Sukses

Alasan BEI Perpanjang Batas Waktu Free Float hingga 2025

BEI memperpanjang waktu pemenuhan minimum rasio free float sebesar 10 persen untuk evaluasi konstituen indeks IDX30, LQ45 dan IDX80.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan perpanjangan pemenuhan minimum rasio free float sebesar 10 persen untuk evaluasi konstituen indeks IDX30, LQ45 dan IDX80.

Pengumuman ini tertuang dalam Nomor Peng-00210/BEI.POP/10-2024. Hal itu merujuk pada pengumuman PT Bursa Efek Indonesia No.peng-00058/BEI.POP/03-24 pada 27 Maret 2024 perihal penyesuaian kriteria evaluasi indeks IDX30, LQ45 dan IDX80. Selain itu, BEI juga mempertimbangkan dinamika pasar terkini serta memberi kesempatan kepada perusahaan tercatat untuk memenuhi ketentuan minimum rasio free float.

Seiring hal itu, BEI memperpanjang waktu pemenuhan minimum rasio free float sebesar 10 persen untuk evaluasi konstituen indeks IDX30, LQ45 dan IDX80.

Ketentuan ini semula pada evaluasi indeks Oktober 2024 dan efektif pada hari bursa pertama November 2024 menjadi akan berlaku pada evaluasi indeks Oktober 2025. “Efektif pada hari bursa pertama November 2025,” tulis PH Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI Rendy Ridwansyah dan Kepala Divisi Riset BEI Verdi Ikhwan.

Pembukaan IHSG pada 14 Oktober 2024

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada perdagangan Senin, 14 Oktober 2024. IHSG menguat di tengah mayoritas sektor saham yang menghijau dan bursa saham Asia menguat.

Mengutip data RTI, IHSG dibuka stagnan di posisi 7.520,60. Pada pukul 09.28 WIB, IHSG naik 0,31 persen ke posisi 7.543. Indeks LQ45 naik 0,37 persen ke posisi 936. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 7.554,36 dan level terendah 7.518,88. Sebanyak 223 saham menguat dan 194 saham melemah. 197 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 211.372 kali dengan volume perdagangan 3,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1,3 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.586.

 

 

2 dari 5 halaman

Sektor Saham

Mayoritas sektor saham menghijau. Sektor saham energi naik 0,21 persen, sektor saham basic mendaki 0,45 persen, sektor saham consumer nonsiklikal naik 0,29 persen dan sektor saham consumer siklikal menguat 0,35 persen.

Sementara itu, sektor saham keuangan bertambah 0,31 persen, sektor saham teknologi melesat 0,33 persen, sektor saham infrastruktur naik 0,18 persen dan sektor saham transportasi menanjak 0,15 persen.

Selain itu, sektor saham kesehatan turun 0,89 persen, sektor saham industri terpangkas 0,49 persen, sektor saham properti tergelincir 0,18 persen dan sektor saham teknologi melemah 0,06 persen.

Pada awal sesi perdagangan, saham BBTN turun 0,34 persen ke posisi Rp 1.445 per saham. Harga saham BBTN dibuka stagnan di posisi Rp 1.450 per saham. Harga saham BBTN berada di level tertinggi Rp 1.450 dan level terendah Rp 1.440 per saham. Total frekuensi perdagangan 766 kali dengan volume perdagangan 29.308 saham. Nilai transaksi Rp 4,2 miliar.

Saham KAEF stagnan di posisi Rp 725 per saham. Harga saham KAEF dibuka stagnan di posisi Rp 725 per saham. Harga saham KAEF berada di level tertinggi Rp 730 dan level terendah Rp 720 per saham. Total frekuensi perdagangan 72 kali dengan volume perdagangan 1.703 saham. Nilai transaksi Rp 123,3 juta.

3 dari 5 halaman

Geger Saham BREN Tak Penuhi Free Float hingga Terdepak dari FTSE, BEI Godok Aturan Baru

Sebelumnya,Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana melakukan perubahan aturan mengenai saham beredar atau free float. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menjelaskan, inisiatif ini berkaca pada ketentuan free float yang membuat saham BREN dikeluarkan dari indeks FTSE.

Penghapusan saham BREN pada indeks FTSE disebutkan lantaran empat pemegang saham mengendalikan 97 persen dari total saham yang diterbitkan oleh Barito Renewables Energy. Hal ini tidak memenuhi ketentuan mengenai free float restrictions yang berkaitan dengan konsentrasi pemegang saham utama (high shareholder concentration).

"Berkaitan dengan ketentuan free float, saat ini kami juga sedang melakukan kajian dan pendalaman untuk usulan penyesuaian, khususnya mengenai ketentuan free float saat pencatatan perdana," kata Nyoman kepada wartawan, Selasa (24/9/2024).

Salah satu hal yang dipertimbangkan Bursa adalah terkait kriteria kepemilikan saham yang diperhitungkan sebagai free float saat pencatatan perdana. Di mana Bursa ingin memfokuskan pada jumlah saham yang ditawarkan kepada publik.

"Hal itu akan kami tuangkan dalam rancangan perubahan peraturan dan akan kami mintakan pertimbangan kepada publik," imbuh Nyoman.

Mengenai penghapusan BREN dari indeks FTSE, Bursa enggan berkomentar lebih. Nyoman mengatakan, ketentuan untuk dapat masuk ke dalam indeks FTSE Russell equity indices diatur oleh FTSE Russell.

Sehingga keputusan tersebut merupakan wewenang dari pihak FTSE Russell untuk menentukan saham mana yang dapat masuk ke dalam indeks tersebut sesuai dengan ketentuan yang dimiliki.

"Bursa Efek Indonesia (BEI) senantiasa melakukan evaluasi dan pengembangan atas peraturan Bursa agar tetap relevan terhadap kondisi terkini dalam dinamika pasar modal dengan tetap memperhatikan aspek perlindungan investor, peningkatan kualitas perusahaan tercatat dan daya tarik serta best practices diantara bursa global lainnya," pungkas Nyoman.

 

4 dari 5 halaman

Manajemen BREN Angkat Bicara Usai Terdepak dari Indeks FTSE

Sebelumnya, manajemen PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) memberikan penjelasan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait saham BREN yang keluar dari indeks FTSE dan mendorong saham BREN turun hampur 20 persen.

Mengutip keterbukaan informasi ke BEI, ditulis Senin (23/9/2024), perseroan menjelaskan mengenai empat pemegang saham yang memiliki 97 persen saham BREN. Empat pemegang saham  berdasarkan prospectus IPO itu antara lain PT Barito Pacific Tbk sebesar 64,66 persen, Green Era Energy Pte Ltd sebesar 23,60 persen, Jupiter Tiger Holdings sebesar 4,36 persen dan Prime Hill Funds sebesar 4,36 persen.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Barito Renewables Energy Merly menuturkan, pihaknya sudah sampaikan secara resmi kepada bursa dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada proses penerbitan saham perdana atau initial public offering (IPO) pada 2023.

"Pada saat IPO, kepemilikan saham oleh empat pemegang saham tersebut adalah sebagaimana yang telah diungkapkan di dalam pernyataan pendaftaran prospectus dan dokumen lainnya untuk keperluan IPO,” tulis Merly.

Setelah IPO hingga 19 September 2024, terdapat perubahan sebagaimana yang diuraikan antara lain kepemilikan saham BREN oleh PT Barito Pacific Tbk tetap 64,66 persen. Demikian juga kepemilikan saham BREN oleh Green Energy Pte Ltd tetap 23,60 persen.

Sementara itu, kepemilikan saham BREN oleh Jupiter Tiger Holdings turun menjadi 3,941 persen dari sebelumnya 4,365 persen. Lalu Prime Hill Funds menjadi 3,761 persen dari 4,365 persen. Dengan demikian total jumlah kepemilikan saham per 19 September 2024 yang disediakan oleh KSEI menjadi 95,97 persen dari sebelumnya 97 persen.

5 dari 5 halaman

Saham Free Float

Merly juga menyampaikan, pihaknya telah memberikan informasi lengkap mengenai status pengendalian dan afiliasi dari semua pihak yangt ercatat sebagai pemegang saham Perseroan sebelum dan pada saat IPO pada 2023. “Kami tidak menambahkan informasi baru karena semua sudah sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku serta terungkap dalam laporan yang relevan,” ujar Merly.

Selain itu, berdasarkan data harian per 19 September 2024 yang disediakan untuk emiten oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah saham yang memenuhi persyaratan free float berdasarkan ketentuan bursa adalah sebesar 15.601.235.234 saham atau 11,66 persen.

Merly menyampaikan, jumlah ini tidak mengalami perubahan yang signifikan dibandingkan dengan persentase free float berdasarkan prospectus IPO yang menyebutkan jumlah saham free float adalah sebanyak 15.694.413.334 saham atau 11,73 persen.

"Perseroan akan terus memantau kepatuhan terhadap aturan free float yang ditetapkan oleh bursa,” ujar Merly.

Terkait high shareholder concentration, Merly mengatakan, FTSE Russell merupakan lembaga independen yang memiliki kriteria, persyaratan dan aturan yang diterapkan sebelum memutuskan masuk atau keluarnya suatu saham dalam indeks FTSE.

"Dalam hal ini, Perseroan bersifat pasif dan tidak memiliki kewenangan apapun yang dapat mempengaruhi keputusan yang diterbitkan FTSE,” ujar dia.

 

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Bursa Efek Indonesia atau BEI adalah salah satu tempat yang memperjualbelikan saham, obligasi, dan sebagainya di Indonesia.

    BEI

  • Free Float