangan 34,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham tercatat Rp 12,9 triliun.

Pada perdagangan Rabu pekan ini, investor asing jual saham mencapai Rp 2,53 triliun.Meski demikian, investor asing masih membukukan aksi beli Rp 44,37 triliun pada 2024.

Pada perdagangan Rabu pekan ini, tercatat transaksi saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mencapai Rp 2,1 triliun di pasar negosiasi. Saham BUKA melonjak 24,79 persen ke posisi Rp 146 per saham. Harga saham BUKA ditransaksikan di level tertinggi dan terendah Rp 250 per saham. Total Frekuensi perdagangan sebanyak delapan kali dengan volume perdagangan 1.344.935.000 saham.

Di pasar regular, saham BUKA turun 5,44 persen ke posisi Rp 139 per saham. Harga saham BUKA dibuka stagnan di posisi Rp 147 per saham. Harga saham BUKA ditransaksikan di posisi tertinggi Rp 150 dan terendah Rp 132 per saham. Total frekuensi perdagangan 23.651 kali dengan volume perdagangan 157.342.592 saham. Nilai transaksi Rp 2,4 triliun.

Koreksi IHSG terjadi seiring seluruh sektor saham tertekan. Sektor saham energi dan properti memimpin pelemahan dengan turun 0,76 persen. Sektor saham teknologi merosot 0,74 persen. Lalu sektor saham basic tergelincir 0,54 persen, sektor saham industri susut 0,59 persen, sektor saham consumer nonsiklikal merosot 0,65 persen.

Selanjutnya sektor saham consumer siklikal turun 0,63 persen, sektor saham kesehatan turun 0,01 persen, dan sektor saham keuangan melemah 0,64 persen. Sedangkan sektor saham infrastruktur turun 0,04 persen dan sektor saham transportasi melemah 0,34 persen.

2 dari 3 halaman

Top Gainers-Losers

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

  • Saham LEAD melonjak 26,50 persen
  • Saham TAXI melonjak 25 persen
  • Saham JSPT melonjak 24,82 persen
  • Saham SKBM melonjak 24,75 persen
  • Saham BCIC melonjak 18,18 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

  • Saham BTEK merosot 25 persen
  • Saham MTFN merosot 16,67 persen
  • Saham KREN merosot 12,50 persen
  • Saham REAL merosot 11,11 persen
  • Saham ASMI merosot 10 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

  • Saham BBRI senilai Rp 1,5 triliun
  • Saham BBCA senilai Rp 594,3 miliar
  • Saham BMRI senilai Rp 539,3 miliar
  • Saham BBNI senilai Rp 380,2 miliar
  • Saham BUKA senilai Rp 322,4 miliar

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

  • Saham AWAN tercatat 94.345 kali
  • Saham BSBK tercatat 78.467 kali
  • Saham BBRI tercatat 42.680 kali
  • Saham BDKR tercatat 35.616 kali
  • Saham BUKA tercatat 23.643 kali
3 dari 3 halaman

Bursa Saham Asia Pasifik

Bursa saham China alami aksi jual di tengah perdagangan yang bergejolak di bursa saham Asia Pasifik pada perdagangan Rabu, 9 Oktober 2024.

Mengutip CNBC, indeks CSI 300 merosot 7,05 persen, dan akhiri kenaikan dalam 10 hari berturut-turut. Indeks saham ditutup ke level 3.955,98. Indeks Hang Seng di Hong Kong merosot 1,7 persen. Indeks Hang Seng catat penurunan terburuk dalam 16 tahun, dan ditutup merosot 9,41 persen.

Sedangkan indeks Nikkei 225 menguat 0,87 persen ke posisi 39.277,96. Indeks Topix bertambah 0,3 persen ke posisi 2.707,24.

Di Australia, indeks ASX 200 naik tipis 0,13 persen ke posisi 8.187,4. Adapun investor fokus pada keputusan kebijakan Reserve Bank of New Zealand dan Reserve Bank of India. Adapun bank sentral Selandia Baru memangkas suku bunga acuan turun 50 basis poin menjadi 4,75 persen. Sedangkan Reserve Bank of India mempertahankan suku bunga 6,5 persen.