Sukses

Bursa Saham Asia Ceria Sambut Akhir Pekan

Berlawanan dengan wall street, bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat, 11 Oktober 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat (11/10/2024). Penguatan bursa saham Asia Pasifik ini tidak sejalan dengan wall street yang melemah seiring investor mencerna laporan inflasi Amerika Serikat (AS).

Mengutip CNBC, investor di Asia juga fokus pada keputusan kebijakan dari Bank of Korea pada Jumat pekan ini. Bank sentral Korea Selatan akan memangkas suku bunga pertama sejak Maret 2022, menurut jajak pendapat Reuters. Bank sentral menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,25 persen.

Selain itu, Kementerian Keuangan China dijadwalkan mengadakan konferensi pers pada Sabtu, pukul 10 pagi waktu setempat. Sesi pengarahan yang sangat dinanti-nantikan tersebut diharapkan akan mengungkap paket stimulus fiskal baru karena Beijing berupaya meningkatkan ekonominya.

Adapun indeks Nikkei 225 di Jepang melompat 0,3 persen. Sedangkan indeks Topix bertambah 0,16 persen. Indeks Kospi di Korea Selatan menguat 0,8 persen, dan indeks Kosdaq mendaki 0,4 persen. Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 21.274, lebih tinggi dari penutupan sebelumnya di posisi 21.251,98. Indeks ASX di Australia melemah 0,19 persen.

Di wall street, indeks S&P 500 melemah 0,21 persen dan ditutup ke posisi 5.780,05. Indeks Dow Jones merosot 0,14 persen dan ditutup ke posisi 42.454,12. Indeks Nasdaq terpangkas 0,05 persen dan ditutup ke posisi 18.282,05.

Di sisi lain, indeks harga konsumen Amerika Serikat (AS) naik 0,2 persen secara bulanan, sehingga inflasi tahunan tumbuh menjadi 2,4 persen dari tahun sebelumnya. Inflasi itu lebih tinggi dari perkiraan kenaikan bulanan 0,1 persen dan tingkat tahun ke tahun sebesar 2,3 persen, menurut jajak pendapat Reuters.

Tingkat inflasi tahunan meski yang terendah sejak Februari 2021, hal itu menambah kekhawatiran kalau the Federal Reserve (the Fed) mungkin memperlambat laju pemangkasan suku bunga pada masa mendatang.

2 dari 3 halaman

Penutupan IHSG pada 10 Oktober 2024

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Kamis Sore ini. Pelemahan IHSG dipimpin oleh saham-saham sektor teknologi. IHSG ditutup melemah 21,20 poin atau 0,28 persen ke posisi 7.480,08. Sementara indeks LQ45 turun 2,36 poin atau 0,25 persen ke posisi 928,76.

"Bursa saham regional Asia menguat sejalan dengan tren penguatan bursa Amerika Serikat (AS) yang di topang hasil risalah The Fed," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dikutip dari Antara, Kamis (10/10/2024).

Dalam risalah tersebut menunjukkan dukungan para pembuat kebijakan untuk melanjutkan pemangkasan suku bunga.

Di sisi lain pasar juga mengurangi ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed yang agresif, seiring dengan menunjukkan tidak semua pejabat The Fed setuju dengan penurunan yang agresif.

Presiden Dallas Fed Bank Lorie Logan menginginkan pengurangan yang lebih kecil mengingat risiko kenaikan inflasi yang masih nyata dan ketidakpastian prospek ekonomi.

Pelaku pasar memperkirakan pemangkasan sebesar 25 basis poin dilakukan sebagai upaya menyeimbangkan keyakinan inflasi dengan kekhawatiran pasar tenaga kerja.

Sementara itu, dari China, Bank Sentral China (PBoC) memberikan dukungan untuk pasar dengan meluncurkan fasilitas yang menawarkan akses perusahaan ke likuiditas senilai 70,6 miliar dolar AS untuk meningkatkan kepercayaan pada ekonomi.

Langkah ini bertujuan untuk menyalurkan lebih banyak likuiditas ke pasar saham, yang mana sebelumnya Petinggi PBoC- Pan Gongsheng mengungkapkan langkah tersebut akan secara signifikan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengakses dana guna membeli saham.

3 dari 3 halaman

Sentimen Lainnya

Dari dalam negeri, menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo-Gibran pada pekan depan tampaknya menjadi perhatian pasar.

Pelaku pasar menantikan siapa yang akan duduk sebagai menteri dalam Kabinet Prabowo Subianto.

Pelaku pasar berharap pemilihan sebagai menteri paham akan situasi global saat ini sehingga akan menjaga perekonomian nasional dan juga Menteri yang sejalan dengan visi dan misi presiden sehingga ini mempermudah langkah presiden baru masa transisi dan menjaga keberlanjutan agar dapat berjalan dengan lebih cepat.

Sebelumnya, Prabowo terlihat memilih keberlanjutan kebijakan dengan mayoritas incumbet menteri diprediksi akan kembali masuk ke kabinet baru.

Video Terkini