Liputan6.com, Jakarta Reksa dana pasar uang BRI Gamasteps Pasar Uang (BRI Gamasteps) milik BRI Manajemen Investasi (BRI-MI) melanjutkan kinerja positif. Kali ini, kinerja positif ditunjukkan melalui jumlah Dana Kelolaan (Asset Under Management/AUM) per tanggal 11 Oktober 2024 yang berhasil menembus Rp2,04 triliun atau tumbuh sebesar 473% dibandingkan per Desember 2023, sebesar Rp355 miliar.
Ini merupakan lanjutan dari pencapaian signifikan di sepanjang 2024 untuk produk BRI Gamasteps, yang juga mendukung kemajuan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Baca Juga
"Pencapaian ini tidak hanya mencerminkan kinerja Reksa Dana BRI Gamasteps yang positif, tetapi juga bagaimana kami terus berupaya untuk menghadirkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar," ujar Direktur Utama BRI-MI Tina Meilina dikutip Rabu (16/10/2024).
Advertisement
Tina menambahkan bahwa melalui BRI Gamasteps, BRI-MI berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
“BRI Gamasteps bertujuan menjadi platform investasi yang mendukung pembangunan kampus, serta meningkatkan literasi investasi seluruh civitas di Universitas Gadjah Mada (UGM). Hal ini ini sejalan dengan komitmen BRI-MI untuk membantu masyarakat agar semakin melek finansial untuk wujudkan masa depan,” tambahnya.
Catatkan Imbal Hasil yang Optimal
Dari sisi kinerja produk, hingga 11 Oktober 2024, produk BRI Gamasteps menghasilkan imbal hasil sebesar 4,52%, lebih tinggi dari Indeks Reksa Dana Pasar Uang Infovesta yang mencatatkan 3,66% pada periode yang sama. Angka ini menunjukkan bahwa produk tersebut mampu bersaing dan memberikan hasil yang lebih baik dari rata-rata pasar.
"Kami selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi para investor. Dengan hasil yang positif ini, kami berharap dapat terus menjaga konsistensi kinerja dan tetap menjadi pilihan yang dipercaya oleh masyarakat,” tambahnya.
Sebagai informasi, produk ini dirancang untuk menawarkan keamanan dan likuiditas bagi para investor yang menginginkan investasi jangka pendek dengan risiko rendah. Dengan pencapaian AUM Rp2,04 triliun, BRI Gamasteps semakin menunjukkan perannya sebagai pilihan yang solid bagi mereka yang ingin menjaga stabilitas keuangan.
Masuk Suku Bunga Rendah, Bagaimana Prospek Investasi Reksa Dana?
Direktur Investasi BNI Asset Management (BNI-AM), Putut Endro Andanawarih mengungkapkan memasuki era suku bunga rendah, aset investasi reksa dana berpotensi memiliki kinerja positif.
"Ada peluang investasi saat penurunan suku bunga karena bagus untuk ekonomi. Reksa dana saham juga menarik. Naik dan turunnya market, itu positif untuk investor," kata Putut dalam acara dalam acara seremonial penandatangan kerja sama BNI-AM dan Bank BTPN, Rabu (9/10/2024).
Putut menambahkan, ketika kondisi suku bunga tinggi artinya ekonomi sedang kontraksi yang membuat investor biasanya lebih memilih indeks-indeks defensif. Sedangkan ketika suku bunga rendah, investor lebih memilih indeks yang lebih agresif karena ada pelonggaran ekonomi.
Adapun untuk sentimen dalam negeri terkait peralihan pemerintah, menurut Putut pasar reksa dana masih bisa positif jika peralihan dilakukan secara mulus.
"Market akan makin optimis ketika kabinet mulai terbentuk dan program-program Pemerintahan baru telah berjalan,” ujar dia.
Selain itu Putut menjelaskan, belakangan ini instrumen investasi reksa dana berbasis indeks saham dan reksadana pendapatan tetap semakin diminati oleh para investor retail di Indonesia terutama di era trend penurunan suku bunga, PWC bahkan memprediksikan Asset Under Management (AUM) reksa dana pasif di US akan terus bertumbuh sebesar 44 - 58 persen sampai 2030.
Advertisement
Tips Investasi Reksa Dana Saham saat IHSG Lesu
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau berada di zona merah dalam beberapa waktu terakhir. Pada perdagangan hari ini, Rabu 9 Oktober 2024, IHSG turun 0,74 persen ke posisi 7.501,285. Dalam sepekan terakhir, IHSG turun 0,82 persen.
Head of IPOT Fund, Dody Mardiansyah menegaskan bagi para pemegang reksa dana saham, situasi ini tidak harus menjadi alasan untuk panik. untuk itu, dia berbagi kiat penting agar investor tetap tenang dan bijak dalam berinvestasi reksa dana saham, meski IHSG sedang lesu.
Pertama, fokus pada jangka panjang. Penurunan IHSG bersifat sementara dan merupakan bagian dari dinamika pasar yang normal. Mengingat reksa dana saham adalah instrumen investasi jangka panjang, investor yang tetap fokus pada tujuan jangka panjangnya akan lebih mampu menghadapi fluktuasi pasar dengan tenang.
Tips selanjutnya, jangan terburu-buru menjual. Saat IHSG turun, banyak investor yang tergoda untuk menjual investasinya karena takut kerugian lebih lanjut.