Sukses

Intip Harga Saham ARNA Hari Ini 18 Oktober 2024 Usai Menguat dalam 2 Hari

Harga saham PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) telah menguat dua hari beruntun. Berikut pergerakan saham ARNA pada Jumat, 18 Oktober 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) ditutup stagnan pada sesi pertama perdagangan saham Jumat, 18 Oktober 2024. Hal ini setelah saham ARNA catat penguatan dalam dua hari.

Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan sesi pertama, Jumat, 18 Oktober 2024, harga saham ARNA stagnan di posisi Rp 765 per saham. Harga saham ARNA dibuka stagnan di posisi Rp 765 per saham. Harga saham ARNA berada di level tertinggi Rp 775 dan terendah Rp 750 per saham. Total frekuensi perdagangan 617 kali dengan volume perdaganga 36.992 saham. Nilai transaksi harian Rp 2,8 miliar.

Pergerakan saham ARNA itu terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik tipis pada sesi pertama, Jumat, 18 Oktober 2024. IHSG menguat 0,01 persen ke posisi 7.735,97. IHSG berada di level tertinggi 7.790,71 dan terendah 7.718,67.

Sebanyak 264 saham menguat dan 259 saham melemah. 261 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 751.408 kali dengan volume perdagangan 13,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5,5 triliun.

Sebelumnya, harga saham ARNA menguat dalam dua hari berturut-turut pada 16 dan 17 Oktober 2024. Masing-masing harga saham ARNA naik 5,84 persen dan 5,52 persen.

Padahal pada Senin,14 Oktober 2024, harga saham ARNA merosot 0,72 persen ke posisi Rp 685 per saham. Sedangkan pada 15 Oktober 2024 ditutup stagnan di posisi Rp685 per saham.

Selama sepekan, harga saham ARNA melonjak 10,87 persen. Sejak awal tahun, harga saham ARNA sudah naik 15,04 persen.

Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, kenaikan harga saham ARNA seiring peraturan yang baru-baru ini dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan untuk mengenakan bea masuk antidumping pada produk ubin keramik dari China terhadap 32 perusahaan untuk 24 Oktober 2024-23 Oktober 2029.

Sementara itu, dalam ulasan riset PT MNC Sekuritas menyebutkan rekomendasi. Buy on Weakness Saham ARNA menguat 5,52% ke 765 disertai peningkatan volume pembelian. "Kami memperkirakan, posisi ARNA saat ini sedang berada di awal wave 3 dari wave (5)," demikian seperti dikutip. 

Berikut rekomendasi saham ARNA dari MNC Sekuritas:

Buy on Weakness: 725-755

Target Price: 840, 905

Stoploss: below 705

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 4 halaman

Halau Impor Keramik China, Sri Mulyani Terbitkan Aturan Bea Masuk Anti Dumping

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati resmi menerbitkan aturan terkait pengenaan bea masuk anti dumping terhadap produk impor ubin keramik dari China.

Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 70 Tahun 2024 yang diteken Sri Mulyani pada 9 Oktober 2024 dan diundangkan pada 14 Oktober 2024.

Peraturan ini berlaku selama lima tahun terhitung sejak tanggal berlakunya peraturan Menteri ini, dan berlaku setelah 10 hari kerja terhitung sejak tanggal diundangkan.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki), Edy Suyanto mengapresiasi kehadiran dan keberpihakan pemerintah dalam melindungi industri keramik nasional dari tindakan kecurangan perdagangan berupa dumping dari keramik impor asal China.

“Kami tetap memandang positif meskipun besaran BMAD yang ditetapkan hanya berkisar 35% - 50%, dimana besaran tarif tersebut masih di bawah harapan Asaki yang bisa menyerupai negara-negara lain seperti Mexico dan Amerika Serikat dengan besaran diatas 100%,” kata Edy melalui keterangan resminya di Jakarta, Kamis (17/10).

Menurut Edy, kehadiran BMAD ini akan menjadi awal kebangkitan Kembali industri keramik nasional yang telah tercidera berat hampir 10 tahun terakhir akibat praktek dumping dan telah mengakibatkan sejumlah pabrik berhenti berproduksi serta tingkat utilisasi produksi nasional mengalami penurunan.

“Kami berharap perpanjangan Bea Masuk Tindakan Pengamanan atau safeguard juga bisa tepat waktu di bulan November mendatang, karena sangat dibutuhkan untuk melengkapi presentase BMAD yang kurang maksimal,” ungkapnya.

Edy menyebut bahwa pasca penerapan BMAD atas impor ubin keramik asal China dan dukungan Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 36 Tahun 2024 tentang SNI Wajib akan segera memulihkan tingkat utilisasi produksi keramik nasional yang saat ini berada di level 63% dapat beranjak naik ke level 67-68% di akhir tahun 2024.

“Asaki memasang target utilisasi produksi nasional tahun 2025 di level 80% dan tahun 2026 di kisaran level 90%,” ujar Edy.

 

3 dari 4 halaman

Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi terpasang industri keramik nasional menempati peringkat 4 besar produsen keramik dunia sebesar 675 juta meter persegi per tahun, di bawah China, India, dan Brazil.

“Namun, secara kapasitas produksi aktual kita masih tertinggal dan berada di nomor 8 besar dunia. Asaki menargetkan tahun 2025 bisa masuk sebagai Top 5 Manufacturing Countries versi Ceramic Wolrd Review,” jelas Edy.

Selain itu, Asaki juga berharap bisa menjadi tuan rumah yang baik di negeri sendiri dan optimis dapat mendukung program pemerintahan baru Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka di dalam pembangunan rumah rakyat 3 juta per tahun yang tentunya membutuhkan produk-produk bahan bangunan seperti ubin keramik, genteng keramik dan sanitary ware yang tergabung di dalam anggota Asaki.

 

4 dari 4 halaman

Tarik Investasi Baru

Edy menyakini, kehadiran BMAD, kebijakan SNI Wajib dan BMTP akan menarik investasi baru, baik dari domestic maupun luar negeri terutama investor dari China. Asaki juga siap menyambut kehadiran pemain-pemain baru yang akan menanamkan modalnya di Indonesia dan menciptakan lapangan kerja baru.

“Mari kita bersaing secara fair, kita adu efisiensi dan inovasi. Saya yakin kita pemain lokal tidak akan kalah bersaing,” tegasnya.

Menurut Edy, kesempatan untuk ekspansi terbuka lebar dimana tingkat konsumsi keramik per kapita Indonesia masih dibawah rata-rata konsumsi keramik dunia per kapita yang berada di level 2,5 m2/kapita dan rata-rata konsumsi keramik per kapita di Malaysia dan Thailand sudah di atas 3 m2/kapita.

“Bahkan, Vietnam dan China sudah di atas 5 m2/kapita,” ujar Edy.

 

Video Terkini